
Saat keadaan sek’lilingku, ada di luar kemampuanku, kuberdiam diri mencariMu, doa mengubah segala sesuatu. Saat kenyataan di depanku, mengecewakan perasaanku, ku menutup mata memandangMu, s’bab doa mengubah segala sesuatu. Doa orang benar, bila didoakan, dengan yakin besar kuasanya. Dan tiap doa yang lahir dari iman, berkuasa menyelamatkan. S’perti mata air di tanganMu, mengalir kemanapun Kau mau, tiada yang mustahil di mataMu, doa mengubah segala sesuatu. Lirik lagu ini mau mengatakan bahwa doa yang sungguh-sungguh lahir dari iman yang benar, pasti akan mendatangkan keselamatan bagi yang memohonkannya.
Hari ini dalam injil, Yesus berdoa kepada Bapa-Nya untuk para murid yang akan ditinggalkan-Nya. Doa Yesus ini pertama-tama merupakan suatu bentuk ucapan syukur sebab Bapa senantiasa hadir dalam seluruh perjalanan hidup-Nya di dunia ini. Yesus menyadari bahwa segala sesuatu yang telah dibuat-Nya di dunia ini adalah untuk menghadirkan Kerajaan Allah yang akan mendatangkan keselamatan kepada manusia. Dan Yesus memilih murid-murid untuk membantu Dia menyebarluaskan Kerajaan Allah ke seluruh dunia. Inilah latarbelakang mengapa Yesus memohon kepada Bapa-Nya berkat untuk para murid yang akan melanjutkan tugas perutusan sebagai pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia.
Doa syukur agung Yesus ini jugalah yang menjadi dasar doa orang Kristen. Doa Kristen merupakan hubungan perjanjian antara Allah dan manusia di dalam Kristus. Ia sekaligus sebagai tindakan Allah dan tindakan manusia. Dia berasal dari Roh Kudus dan dari kita. Dalam persatuan dengan kehendak manusiawi, Putra Allah terjelma, doa mengarahkan diri sepenuhnya kepada Bapa (KGK no. 2564). Dalam Perjanjian Baru, doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tidak terhingga baiknya, bersama Putra-Nya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus (KGK no. 2565).
Dalam setiap doa, selalu ada dua dimensi yang ditekankan, yakni dimensi ilahi dan dimensi humani (manusiawi). Dalam doa, kita mengangkat hati dan budi kepada Allah di mana kita berkomunikasi, berbicara dan menjalin relasi yang intim dengan-Nya (dimensi ilahi). Kita memang tidak dapat bertemu atau melihat Allah secara langsung, tetapi kita dapat merasakan bahkan melihat-Nya dengan mata iman. Dalam doa yang sungguh-sungguh, kita pasti bisa melihat Allah dan Dia pasti hadir dalam doa kita bila kita menjalin relasi yang intim dengan-Nya. Selain itu, apa yang kita doakan harus menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup kita. Doa yang kita sampaikan harus diwujudkan dalam tindakan nyata setiap hari, dan bahkan hidup kita harus bisa menjadi doa bagi orang lain(dimensi humani).

Maka, bagaimana seharusnya sikap kita dalam berdoa? Doa merupakan ungkapan hati, di mana kita mengarahkan hati kepada Tuhan, menyerahkan diri secara total kepada-Nya. Sikap pertama yang harus kita lakukan adalah mensyukuri segala anugerah Tuhan kepada kita. Segala hal yang telah kita terima dari-Nya, baik suka maupun duka, harus kita serahkan kepada Tuhan dan kita syukuri sebagai anugerah terindah dari-Nya untuk kita. Dalam ucapan syukur itulah tampak kesungguhan iman kita kepada Allah.
Kedua, ungkapkanlah isi hatimu, permohonanmu tentang hal-hal yang kamu butuhkan dalam hidupmu. Prinsip utama dalam meminta adalah bahwa kita berada di bawah yang sedang mengharapkan sesuatu dari yang kita minta. Maka, ketika menyampaikan permohonan, kita harus merendahkan diri serendah-rendah-Nya supaya Allah mau berbelaskasih dan bermurahhati serta memandang kita yang sedang membutuhkan pertolongan.
Ketiga, jangan pernah menuntut Allah untuk memberikan segala sesuatu yang kita minta. Jangan pernah marah, kecewa, jengkel apalagi meninggalkan Allah ketika doa kita tidak terkabulkan. Allah telah terlebih dahulu tahu apa yang kita butuhkan, sebelum kita meminta daripada-Nya. Dia tahu mana yang terbaik untuk kita. Maka, ketika doa kita belum terjawab, itu artinya Allah sedang mempersiapkan yang terbaik untuk kita di kemudian hari. Kita memang menyangka bahwa yang sedang kita mohonkan kepada Tuhan adalah yang terbaik untuk kita. Padahal menurut Allah tidaklah demikian. Tuhan telah mengatur dan mempersiapkan yang terbaik bagi kita, yang hari dan waktunya tidak dapat kita duga-duga. Dari kita hanya dituntut sikap iman dan percaya bahwa Allah memberikan yang terbaik untuk kita masing-masing.

Namun, sebagai manusia lemah, kita masih sering gagal dan tak mampu melaksanakan apa yang seharusnya dituntut dari sikap doa kita. Maka, sekarang saatnya kita mengubah haluan hidup kita kepada doa yang benar. Mari meninggalkan keegoisan pribadi kita yang terlalu menuntut Allah, mengubah pola pikir dan memperbaharui sikap iman kita di hadapan Allah. Dan mari kita menjadikan diri kita sebagai doa yang hidup yang berguna bagi kita dan bagi kebaikan orang lain. Dengan demikian, doa orang benar yang disampaikan dengan iman dan kepercayaan yang benar akan mendatangkan keselamatan. Semoga. Amin.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!