Selasa, 17 September 2024, Pesta Stigmatisasi St. Fransiskus
Gal 6:14-18
Luk 9:23-26
Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.” (Luk 9:23-26)
Saudara-saudari terkasih, satu dari sekian orang kudus yang menerima stigmata (kelima luka) Yesus Kristus adalah St. Fransiskus dari Assisi. Hari ini, peringatan 800 tahun Stigmatisasi St. Fransiskus, merupakan suatu pesta iman bagi Gereja, secara khusus bagi keluarga fransiskan/fransiskanes di seluruh dunia, karena merupakan suatu pengaruniaan rahmat besar bagi Gereja dan dunia lewat Bapak Serafik St. Fransiskus. Peristiwa stigmatisasi St. Fransiskus terjadi di Gunung Laverna, di daerah Toscana – Italia, pada tanggal 17 September 1224, sekitar dua tahun sebelum wafatnya. Peristiwa tersebut terjadi di saat St. Fransiskus dalam suatu doa yang sangat mendalam, saat-saat dia merenungkan misteri salib Tuhan Yesus Kristus, yang merupakan objek permenungan dan kontemplasi dalam doa-doanya setiap harinya. Sungguh mengagumkan! St. Fransiskus menerima kelima luka Yesus dalam dirinya sebagai anugerah besar dari Tuhan atas iman, pengharapan dan kasihNya pada Kristus yang tersalib. Peristiwa besar nan mengagumkan ini telah membangkitkan iman dan harapan orang Kristen akan Yesus Kristus. Sedemikian mengagumkan, hingga sampai saat ini sangat banyak orang berziarah ke Gunung Laverna, untuk menggali dan menikmati kekayaan Rohani St. Fransiskus, sekalipun tempat ini jauh dari pusat keramaian.
Perikop Injil hari ini sangat menginspirasi St. Fransiskus dalam merenungkan misteri salib Tuhan Yesus, hingga akhirnya ia menerima kelima luka Yesus dalam tubuhnya. Dimulai dari perjumpaannya dengan Yesus di Gereja San Damiano, di mana Yesus yang tersalib dan menang jaya berbicara kepadanya “Perbaikilah Gerejaku!”, Fransiskus semakin betah mengontemplasikan Yesus yang tersalib. Sekalipun tidak mudah dan mendapat aneka tantangan St. Fransiskus setia mengikut Yesus, menyangkal diri, dan memikul salibnya, hingga ia sendiri menerima kelima luka Yesus di dalam dirinya. Seperti kata Rasul Paulus dalam bacaan pertama hari ini, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah selain dalam salib Tuhan Yesus Kristus”, Fransiskus tidak mau lepas dari permenungan akan salib Yesus. Ia menjadikan hidupnya sungguh terpusat pada salib Kristus, sebab lewat salib itu, ia dan seluruh dunia memperoleh keselamatan.
Sekarang bagaimana dengan kita? Kiranya Pesta Stigmatisasi St. Fransiskus hari ini semakin menguatkan iman kita bahwa peristiwa salib Kristus adalah jalan keselamatan yang membawa kita kepada kemuliaan. Kemudian, semoga dengannya kita tidak takut atau enggan merenungkan peristiwa salib Tuhan, dan tetapi semakin menikmati dan mencintai permenungan atasnya. Dan kiranya kita berbangga bila ikut ambil bagian dalam jalan salib Kristus, yakni mengalami tantangan dan pergumulan karena kita sebagai pengikut Kristus, termasuk di kala hidup kita sebagai pengikut Kristus menghadapi ancaman kehilangan nyawa. Dan yang tidak kalah penting, kita semakin rela memanggul salib kita masing-masing dalam perjalanan hidup setiap hari, entah di dalam keluarga, masyarakat, Gereja, lingkungan dan tugas pelayanan setiap hari. Selamat merayakan Pesta Stigmatisasi St. Fransiskus! Tuhan memberkati ! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!