Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga

Renungan Harian Katolik: Sabtu, 13 Desember 2025

Pw St. Lusia, Perawan dan Martir

Sir 48:1-4.9-11 Mzm 80:2-3.15-16.18-19; Mat 17:10-13

Tema: “Cahaya yang Menerangi Kegelapan: Kesaksian Martir dalam Iman yang Teguh”


Pengantar

St. Lusia, pada hari peringatannya, menghadirkan figur seorang wanita muda yang dengan keberanian luar biasa menerangi kegelapan zamannya melalui kesaksian hidupnya yang penuh iman. Renungan hari ini mengaitkan gambaran tentang Elia, nabi yang menyalakan api Tuhan, dengan Lusia yang menjadi cahaya Kristus di tengah persekusi. Kita diundang untuk mempertanyakan: Bagaimana saya menjadi cahaya dalam kegelapan zaman saya?

Bacaan 1 (Sirakh 48:1-4.9-11)

Kitab Sirakh memuji Elia sebagai nabi yang hebat, "yang menyalakan api Tuhan," dan yang "dengan api yang menyala-nyala menundukkan para nabi musuh." Elia bangkit dari kematian untuk memulihkan belas kasihan Tuhan kepada Israel, untuk mengembalikan hati para bapak kepada anak-anak mereka, dan mempersiapkan hati untuk Tuhan menjelang kedatangan Mesias. Inti pesan ini adalah: Nabi-nabi sejati dipanggil untuk menjadi api yang menyalakan perubahan, untuk memulihkan hubungan yang rusak, dan untuk mempersiapkan umat bagi kehadiran Tuhan.

Bacaan Injil (Matius 17:10-13)

Murid-murid bertanya kepada Yesus: "Mengapa para ahli Taurat mengatakan bahwa Elia harus datang terlebih dahulu?" Yesus menjawab bahwa Elia memang akan datang dan memulihkan segala sesuatu, tetapi ia sudah datang dalam diri Yohanes Pembaptis, dan orang-orang tidak mengenalinya dan melakukan kepadanya apa yang mereka kehendaki. Demikian pula, Anak Manusia akan menderita oleh mereka. Inti pesan ini adalah: Mereka yang datang untuk mempersiapkan jalan Tuhan sering tidak dikenali dan dianiaya, namun peran mereka tetap penting dalam rencana keselamatan Tuhan.

Korelasi Bacaan 1 dan Injil

Sirakh memuji Elia sebagai api yang menyalakan perubahan dan pemulihan; Matius menunjukkan bahwa mereka yang datang sebagai penerus tugas mulia itu, seperti Yohanes Pembaptis, sering mengalami penolakan dan penganiayaan. St. Lusia, sebagai martir, adalah wujud dari kesadaran ini: dia menerima panggilan untuk menjadi cahaya Kristus dalam zamannya, tetapi cahaya itu dinyalakan melalui kematian. Keduanya mengajarkan bahwa pelayanan sejati kepada Tuhan sering memerlukan pengorbanan, namun nilainya abadi.

Pesan Pastoral

  • Panggilan untuk Menjadi Cahaya dalam Kegelapan. Nama "Lusia" berasal dari kata Latin "lux" yang berarti cahaya. Dalam Adven, saat dunia sedang gelap secara harfiah (hari-hari semakin pendek), St. Lusia mengingatkan kita bahwa setiap orang Kristen dipanggil untuk menjadi cahaya. Cahaya itu bukan tentang kesempurnaan atau kepahlawanan dramatis, melainkan kesaksian hidup, cara kita berbicara, berbuat, dan mencintai dalam situasi sehari-hari. Adven adalah waktu untuk bertanya: Bagaimana aku menjadi cahaya untuk keluargaku, komunitasku, dan dunia sekelilingku?
  • Ketegaran dalam Iman Meskipun Menghadapi Penolakan. Yohanes Pembaptis mempersiapkan jalan bagi Kristus, namun ditolak dan dibunuh. St. Lusia, dengan tekad yang sama untuk melayani Tuhan, menghadapi martir dengan ketenangan hati. Pesan ini mengajarkan kita bahwa kesetiaan kepada Tuhan tidak dijamin dengan popularitas atau kesuksesan duniawi. Tetapi kesetiaan itu bermakna, itu mengubah orang dan membentuk sejarah penebusan. Dalam kehidupan kita, panggilan itu mungkin sederhana: tetap setia dalam hal-hal kecil, berbicara kebenaran dengan cinta meskipun ditentang, dan memilih Tuhan daripada kenyamanan.
  • Api Iman Menyala Terang Melalui Pengorbanan dan Cinta. Elia menyalakan api Tuhan; Lusia menerangi kegelapan zamannya dengan cahaya iman, bahkan pada saat kematiannya. Keduanya menunjukkan bahwa cahaya sejati bukan berasal dari kekuatan duniawi, melainkan dari pemilihan untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya. Dalam Adven, saat kita mempersiapkan diri untuk menyambut Kristus, kita diundang untuk menyalakan api iman kita sendiri, melalui doa yang tulus, cinta tanpa syarat, dan kesediaan untuk mengorbankan kenyamanan pribadi demi kebaikan orang lain. Itulah cahaya sejati yang mengubah dunia [psl].

Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2025. Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting