Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Bacaan II : Ibr 1:1-6
Bacaan Injil : Yoh 1:1-18
Bagi orang
Kristiani, hari raya Natal merupakan hari peringatan kelahiran Sang
Juruselamat, Yesus. Di seluruh dunia, hari raya Natal ini mendapat tempat yang
sangat istimewa dan dirayakan secara istimewa pula. Di berbagai tempat, Natal
menjadi salah satu ajang untuk berbagi kasih dengan sesama baik itu di
lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Atau hari Natal menjadi
saat yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga sebab pada hari biasa sangat
sulit berkumpul karena berbagai macam kesibukan atau karena tempat tinggal yang
berjauhan. Intinya, Natal selalu membawa suatu kegembiraan dan sukacita bagi
setiap orang yang merayakannya.
Injil hari ini
berbicara tentang misteri inkarnasi, Sang Sabda menjadi manusia dan tinggal di
antara kita. Sang Sabda itu adalah Yesus sendiri. Dia adalah Allah yang
berinkarnasi dalam wujud manusia dan tinggal, berada dalam cara yang khas manusia,
tetapi tidak meninggalkan keilahian-Nya. Dia sungguh-sunggh Allah dan
sungguh-sungguh manusia. Yang ilahi itu sekarang hidup dalam cara yang baru
seperti manusia biasa, makan, minum, tidur dan dapat mati. Dengan menjadi
manusia, Yesus menyatakan dan mengkomunikasikan hidup Allah. Dalam
eksistensinya sebagai manusia, realitas ilahi yang tak kelihatan menjadi
kelihatan. Allah yang tersembunyi, yang tak dapat dilihat oleh mata manusia,
kini sudah menjelma dan dapat dilihat dalam pribadi yang nyata dalam diri
Yesus.
Kehadiran Sang
sabda Allah, Yesus, di dunia ini adalah untuk membantu manusia supaya dapat
melihat terang dan kemuliaan Allah. Yesus turun ke dunia ini untuk membawa
terang dan menghalau kegelaman manusia. Dia adalah terang bagi dunia dan Dia
sendirilah yang akan menuntun semua orang kepada terang yang sesungguhnya,
yakni Allah. Dia mengundang manusia untuk tinggal bersama Dia dan merasakan
terang dan kemuliaan-Nya.
Hari ini kita
telah melihat terang dan kemuliaan Allah. Terang itu sudah datang di
tengah-tengah kita. Kedatangan-Nya sudah dinubuatkan oleh para nabi dalam
Perjanjian Lama dan Yohanes Pembaptis telah mempersiapkan jalan bagi Yesus.
Dialah suara yang berseru-seru di padang gurun untuk memberi kesaksian kepada
orang banyak supaya manusia percaya kepada-Nya. Yohanes Pembaptis menjadi saksi
untuk menyatakan bahwa Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dunia. Terang
itu sudah ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Dia datang
kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak
menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya
menjadi anak-anak Allah, yakni mereka yang percaya dalam nama-Nya.
Kita ini
adalah orang-orang yang percaya dalam nama Yesus Kristus. Kita menyebut diri
sebagai orang Kristen yang telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Kita menerima baptisan, karena Allah menganugerahkan iman kepada kita dan bukan
hasil usaha manusia. Iman itulah yang menggerakkan kita dan memberi diri
dibaptis. Maka, apa yang dapat kita buat untuk mempertanggungjawabkan iman dan
baptisan yang telah kita terima?
Pertama,
datanglah senantiasa pada Terang sejati, yakni Yesus Kristus. Serahkanlah
segala harapan dan pergumulanmu kepada-Nya. Buka hatimu dan lahirkanlah Dia di
dalam hatimu supaya Dia menjadi terang bagimu dalam kegelapan dan menuntun kamu
kembali kepada Terang dan kemuliaan Allah. Percayalah, Dia akan selalu ada di
sisimu bila kamu mau membuka hati. Dia tak akan pernah meninggalkanmu dalam
pergumulanmu ketika kamu percaya kepada kuasa-Nya.
