
Fr. Adrianus Simatupang OFMCap
Manusia sendiri adalah makhluk simbolis. Manusia mengungkapkan dan
melaksanakan dirinya dalam bentuk simbol. Maka, umat beriman yang berkumpul
untuk merayakan liturgi sudah merupakan simbol sendiri. Gerak perjumpaan orang-orang
yang berkumpul dari berbagai kelompok, suku, tingkatan dan keluarga
mengungkapkan tindakan Allah yang mempersatukan semua orang.
Manusia selalu berada dalam kebersamaan. Di sana terdapat fungsi-fungsi
pelayanan bagi hidup bersama. Demikian pula dalam liturgi, menurut fungsinya
ada berbagai petugas liturgi yang bukan hanya diperuntukkan bagi pelayanan
jemaat, tetapi bagi simbolisasi peristiwa perjumpaan Allah dan manusia dalam
Kristus sendiri. Imam, pemimpin Ekaristi, menjadi simbol kehadiran Kristus
sendiri sebagai pemimpin liturgi sejati (bdk. SC 7). Masing-masing petugas
liturgi dan juga umat beriman sendiri yang hadir di sekeliling altar
melambangkan dengan caranya masing-masing kehadiran Kristus dan karya
penebusan-Nya.
1. Kegiatan
Inderawi
a.
Mendengarkan
Mendengarkan bukanlah sekedar tindakan reseptif, yang
hanya menerima saja, melainkan juga tindakan aktif. Sebab bila kita
mendengarkan, kita sebenarnya sedang membuka diri untuk menerima dengan sadar
sapaan, suara atau kata-kata dari luar diri kita, untuk memberi perhatian dan
mau masuk ke dalam diri pribadi si pembicara serta dengan sadar mau mengambil
bagian dalam peristiwa yang didengarkan itu. Demikian juga dalam liturgi,
tindakan mendengarkan ini begitu dominan. Kita mendengarkan Sabda Tuhan,
homili, doa, nyanyian, musik, dsb. Secara khusus dengan mendengarkan Sabda
Tuhan, kita membuka diri terhadap sapaan dan daya kuasa Allah yang hadir
melalui Sabda itu dan dengan demikian kita mengambil bagian di dalam karya
keselamatan Allah yang dihadirkan dalam Sabda itu. Maka, mendengarkan merupakan
bentuk ungkapan liturgi yang menyatakan kesiapsediaan iman dan ketaatan.
b. Melihat
Melihat merupakan bentuk ungkapan liturgi untuk melihat
kemuliaan Allah. Sebab dalam wajah Kristus, kita dpat melihat kemuliaan Allah
(2Kor 4:6). Melalui penglihatan mata, kita menyadari dunia dan isinya dan kita
pun menjalin relasi dengan sesama manusia dan dunia. Demikian pula dengan
penglihatan mata dalam liturgi, kita menyadari komunikasi Allah yang terpantul
melalui berbagai simbol liturgi dan dengan demikian menjalin relasi kita dengan
Allah dan sesama jemaat.
c.
Menyentuh
Liturgi juga menggunakan indera sentuhan sebagai simbol
liturgi yang mengungkapkan persekutuan kita dengan sesama umat beriman di dalam
ikatan Roh Kudus. Sentuhan juga melambangkan penganugerahan Roh Kudus kepada
umat beriman. Demikian misalnya, doa-doa Mazmur banyak menyebut aspek sentuhan
ini untuk mengungkapkan iman akan kebersamaan umat dengan Allah (mis. Mzm
139:10). Dalam PB, Yesus berkali-kali menunjukkan kasih-Nya dengan memeluk
anak-anak, membasuh kaki para murid dan menyembuhkan orang sakit dengan
sentuhan tangan-Nya. Dalam liturgi, hal ini terlihat misalnya pada saat
penerimaan komuni, penumpangan tangan (tahbisan), pengurapan minyak (krisma dan
orang sakit) dan salam damai.
d. Merasakan
Indera merasakan juga dipakai dalam liturgi secara
menonjol. Perayaan Ekaristi misalnya merupakan perayaan persekutuan kita dengan
Tuhan yang tidak hanya terjadi secara rohani belaka melainkan juga menggunakan
aspek fisik, yakni bahwa kita menyantap, mencecap dan merasakan dengan lidah:
Tubuh dan Darah Kristus.
e.
Mencium
dan Membau
Indera penciuman atau membau juga digunakan dalam
liturgi. Penggunaan dupa dan ratus yang wangi, bau minyak wangi dalam liturgi
tahbisan dan inisiasi merupakan contohnya. Wangi-wangian dan keharuman yang
bisa dicium (dibaui) itu memang sudah merupakan simbol religius yang umum.
Keharuman ini dalam liturgi kristiani merupakan ungkapan pewahyuan Allah dan
kehadiran keselamatan sendiri. “Dengan perantaraan kami, Ia menyebarkan
keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana” (2Kor 2:14). Keharuman juga adalah
ungkapan pujian hormat dan korban (Mzm 141:2), sebab persembahan korban Kristus
merupakan “korban yang harum bagi Allah” (Ef 5:2).
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!