Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Mengasihi dan melayani merupakan tindakan yang sejalan dan memang harus dilaksanakan secara bersamaan. Seseorang mau melayani yang lain pasti karena dia mencintai dan mengasihi orang itu. Dan salah satu realisasi atau wujud nyata dari cinta kasih adalah melayani dengan sungguh-sungguh. Kedua tindakan ini secara nyata ditunjukkan oleh Yesus pada saat Perjamuan Malam Terakhir bersama para murid-Nya. Pada perjamuan ini, Yesus bertindak sebagai pelayan bagi para murid-Nya dengan membasuh kaki mereka. Apa maksud dan tujuan Yesus melakukan pembasuhan kaki ini? Di sini Yesus memberi jawaban: “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. Sebab, Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Pesan dari tindakan pembasuhan kaki ini cukup jelas. Yesus ingin memberi suatu ajaran baru kepada para murid supaya tak seorang pun di antara mereka yang merasa lebih hebat, lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada yang lain. Seorang guru atau pemimpin seharusnya menjadi pelayan bagi yang lain dan bukan dilayani. Dan ini semakin diperjelas oleh Yesus ketika Dia, sebagai Tuhan, mau dengan rela membasuh kaki para murid-Nya. Yesus ingin mendobrak kebiasaan yang sering terjadi di tengah-tengah dunia ini, di mana seorang pemimpin atau guru harus dilayani oleh para bawahannya. Bagi Yesus, spiritualitas yang harus dihayati oleh seorang pemimpin adalah menjadi pelayan yang bersedia melayani para bawahannya serta mencintai mereka.
Pesan yang kedua adalah Yesus ingin supaya para murid juga saling membasuh kaki satu sama lain. Di sini hendak ditekankan bahwa setiap orang dari para murid harus sanggup menjadi pelayan bagi yang lain dan kepada sesame manusia. Sesama yang selalu dekat dan ada di tengah-tengah kita, harus mendapat pelayanan kasih dan cinta dari kita, khususnya bagi mereka yang berkekurangan dan menderita. Kepada mereka ini kiranya pelayanan kita dan tindakan kasih harus sungguh-sungguh diwujudnyatakan. Tetapi Yesus juga mau menekankan bahwa bukan hanya kepada mereka saja kita tunjukkan kasih dan pelayanan, melainkan juga bagi mereka yang jauh dan terpisah dari kita, bahkan yang kita anggap sebagai musuh. Mereka tak boleh kita abaikan, sebab jika hanya mengasihi orang yang mengasihi kita, apakah upah kita?
Perintah untuk saling membasuh kaki satu sama lain harus diterapkan dan dihayati setiap saat oleh semua pengikut Kristus. Membasuh kaki merupakan bukti konkrit dari tindakan saling mengasihi dan melayani sebab di sanalah terdapat penghayatan yang sungguh sempurna dari perintah Yesus kepada para murid-Nya pada saat Perjamuan Malam Terakhir. Zaman ini, spiritualitas pemimpin yang melayani dan bukan dilayani ditunjukkan oleh Paus Fransiskus. Sebagai seorang paus dan pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia, Paus Fransiskus pastilah mendapat penghormatan dan martabat yang sangat tinggi baik di mata umat Katolik maupun di mata dunia. Kehormatan itu semakin tinggi lagi dan menjadi perhatian dunia ketika Paus Fransiskus senantiasa menyerukan perdamaian dan belaskasih Allah dan terlebih ketika dia membasuh kaki para migran, narapidana dan orang-orang yang berada “di luar Gereja”. Seperti yang dilakukan oleh Yesus, Paus Fransiskus tidak melihat kuasa, wibawa dan kehormatan sebagai sesuatu yang harus dipertahankan dan akhirnya melupakan yang lain. Paus Fransiskus merongrong dan meruntuhkan pandangan banyak orang yang hanya terpusat pada diri sendiri dan pelayanan terhadap sesama yang dekat dengan kita.
Bagaimana dengan kita sebagai pengikut Kristus yang hidup di era baru ini? Apakah kita sanggup menghayati perintah cinta kasih Yesus untuk saling membasuh kaki satu sama lain? bagaimanakah penghayatan kita sebagai seorang pemimpin, baik pemimpin untuk diri sendiri, kelompok kecil maupun kelompok besar? Apakah kita menghayati tanggungjawab yang diberikan kepada kita sebagai tugas untuk memberikan pelayanan kepada semua orang tanpa terkecuali? Sudahkah kita mengerti makna saling membasuh kaki di antara kamu, seperti dipesankan oleh Yesus? Lebih lanjut, apa dasar pelayanan dan kepemimpinan kita? Mari bermenung dalam hati kita masing-masing. Amin.
“PEMIMPIN YANG MELAYANI DENGAN SEMANGAT CINTA KASIH” (Kel 12:1-8.11-14; 1Kor 11:23-26; Yoh 13:1-15)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!