Kedua,
datang kepada Kristus dan menerima terang itu meminta suatu tugas dan balasan
dari anugerah cuma-cuma yang telah kita terima. Tugas tersebut adalah menjadi
terang bagi sesama yang sedang berada dalam kegelapan. Jadilah sebatang lilin
yang bercahaya dan menyinari hati sesama yang gelap, yang sedang dirundung
kesusahan, penderitaan dan pergumulan. Hadirkanlah Terang Kristus kepada
mereka, supaya mereka juga dapat melihat Terang dan Kemuliaan Allah.
Menjadi terang
bagi sesama yang sedang berada dalam kegelapan merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban kita atas baptisan yang telah kita terima. Maka, marilah
kita berusaha menjadi terang bagi sesama, supaya semakin hari semakin banyak
orang yang percaya kepada-Nya. Cara yang dapat kita lakukan adalah melalui
perbuatan dan perkataan kita. Melalui tindakan yang baik dan tutur kata yang
menghibur hati yang lelah dan jiwa yang rapuh, kita sudah melaksanakan tugas
perutusan yang telah diberikan kepada kita.
Hari Raya
Natal akan sungguh-sungguh berarti bila kita mampu menghadirkan Kristus di
tengah-tengah dunia. Natal bukan hanya sebagai kenangan akan hari kelahiran
Yesus Kristus saja, dengan pernak-pernik dan hiasan yang memukau, tetapi tidak
memberi arti apa-apa, hanya hiasan saja. Makna Natal yang sesungguhnya adalah
ketika kita mampu keluar dari zona aman, dari kenikmatan pribadi, dari kehausan
kita akan hal-hal yang tidak berguna dan dari ketidakpedulian kita kepada
sesama, dari ketidakmampuan kita memberi maaf dan ampun kepada sesama. Ketika
kita mampu menderita bersama dengan orang yang menderita, menangis dengan orang
yang menangis, menghibur orang yang sedang kesusahan dan mengubur orang mati,
di situlah kita memperoleh makna Natal yang sesungguhnya. Memang perlu juga
tampilan luar yang menghias dan menambah semarak Natal, tetapi jangan hanya
sampai di situ saja. Pernak-pernik dan hiasan Natal hanya sebagai tampilan luar
saja, sebatas tempelan. Sekali lagi, makna Natal akan sungguh-sungguh terasa
bila kita mampu keluar dari diri kita, dari keegoisan pribadi dan membantu
sesama untuk dapat melihat Terang dan kemuliaan Kristus.
Yesus adalah
Sang Terang yang datang untuk menerangi hati yang galau, hati yang gelap, hati
yang dipenuhi dengan kebencian, amarah, dendam dan kecenderungan untuk berdosa.
Dia datang untuk memberikan terang itu kepada semua orang yang membutuhkannya.
Maka, mari kita datang kepada Allah dan memohon dengan rendah hati supaya Dia
menganugerahkan Terang itu kepada kita. Mari kita membuka hati kita
masing-masing supaya Terang Kristus benar-benar bisa lahir di dalam hati kita
masing-masing dan mengusir serta menghapuskan kegelapan hati kita dan
kecenderungan-kecenderungan kita yang jahat. Kita mohon bantuan Bunda Maria
untuk mendoakan kita, supaya bisa sampai kepada Kristus, Sang Terang sejati.
Kepada Bunda Maria kita patut mengucapkan terima kasih, sebab dia telah
merelakan diri untuk menjadi tempat Putra Allah bersemayam. Berkat ketaatan dan
penyerahan dirinya kepada Allah, keselamatan manusia pun terlaksana. Semoga
Bunda Maria senantiasa membantu dan mendoakan kita semua. SELAMAT HARI RAYA NATAL 25 DESEMBER 2016. Amin.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!