Yes 40:25-31 Mzm 103:1-4.8.10 Mat 11:28-30
Tema: “Kekuatan Baru dari Allah yang Lembut”
Setiap orang mengalami masa letih, jenuh, dan kehilangan
arah. Kita mungkin merasa kuat, tetapi dalam perjalanan panjang kehidupan,
kekuatan manusiawi selalu memiliki batas. Hari ini, liturgi mengajak kita
melihat bahwa Allah tidak hanya memberi kekuatan baru, tetapi melakukannya
dengan cara yang sangat lembut: Ia tidak memaksa, melainkan mengundang. Ketika
kita mengandalkan-Nya, kita menemukan kembali daya hidup rohani yang sempat
hilang.
Bacaan Pertama (Yes 40:25-31)
Nabi Yesaya menegaskan keagungan Allah yang tiada tara.
Allah digambarkan sebagai Pencipta yang memanggil bintang-bintang satu per satu
dan memperkenalkan semuanya. Bagi bangsa Israel yang sedang terpuruk, Allah
menegaskan bahwa Ia tidak pernah menjadi letih atau lelah. Justru Ia yang
memberi kekuatan kepada yang tidak berdaya dan menambahkan semangat kepada yang
lemah. Mereka berharap kepada Tuhan akan mendapat kekuatan baru: terbang
seperti rajawali, berlari tanpa menjadi letih, berjalan tanpa lesu.
Bacaan Kedua (Mat 11:28-30)
Yesus menyampaikan undangan yang sangat pribadi: “Marilah
kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat.” Ia menawarkan kelegaan,
bukan dengan menyelesaikan masalah, tetapi dengan memberikan kuk yang
ringan—kuk yang dipikul bersama-Nya. Yesus menunjukkan bahwa kerendahan hati
dan kelembutan adalah jalan untuk menemukan ketenteraman jiwa. Kuk-Nya menjadi
ringan karena kita belajar berjalan dalam irama-Nya, bukan dalam beban kita
sendiri.
Korelasi Bacaan 1 dan Bacaan 2
Yesaya dan Injil sama-sama menegaskan bahwa Allah adalah
sumber kekuatan, namun keduanya menampilkan dua sisi wajah Allah: keagungan-Nya
yang memberi daya hidup (Yesaya) dan kelembutan-Nya yang memberi ketenteraman
(Injil). Allah yang Mahakuasa justru hadir dengan belas kasih dalam diri Yesus
yang mengundang kita untuk beristirahat di dalam-Nya. Kekuatan baru yang
menjanjikan Yesaya menemukan kepenuhannya dalam undangan Yesus untuk bersandar
dan belajar pada-Nya. Dalam pengharapan dan sikap rendah hati, manusia
menemukan kembali kekuatan untuk berjalan bersama Tuhan.
Pesan Pastoral
- Datanglah
kepada Tuhan dengan segala kelemahan, sebab Ia tidak pernah menolak
hati yang letih; justru di sanalah Ia menumbuhkan kekuatan baru.
- Belajarlah
dari kelembutan Yesus, yang mengajarkan bahwa ketenteraman lahir
sejati dari kerendahan hati dan kesediaan memikul kuk bersama-Nya.
- Percayakan
perjalanan hidup kepada Allah, sebab Ia yang memanggil bintang satu
per satu juga memelihara hidup kita dan menuntun kita agar tidak
kehilangan daya. [psl]






Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!