Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Memelihara Kesucian Hati - Jumat, 14 Juni 2024


Jumat, 14 Juni 2024
1 Raj 19:9a.11-16
Mat 5:27-32

Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. (Mat 5:27-32)

Memelihara Kesucian Hati

Dengan menerima baptisan suci dalam nama Allah Tritunggal Mahakudus, sesungguhnya kita telah disucikan oleh Tuhan dan ditentukan untuk keselamatan. Namun, karena dosa asal yang melekat kepada kodrat kemanusiaan kita, kita sering jatuh ke dalam dosa. Salah satu dosa yang bisa hinggap ke dalam diri kita manusia adalah keinginan, mengingini orang lain yang bukan pasangan, selingkuh, godaan untuk tidak setia baik bagi kaum selibater / pengkaul kemurnian maupun bagi mereka yang sudah berkeluarga atau masih lajang. Dosa ini sangat jelas merusak kesucian hati dan diri kita.
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan pentingnya komitmen dan usaha untuk memelihara kesucian hati. Komitmen itu diwujudkan dengan mengolah atau mengatasi masalah sampai ke akarnya, sehingga tidak menggangu perjalanan hidup selanjutnya. Baik kaum selibater / pengkaul kemurnian maupun mereka yang sudah berkeluarga dan yang tidak menikah mesti memelihara kesucian dirinya, sebab hanya orang yang menjaga kesucian dirinya layak di hadapan Tuhan. Benar Tuhan maha belas kasih. Namun, belas kasih Tuhan bukan untuk dipermainkan, melainkan untuk disyukuri seraya memotivasi diri kita untuk hidup dalam kesucian dan semangat pertobatan.
Kesucian hati itu kemudian seharusnya mendorong kita untuk setia dan bertekun mengabdi Allah dalam seluruh hidup. Nabi Elia (dalam bacaan pertama) merupakan model bagi kita. Setelah mengalami kehadiran Allah dan penyucian di Gunung Horeb, Nabi Elia menegaskan komitmennya untuk melayani Allah dengan hati yang suci dan tulus. Dan itu dinyatakannya dengan rela melayani umat Israel, umat pilihan Tuhan. Semoga kita pun memelihara kesucian hati kita, dan mau melayani Allah dengan sepenuh hati. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.

Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting