Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Mengejar Belas Kasih dan Pengampunan Tuhan - Kamis, 19 September 2024

Kamis, 19 September 2024, Biasa
1 kor 15:1-11
Luk 7:36-50

Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: “Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.” Lalu Yesus berkata kepadanya: “Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu.” Sahut Simon: “Katakanlah, Guru.” “Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?” Jawab Simon: “Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya.” Kata Yesus kepadanya: “Betul pendapatmu itu.” Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: “Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: “Dosamu telah diampuni.” Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: “Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?” Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: “Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!” (Luk 7:36-50)


Mengejar Belas Kasih dan Pengampunan Tuhan

Saudara-saudari terkasih, perikop Injil dan bacaan hari ini mengajak kita untuk berlomba untuk memperoleh belas kasih dan pengampunan Tuhan. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan memperhatikan tiga hal: Pertama, sadar akan keberdosaan dan mau melakukan silih pribadi atas kesalahan. Tentang ini dapat kita angkat lewat kisah kedatangan seorang perempuan pendosa berat kepada Yesus disaksikan oleh orang-orang Farisi. Nama perempuan itu tidak disebutkan; mungkin Maria Magdalena, seorang yang diduga sebagai pelacur. Dengan melacur, ia tentu melakukan dosa yang sangat berat di hadapan Tuhan dan sesama. Orang-orang seperti dia biasanya disingkirkan dari kehidupan masyarakat Yahudi. Maria Magdalena tahu itu. Dan memang begitu terjadi. Syukur bahwa Maria Magdalena menyadari keberdosaannya, serta mau bertobat. Kesadaran itu mendorong Maria untuk datang kepada Yesus yang sedang berada dan makan di rumah seorang Farisi yang mengundang-Nya. Sebagai tanda sesalnya, ia menangis  hingga air matanya membasahi kaki Yesus dan kemudian menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. Maria mengungkapkan penyesalan mendalam atas segala dosanya hingga rela menyeka kaki Yesus dengan mahkotanya (rambutnya). Selain itu, Maria Magdalena, mencium kaki Yesus, dan meminyakinya dengan minyak wangi, sebagai simbol untuk kematian Yesus. 
Kedua, kita mesti sadar akan betapa besarnya belas kasih Allah kepada kita pendosa. Silih yang dilakukan Maria Magdalena terhadap Yesus merupakan ungkapan keyakinannya bahwa Tuhan lewat Yesus Sang Putra akan menghapus segala dosa dan kekurangannya. Maria percaya bahwa Tuhan sangat berbelas kasih kepada orang yang mau menyadari dosanya serta mau bertobat meninggalkan dosa itu. Dalam bacaan pertama, Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa Kristus telah wafat karena dosa kita. Belas kasih Allah ditandai dengan pemberian Putra-Nya kepada kita sebagai tebusan bagi dosa. Hal itu terjadi lewat sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Perayaannya kita nyatakan dalam ekaristi dan sakramen Tobat. Keyakinan akan belas kasih dan pengampunan Tuhan hendaknya semakin mendorong kita untuk mencintai ekaristi dan sakramen lainnya, khususnya Sakramen Tobat. 
Ketiga, mau mengampuni sesama. Tak dapat dipungkiri bahwa orang lain juga bisa bersalah kepada kita. Maka perlu ada sikap pengampunan, yakni menghilangkan sikap benci dan tabiat buruk suka menghakimi. Pengalaman memperoleh pengampunan pasti sangat membantu kita untuk berkembang, percaya diri dan juga mau mengampuni. Jika kita mau diampuni, kita juga tentu harus mau mengampuni atau memaafkan yang lain. Kaum Farisi dalam Injil dicela oleh Yesus karena merasa diri tidak berdosa, dan tidak mau mengampuni Maria Magdalena. Mereka merasa paling saleh, tetapi sesungguhnya tidak menceminkan wajah Allah yang maha beas kasih dan pengampun.
Sekali lagi, mari kita berlomba untuk mendapat pengampunan dan belas kasih dari AllahDengan memperoleh pengampunan, kita akan memperoleh sukacita dan Bahagia Kerajaan Surga. . Ajakan Sri Paus kepada para imam untuk melayankan Sakramen Tobat kepada semua umat dengan penuh kasih berada dalam konteks ini. Semoga kita pun kelak menikmatinya. Tuhan memberkati! Pace e bene!

Pater Yoseph Sinaga, OFM Cap.
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting