Rehat: Minggu, 30 November 2025; Minggu Adven I – A
Yes
2:1-5 Mzm 122:1-2.4-9 Rm 13:11-14; Mat 24:37-44
Masa Adven membuka tahun liturgi
dengan undangan untuk berjaga. Gereja mengajak kita memulai perjalanan rohani
dengan sikap hati yang penuh harapan, mawas diri, dan kesiapsiagaan. Kita bukan
sekadar merayakan perayaan kelahiran Kristus, tetapi juga kedatangan-Nya yang
pasti di akhir zaman. Bacaan hari ini mengajak kita bangun dari keterlenaan dan
masuk ke dalam terang Tuhan.
Uraian Kitab Suci
Bacaan I – Yesaya 2:1-5
Nabi Yesaya menyampaikan visi
eskatologis tentang Gunung Tuhan sebagai pusat damai sejati. Bangsa-bangsa
berbondong-bondong datang untuk belajar hukum Tuhan. Gambaran pedang yang
ditempa menjadi mata bajak menandai transformasi radikal dari kekerasan menuju
damai. Ungkapan “Marilah, kita berjalan dalam terang Tuhan” adalah panggilan
moral untuk hidup sesuai kehendak-Nya, bukan hanya menunggu secara pasif.
Bacaan II – Roma 13:11-14
Paulus menegaskan urgensi
spiritual: “Saatnya telah tiba untuk bangun dari tidur.” Kata “tidur” menunjuk
pada kelengahan moral—hidup menurut keinginan daging, pesta pora, kecemaran,
iri hati. Orang beriman diajak mengenakan “perlindungan terang” dan seolah-olah
hidup-olah sudah berada di siang hari, yakni dalam terang kasih Kristus.
Injil – Matius 24:37-44
Yesus mengingatkan murid-murid
agar berjaga seperti pada zaman Nuh: banyak orang yang sibuk dengan rutinitas
sehingga lalai melihat tanda-tanda zaman. Kedatangan Anak Manusia akan datang
tanpa diduga—seperti pencuri di malam hari. Waspada berarti hidup dengan
kesadaran bahwa setiap saat adalah kesempatan untuk menyambut-Nya.
Korelasi Seluruh Bacaan
Semua bacaan yang menggiring
kita pada satu pesan: hidup dalam terang berarti kewaspadaan.Yesaya
menampilkan visi dunia yang diperbarui oleh damai Tuhan; Paulus menekankan
perubahan hidup konkret sebagai respons terhadap terang itu; Yesus menegaskan
bahwa kesiapsiagaan harus menjadi gaya hidup murid-Nya. Terang Tuhan bukan
sekadar cita-cita, tetapi sebuah tuntutan moral untuk meninggalkan kegelapan.
Adven menggabungkan nuansa
pengharapan, pertobatan, dan kewaspadaan. Kita berjalan menuju Gunung Tuhan
(Yesaya), mengenakan perlengkapan terang (Paulus), dan bersiap menyambut Tuhan
yang datang (Injil).
Pesan Pastoral
- Bangun dari Kelengahan Rohani. Tinggalkan
kebiasaan yang membuat kita jauh dari Tuhan, keterikatan pada kesenangan,
kekerasan hati, atau rutinitas tanpa arah.
- Hidup di Terang. Mulailah hari-hari Adven
dengan karya kecil namun terang: doa yang disiplin, sikap damai, peka
terhadap sesama, dan kejujuran dalam tindakan.
- Berjaga dengan Hati yang Siap Menyambut Tuhan. Waspada
bukan berarti takut, tetapi hidup dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan hadir
dalam setiap lompatan dan akan datang kembali dalam kemuliaan.






Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!