Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Hari Raya Pentakosta merupakan perayaan hari turunnya Roh Kudus atas para rasul telah memberikan daya istimewa kepada para rasul supaya mampu mewartakan karya keselamatan Allah kepada semua orang dan segala bangsa di muka bumi ini. Hari Raya Pentakosta ini sekaligus mengakhiri lingkaran Paskah yang dirayakan dalam liturgi Gereja selama 50 hari. Setelah Perayaan Ekaristi selesai, lilin Paskah dipadamkan dan disimpan dengan hormat di kapel pembaptisan atau di sakristi. Dalam perayaan pembaptisan, lilin paskah dapat dinyalakan dan hendaknya lilin para baptisan baru dinyalakan dari lilin paskah. Kehadiran Roh Kudus merupakan kehadiran dalam rangka pelayanan bagi karya keselamatan Allah dalam Kristus. Maka, kita patut berseru: “Datanglah ya Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu dan nyalakanlah di dalamnya api cinta-Mu dan baharuilah seluruh muka bumi.”
Penginjil Yohanes, dalam bacaan hari ini, mengisahkan tentang pemberian Roh Kudus kepada para murid setelah kebangkitan Yesus. Roh Kudus ini diberikan oleh Yesus agar para murid memperoleh kekuatan dan penghiburan. Sebab setelah wafat-Nya disalib, mereka tidak berani lagi secara terang-terangan berbicara tentang Yesus. Mereka pun sembunyi dan dengan diam-diam berkumpul di suatu tempat, dengan pintu yang tertutup rapat dan terkunci. Mereka takut, jangan-jangan mereka akan menerima nasih yang sama seperti yang dialami oleh Yesus, Tuhan dan Guru mereka. Iman dan kepercayaan mereka yang dulu berakar kuat semasa hidup Yesus, kini seolah-olah mati, hilang tak berbekas. Semangat mereka lemah dan hilang pegangan. Karena itulah, Yesus hadir dan berkata: “Damai sejahtera bagimu…, Terimalah Roh Kudus.” Kehadiran Yesus di tengah-tengah mereka, dengan tubuh mulia yang melampaui ruang dan waktu, membuat semangat para murid hidup kembali. Dan mereka sangat bersukacita karena Yesus ternyata tidak mati, melainkan tetap hidup selama-lamanya. Inilah yang membuat kekuatan mereka pulih kembali.
Yesus menghembusi para murid dengan Roh Kudus supaya mereka mampu menjalankan tugas perutusan yang diberikan kepada mereka. Tugas perutusan itu yakni, menghantar semua orang untuk dapat melihat kebenaran dan keselamatan yang datang dari Allah. Ketika Yesus masih hidup di dunia ini, Dialah yang senantiasa menyertai dan memberi kekuatan kepada para murid dalam tugas perutusan mereka. Dan setelah kebangkitan-Nya, Yesus tetap hadir mendampingi, menyertai dan memberikan kekuatan kepada mereka melalui Roh Kudus. Roh Kudus menjadi daya kekuatan para murid sehingga mereka mampu meluaskan warta Kerajaan Allah sampai ke seluruh dunia.
Kehadiran Roh Kudus menjadi tanda nyata kehadiran Kristus dalam pewartaan para murid. Roh Kudus menjadi Roh Pemersatu, yang akan mempersatukan para rasul dalam pengajaran dan pelayanan mereka. Kepada mereka diberikan karunia yang berbeda-beda, ada yang dapat bernubuat dan ada juga yang dapat membuat mukjizat. Tetapi semuanya berasal dari Roh yang satu dan sama, yakni Roh yang diberikan oleh Kristus sendiri. Rasul Paulus berkata: “Sebab sama seperti tubuh itu adalah satu dan anggota-anggotanya banyak dan sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh menjadi satu tubuh, dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” Dengan demikian, tak seorang pun dari mereka yang dapat bersaksi tentang Yesus jikalau Roh Kudus tidak menyatakannya kepada mereka.
Saat ini, Gereja Kudus merayakan Hari Raya Pentakosta sebagai hari turunnya Roh Kudus yang memberi daya kekuatan dan hidup yang menyertai Gereja dalam peziarahannya di bumi ini. Gereja kudus menjadi sarana yang menghadirkan Roh Kudus di tengah-tengah umat beriman. Hal itu nyata dalam semua perayaan liturgi dan sakramen-sakramen Gereja, khususnya dalam Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma. Roh Kudus itu sendiri berasal dari Roh Bapa dan Putra. Maka, semua orang yang telah menerima karunia Roh Kudus, diutus untuk menjadi pewarta keselamatan kepada semua orang di segala penjuru bumi. Dalam Gereja Katolik, kehadiran Roh Kudus itu disimbolkan dengan air, pengurapan, api, awan dan cahaya, meterai, penumpangan tangan, jari dan merpati (KGK no. 694-701). Lambang-lambang ini mau menandakan bahwa sejak awal dan sampai selama-lamanya, Roh Kudus yang satu dan sama akan tetap ada dan menyertai semua orang yang percaya kepada-Nya.
Sebagai umat yang telah menerima pembaptisan dan pencurahan Roh Kudus, kita mendapat tugas untuk menjadi sarana keselamatan bagi semua orang yang hilang dan tersesat. Kita semua harus berani menjadi saksi atas kebangkitan Kristus yang memberikan Roh Kudus kepada kita. Roh Kudus akan menjadi daya kekuatan yang akan menguatkan kita di kala susah; menghibur di kala sedih dan terluka; cahaya (terang) di dalam kegelapan; tiang penopang di kala jatuh dan terpuruk; sumber inspirasi dan pengharapan di saat putus asa dan kehilangan arah; serta mempersatukan yang tercerai berai. Namun, kekuatan Roh Kudus yang ada pada kita, mesti kita bagikan juga kepada orang lain dan tidak boleh hanya tinggal pada diri kita sendiri. Kita harus mampu membawa perdamaian di kala ada permusuhan dan pertikaian; penghibur di kala ada yang sedang mengalami kesusahan; pemersatu di kala terjadi perpecahan; pembawa terang di kala ada kegelapan; pembawa pengharapan di kala ada orang yang sedang putus asa; penegak kebenaran di kala orang mulai berpaling dari kebenaran.
Namun, sering kita kurang menyadari kekuatan dan kehadiran Roh Kudus dalam perjalanan hidup kita. Atau bahkan kita sengaja melupakan atau menyangkal keberadaan-Nya. Akibatnya, kita pun sering merasa terpuruk sendiri dan akhirnya kehilangan arah dan pengharapan. Maka, mari selalu mengandalkan Roh Kudus dalam hidup kita. Kita mohonkan kekuatan dan penyertaan-Nya setiap saat dalam menjalani kehidupan ini. Yakinlah, bahwa kekuatan-Nya sungguh sangat besar dan tak sedetik pun Dia akan meninggalkan kita. Dia akan tetap menemani dan menyertai serta menguatkan kita setiap saat, asal kita mau meletakkan semua beban dan pengharapan kita kepada-Nya. Semoga. Amin.
“UTUSLAH ROH-MU YA TUHAN, DAN JADI BARULAH SELURUH MUKA BUMI.” (Kis 2:1-11; 1Kor 12:3b.-7.12-13; Yoh 20:19-23)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!