Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga

Renungan Harian Katolik, 20 November 2025

Bacaan Kitab Suci: 1Mak 2:15-29 Mzm 50:1-2.5-6.14-15; Luk 19:41-44

Tema: “Kesetiaan yang Menyelamatkan”

Pengantar

Kesetiaan kepada Tuhan bukan hanya soal bertahan dalam iman, melainkan juga kemampuan untuk membaca tanda-tanda zaman dan mengambil sikap yang tepat di hadapan Allah. Kesetiaan yang sejati membawa pada keselamatan, sedangkan ketidakpekaan rohani dapat menjerumuskan seseorang pada kehilangan yang besar. Bacaan hari ini memperlihatkan bagaimana sikap hati menentukan apakah seseorang berada pada jalan keselamatan atau pada jalan kehancuran.

1. Inti Bacaan Pertama – 1Mak 2:15-29

Matatias dan keluarganya menolak perintah raja yang memaksa mereka meninggalkan hukum Tuhan. Ketika banyak orang Israel tunduk kepada kekuasaan duniawi, Matatias justru tampil berani menolak penyembahan berhala dan tetap setia menjalankan perintah Allah. Tindakannya memicu kebangkitan bagi mereka yang ingin mempertahankan tradisi leluhur dan hukum Allah.

Inti pesannya: Kesetiaan kepada Allah lebih tinggi dari tuntutan kekuasaan manusia; Keberanian satu orang dapat menggerakkan kesetiaan banyak orang; Ketaatan kepada hukum Tuhan adalah dasar identitas umat beriman.

2. Inti Bacaan Injil – Luk 19:41-44

Ketika mendekati Yerusalem, Yesus menangisi kota itu karena mereka tidak menyadari saat Allah melawat mereka. Ketidakpekaan rohani bangsa itu akhirnya membawa mereka pada kehancuran. Yesus menubuatkan masa depan suram yang akan menimpa Yerusalem karena mereka menolak jalan damai yang ditawarkan Allah.

Inti pesannya: Ketidakpekaan rohani dapat membuat seseorang kehilangan rahmat Allah, Tuhan selalu datang menawarkan damai; tetapi manusia sering menutup hati; Ada konsekuensi ketika seseorang menolak jalan keselamatan.

 3. Korelasi Kedua Bacaan

Kedua bacaan menampilkan kontras antara kesetiaan yang menyelamatkan dan ketidakpekaan rohani yang membawa kehancuran. Matatias dan keluarganya menunjukkan bahwa kesetiaan kepada Tuhan membawa pembaruan dan menggugah banyak orang untuk kembali pada hukum Allah. Yerusalem, sebaliknya, menjadi simbol bangsa yang menolak panggilan Allah dan akhirnya menuai akibatnya.

Keduanya mengajak kita melihat bahwa keselamatan bukan hanya perkara iman yang diucapkan, tetapi sikap hati yang peka terhadap kehadiran dan kehendak Allah dalam hidup.

 4. Pesan Pastoral

1)   Kesetiaan bukan sekadar menjaga tradisi, tetapi keberanian membaca tanda-tanda Tuhan dalam hidup kita.

2)    Jangan menunda pertobatan; setiap hari Tuhan melawat kita dalam berbagai cara.

3)    Seorang beriman dipanggil untuk lebih taat pada suara Tuhan daripada tekanan dunia.

4)    Kepekaan rohani harus terus dipelihara melalui doa, firman, dan kesetiaan pada sakramen.

5)    Mari belajar dari Matius untuk mempertahankan iman, dan dari peringatan Yesus bagi Yerusalem agar tidak menutup hati terhadap keselamatan.

psl
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2025. Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting