1 Raj 18:20-39
Mat 5:17-19
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. (Mat 5:17-19)
Yesus Kegenapan Hukum Taurat
Melihat sikap Yesus yang kerap seolah-olah merendahkan hukum lewat pembelaan terhadap orang-orang lemah dan miskin yang tertindas oleh ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, banyak orang menyangka bahwa Yesus sedang melawan bahkan meniadakan hukum Taurat. Sesungguhnya, Yesus tidak melawan hukum Taurat, tetapi hendak memberi penafsiran otentik atas hukum Taurat. Hukum Taurat mengajarkan agar kita mengasihi Allah dengan sepenuh hati, segenap akal budi dan pikiran, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Dan lewat pembelaan terhadap kaum lemah dan miskin, Yesus hendak mengajak setiap orang untuk mengaplikasikan pesan ini secara penuh.
Namun, dalam kenyataan Yesus tetap menjumpai orang, secara khusus ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang tidak benar mengasihi Tuhan, apalagi mengasihi orang-orang lemah dan miskin. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tampak seolah-olah mengasihi Tuhan dengan melakukan seremonial keagamaan, tetapi dalam kenyataannya hanya memperalat nama dan hukum Tuhan untuk kepentingan mereka. Demikian juga mereka kerap menindas orang lemah dan miskin dengan desakan mewajibkan orang untuk menunaikan hukum agama. Sesungguhnya mereka sedang cari pamor dan berupaya mendapat pengakuan bahwa mereka seolah-olah benar ahli hukum Taurat.
Atas sikap yang menyebalkan dari ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yesus berupaya menunjukkan kasih yang benar kepada Allah dan kepada sesama manusia. Allah tidak perlu dihormati dengan penegakan hukum dan aturan Taurat yang berlebihan, sementara orang lapar, seperti lewat penerapan hukum Sabat yang sangat ketat. Tuhan memang harus dihormati, dan harus disembah dan dipuji. Namun, bukan berarti hanya karena menyembah dan menghormati Tuhan, manusia jadi kelaparan dan menderita. Kasih kepada Allah mesti dinyatakan kepada sesama. Di sinilah letaknya bahwa Yesus merupakan kegenapan hukum Taurat. Dan karena itu Ia berkata, “Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat dan Kitab para nabi, tetapi untuk menggenapinya”. Yesus sungguh penafsir otentik hukum Taurat dan Kitab Para Nabi, sekaligus menggenapi janji Allah bahwa Ia mengasihi kita umat manusia.
Sebagai murid Yesus, kita pun hendaknya tidak menghapus hukum Taurat dan Kitab Para Nabi. Sebaliknya, kita diajak untuk menggenapinya lewat kasih total kepada Tuhan dengan mencintai sabda dan hukumNya dan ibadah terhadapNya. Kemudian, hendaknya kita tidak jemu-jemu mengasihi sesama, khususnya kaum lemah, miskin, menderita dan tertindas yang membutuhkan pertolongan kita. Sangat penting juga agar kita menghindari perilaku munafik orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang kerap mewajibkan kewajiban agama bagi orang lain, sementara mereka tidak melakukannya. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!