Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Ada pepatah mengatakan, “kalau kamu dilempar dengan batu, lemparlah kembali dengan kulit pisang.” Pepatah ini mau memberi pesan bahwa setiap perbuatan orang yang membuat kita merasa sakit, tersiksa dan sebagainya, mestinya jangan dibalas dengan perbuatan yang sama, melainkan dengan kelemahlembutan dan cinta kasih. Jika kita membalas kejahatan dengan kejahatan, maka mungkin keadaan akan semakin memburuk. Tetapi bila kita balas dengan cinta kasih barangkali perubahan ke arah yang lebih baik akan diperoleh.
Hari ini, Yesus mengajak kita semua untuk mampu hidup melampaui segala batas kemampuan manusiawi kita. Artinya, apa yang biasa diperbuat semua orang, harus bisa lebih baik dari itu, mampu keluar dari hal-hal yang biasa. Yesus berkata: “kalau pipi kananmu ditampar, berilah juga pipi kirimu.” Di sini kita diajak untuk tidak membalas perbuatan jahat yang dilakukan orang lain kepada kita. Ketika orang lain menyakiti hati dan perasaan kita, juga tubuh fisik kita, janganlah dibalas dengan kejahatan, tetapi balaslah dengan cinta dan pengampunan. Mengapa? Alasannya adalah mungkin dengan cara demikian, kita bisa mentobatkan mereka yang selalu melakukan kejahatan supaya mereka menyadari kekeliruan mereka dan akhirnya kembali ke jalan yang benar. Atau barangkali ketika kita menyapanya dengan cinta dan berterima kasih atas perbuatan jahatnya, mungkin saja dia tersentuh dan menyadari bahwa sebenarnya dia sudah salah dalam bertindak.
Siapa yang memaksa kamu berjalan satu mil, berjalanlah dua mil dengannya; siapa mengingini bajumu, berilah juga jubahmu. Artinya, ketika seseorang yang membutuhkan bantuan kita memohon supaya kita tinggal bersama dia, melewati masa-masa sulitnya, maka tinggallah sampai pada batas yang tak terhingga, sampai dia benar-benar keluar dari kesulitan yang sedang dihadapinya. Jangan mau hanya sekedarnya saja, melainkan harus mampu berbuat lebih baik dari apa yang biasa terjadi. Terkadang memang orang meminta lebih daripada kita, tetapi tidak secara langsung karena takut yang diminta itu menolak. Maka, daripada tidak sama sekali, lebih baiklah meminta seperti biasa dilakukan orang banyak. Karena itu, Yesus menekankan supaya kita mampu keluar dari “zona aman” kita.
Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Mengasihi musuh-musuh dan yang jahat kepada kita bukanlah sesuatu yang gampang dilakukan. Bahkan perintah ini hampir mustahil dapat dilakukan secara manusiawi. Bagaimana mungkin, kita bisa mengasihi atau mencintai mereka yang jelas-jelas membunuh keluarga kita, mencuri di rumah kita, dan sebagainya dan berdoa bagi mereka. Sesuatu yang sangat mustahil. Tetapi kata Yesus, ketika kita mampu melaksanakan perintah itu, maka kita adalah putra-putri Allah yang kudus.
Pesan Yesus dalam injil hari ini sangat jelas, yakni: “jadilah putra-putri Allah yang kudus, sebab Aku, Tuhanmu, adalah kudus.” Yesus ingin mengajak kita semua untuk berlaku sebagaimana layaknya seorang anak kecil yang masih polos, lugu dan suci. Cinta dan belaskasihan terhadap sesama harus senantiasa diperjuangkan setiap saat supaya Kerajaan Allah benar-benar terwujud di muka bumi ini. Seperti juga dikatakan dalam kitab Imamat, yesus ingin supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak menaruh dendam kepada musuh-musuh atau orang yang berbuat jahat terhadap kita, melainkan tetap berbelaskasih kepada mereka seraya mengajak mereka untuk kembali kepada jalan yang benar.
Perintah Allah untuk tetap saling mengasihi satu sama lain harus menjadi landasan atau pijakan utama bagi semua orang dalam kehidupannya setiap hari, sebab Allah tak pernah membeda-bedakan ciptaan-Nya. Dia menerbitkan matahari bagi orang benar dan yang jahat; menurunkan hujan bagi yang benar dan yang tidak benar. Setiap orang yang hanya mengasihi sesame yang dianggapnya juga mengasihinya, tidak akan mendapakan upahnya. Toh, orang jahat pun berbuat demikian.
Yesus ingin kita sungguh-sungguh hidup sebagia putra-putri Allah yang benar dan kudus. Sebab seperti kata rasul Paulus, kita ini adalah Bait Allah yang kudus. Roh Allah-lah yang tinggal di dalam diri kita dan kita ini adalah milik Kristus. Maka, sebagai milik Kristus, Bait Allah yang hidup di dunia ini, mari hidup sebagai putra-putri Allah yang kudus dengan menampakkan kehidupan yang baik di mata dunia, membawa terang dan damai Kristus bagi sesama di sekitar kita. Dengan demikian, kita pun layak masuk ke dalam Kerajaan Surga, tempat yang disediakan Allah bagi semua orang yang percaya dan berharap kepada-Nya. Semoga kita mampu mewujudkannya dalam kehidupan kita sehari-hari dan kita mohon bantuan Bunda Maria dan para kudus Allah untuk senantiasa mendampingi serta menuntun kita hidup sebagai putra-putri Allah yang kudus untuk selama-lamanya. Amin.
CINTA DAN BELASKASIH ANAK-ANAK ALLAH YANG KUDUS (Im 19:1-2;17-18; 1Kor 3:16-23; Mat 5:38-48)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!