Yes 11:1-10; MT 72,1-2.7-8.12-13.17; Rm 15:4-9 dan Mat 3:1-12
Masa Adven selalu mengajak kita untuk
mempersiapkan hati demi kedatangan Tuhan. Namun persiapan itu bukan sekedar
lahiriah, melainkan terutama batiniah: memperbarui cara hidup, membuka ruang
bagi rahmat, dan membiarkan Tuhan memimpin hidup kita. Bacaan-bacaan hari ini
menghadapkan kita pada tiga gambaran: janji Mesias yang membawa damai
(Yesaya) , panggilan hidup rukun dalam pengharapan (Roma), dan seruan
pertobatan Yohanes Pembaptis (Matius). Ketiganya mengantarkan kita pada
satu arah: hati yang siap menyambut Raja Damai.
Bacaan I – Yesaya 11:1-10
Yesaya menubuatkan kemunculan seorang
“tunas dari tunggul Isai” sebuah gambaran Mesias yang berasal dari keluarga
Daud. Mesias itu akan: Dipenuhi Roh Tuhan , yaitu roh hikmat,
pengertian, nasihat, keperkasaan, pengetahuan, dan takut akan Tuhan; Memerintah
dengan keadilan bagi yang lemah , bukan dengan penilaian lahiriah; Membawa
suatu tatanan damai , di mana serigala hidup bersama domba, dan seluruh
ciptaan hidup dalam harmoni; Menjadi panji-panji bagi bangsa-bangsa;
melalui Dia, seluruh umat manusia mencari Tuhan.
Nubuat ini menegaskan bahwa Mesias
datang untuk menciptakan dunia baru yang dipenuhi keadilan dan kedamaian.
Bacaan II – Roma 15:4-9
Dalam surat Roma, Paulus menegaskan
bahwa: Kitab Suci ditulis untuk menumbuhkan pengharapan; Allah adalah
sumber ketekunan dan penghiburan, yang memampukan umat untuk hidup rukun;
Kristus datang bagi orang Yahudi dan juga bangsa-bangsa lain, agar semua
dapat memuliakan Allah; Kerukunan dan kesatuan umat dikeluarkan pada penerimaan
mutual seperti Kristus telah menerima semua orang. Paulus mengajak jemaat
untuk menjadikan Kristus sebagai dasar persatuan dan pengharapan.
Korelasi Bacaan I dan Bacaan II
Yesaya menubuatkan kedatangan Mesias
yang membawa keadilan, kedamaian, dan harapan . Paulus melihat nubuat itu
telah digenapi dalam diri Kristus , yang menyatukan bangsa-bangsa dan
memberi mereka pengharapan.
Dengan demikian: Yesaya → Mesias
yang akan datang membawa damai; Paulus → Mesias itu telah datang dan
mempersatukan semua orang. Keduanya menunjuk pada suatu kenyataan: Damai
sejati hanya mungkin bila hati mengkonversi dan kembali kepada Tuhan ,
tetap seperti yang diserukan Yohanes Pembaptis dalam Injil.
Injil – Matius 3:1-12
Yohanes Pembaptis tampil di padang
gurun dengan suara yang keras namun penuh kebenaran: “Bertobatlah, sebab
Kerajaan Surga sudah dekat!”
Ciri-ciri pewartaannya: Ia
mempersiapkan umat untuk menyambut Mesias; Ia mewujudkan pertobatan konkret,
bukan simbolis; Ia mengingatkan akan penghakiman: kapak sudah tersedia di akar,
dan gandum akan dipisahkan dari sekam; Ia menegaskan bahwa Mesias yang datang
akan membaptis dengan Roh Kudus dan api, suatu pembaruan yang menyentuh
hati.
Panggilan Yohanes menempatkan kita
pada inti persiapan: pertobatan yang nyata.
Korelasi Bacaan I dan Bacaan Injil
Yesaya berbicara tentang Mesias yang
dipenuhi Roh Tuhan. Yohanes Pembaptis justru mempersiapkan jalan agar Mesias
dikenal dan disambut. Jika Yesaya memberi gambaran tentang dunia yang damai,
Yohanes menunjukkan syaratnya: pertobatan.
Pesan Pastoral
- Persiapkanlah Hati, Bukan Hanya Perayaan. Adven bukan hanya tentang lilin, dekorasi, atau kegiatan rohani. Yohanes mengajak kita memulai dari hati: membuang egoisme, meninggalkan dosa, dan membuka ruang bagi damai Kristus.
- Jadilah Pembawa Damai dalam Lingkungan Hidup. Yesaya memaparkan visi dunia baru yang harmonis. Kita dipanggil untuk mewujudkannya dalam skala kecil: dalam keluarga, komunitas keagamaan, paroki, dan masyarakat. Damai bukan muncul dari kata-kata, melainkan dari sikap dan keputusan.
- Peganglah Pengharapan dan Kesatuan. Paulus mengingatkan bahwa pengharapan tumbuh dari Kitab Suci dan kesatuan lahir dari Kristus. Di tengah perbedaan dan tantangan zaman, marilah kita tetap berharap pada Tuhan dan merawat kerukunan sebagai wujud [psl]






Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!