Bacaan Kitab Suci: 1Mak 2:15-29 Mzm 50:1-2.5-6.14-15; Luk 19:41-44
Tema: “Kesetiaan yang Menyelamatkan”
Pengantar
Kesetiaan kepada Tuhan bukan
hanya soal bertahan dalam iman, melainkan juga kemampuan untuk membaca
tanda-tanda zaman dan mengambil sikap yang tepat di hadapan Allah. Kesetiaan
yang sejati membawa pada keselamatan, sedangkan ketidakpekaan rohani dapat menjerumuskan
seseorang pada kehilangan yang besar. Bacaan hari ini memperlihatkan bagaimana
sikap hati menentukan apakah seseorang berada pada jalan keselamatan atau pada
jalan kehancuran.
1. Inti Bacaan Pertama – 1Mak 2:15-29
Matatias dan keluarganya menolak
perintah raja yang memaksa mereka meninggalkan hukum Tuhan. Ketika banyak orang
Israel tunduk kepada kekuasaan duniawi, Matatias justru tampil berani menolak
penyembahan berhala dan tetap setia menjalankan perintah Allah. Tindakannya
memicu kebangkitan bagi mereka yang ingin mempertahankan tradisi leluhur dan
hukum Allah.
Inti
pesannya: Kesetiaan kepada Allah lebih tinggi dari tuntutan kekuasaan
manusia; Keberanian satu orang dapat menggerakkan kesetiaan banyak orang; Ketaatan
kepada hukum Tuhan adalah dasar identitas umat beriman.
2. Inti Bacaan Injil – Luk 19:41-44
Ketika mendekati Yerusalem,
Yesus menangisi kota itu karena mereka tidak menyadari saat Allah melawat
mereka. Ketidakpekaan rohani bangsa itu akhirnya membawa mereka pada
kehancuran. Yesus menubuatkan masa depan suram yang akan menimpa Yerusalem
karena mereka menolak jalan damai yang ditawarkan Allah.
Inti
pesannya: Ketidakpekaan rohani dapat membuat seseorang kehilangan rahmat
Allah, Tuhan selalu datang menawarkan damai; tetapi manusia sering menutup hati;
Ada konsekuensi ketika seseorang menolak jalan keselamatan.
Kedua
bacaan menampilkan kontras antara kesetiaan yang menyelamatkan dan ketidakpekaan
rohani yang membawa kehancuran. Matatias dan keluarganya menunjukkan
bahwa kesetiaan kepada Tuhan membawa pembaruan dan menggugah banyak orang untuk
kembali pada hukum Allah. Yerusalem, sebaliknya, menjadi simbol bangsa
yang menolak panggilan Allah dan akhirnya menuai akibatnya.
Keduanya mengajak kita melihat
bahwa keselamatan bukan hanya perkara iman yang diucapkan, tetapi sikap hati
yang peka terhadap kehadiran dan kehendak Allah dalam hidup.
1) Kesetiaan
bukan sekadar menjaga tradisi, tetapi keberanian membaca tanda-tanda Tuhan
dalam hidup kita.
2) Jangan
menunda pertobatan; setiap hari Tuhan melawat kita dalam berbagai cara.
3) Seorang
beriman dipanggil untuk lebih taat pada suara Tuhan daripada tekanan dunia.
4) Kepekaan
rohani harus terus dipelihara melalui doa, firman, dan kesetiaan pada sakramen.
5) Mari belajar dari Matius untuk mempertahankan iman, dan dari peringatan Yesus bagi Yerusalem agar tidak menutup hati terhadap keselamatan.




Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!