Yes 41:13-20 Mzm 145:1.9-13 Mat 11:11-15
Dalam hidup rohani, kita sering mengalami rasa kecil, lemah,
dan tidak berdaya. Namun Kitab Suci hari ini menegaskan bahwa keberanian bukan
berasal dari kemampuan diri, melainkan dari Allah yang selalu menopang. Ketika
Dia bersabda “Jangan takut”, itu bukan sekadar penghiburan, tetapi undangan
untuk melangkah dengan keyakinan bahwa penyelenggaraan-Nya mendahului segala
usaha kita.
Bacaan Pertama, Yesaya 41:13–20
Nabi Yesaya menyampaikan sabda penghiburan bagi Israel yang
merasa seperti “cacing Yakub”, bangsa kecil dan tak diperhitungkan. Allah
menegaskan bahwa Dialah yang memegang tangan umat-Nya, memberikan kekuatan, dan
mengubah kelemahan menjadi daya ilahi. Gambaran padang gurun yang berubah
menjadi taman subur menandakan bahwa kuasa Allah mampu mengubah situasi paling
tandus sekalipun menjadi sumber kehidupan baru. Intinya, Allah hadir sebagai
penolong yang setia dan bertindak nyata dalam sejarah umat-Nya.
Bacaan Kedua, Matius 11:11–15
Yesus menyatakan keunggulan Yohanes Pembaptis sebagai yang
terbesar di antara para nabi karena ia menjadi jembatan menuju kedatangan
Mesias. Namun Yesus menambahkan bahwa yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih
besar daripada Yohanes, menegaskan realitas baru yang dibawa oleh Kristus.
Pernyataan mengenai Kerajaan Surga yang sejak dulu “diserong” atau
“diperebutkan” menunjukkan bahwa karya keselamatan menuntut keberanian, sikap
tegas, dan kesediaan untuk mendengarkan suara Allah, sebagaimana Yohanaes menjadi
“Elia yang akan datang”.
Korelasi Bacaan 1 dan Bacaan 2
Kedua bacaan ini sama-sama menampilkan dua dinamika: Allah
yang bertindak dan manusia yang menanggapi. Dalam Yesaya, Allah
berinisiatif memegang tangan umat-Nya, meneguhkan, dan mengubah keadaan. Dalam
Injil, Yohanes Pembaptis adalah figur manusia yang merespons inisiatif Allah
dengan keberanian dan ketaatan radikal. Allah menopang, manusia melangkah. Tanpa
tindakan Allah, usaha manusia menjadi sia-sia; tanpa respons manusia, rahmat
Allah tidak berbuah. Keduanya menegaskan bahwa kehidupan iman adalah kerja
sama: rahmat ilahi dan pilihan bebas manusia yang berani.
Pesan Pastoral
Hari ini kita diajak untuk tidak menyerah pada perasaan kecil atau tidak mampu.
- Allah tidak meminta kesempurnaan, tetapi ketaatan dan keberanian seperti Yohanes Pembaptis. Apa pun situasi yang kita hadapi, entah rasa takut, kelesuan, atau ketidakpastian, Allah tetap memegang tangan kita dan menegaskan, “Jangan takut, Akulah yang menolong engkau.”
- Tugas kita adalah melangkah, percaya, dan bersedia dipakai-Nya. Di tengah dunia yang sering menantang iman, keberanian untuk setia, mendengarkan, dan bersaksi menjadi wujud konkret bahwa Kerajaan Allah sedang bekerja melalui kita [psl].






Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!