Small is Beautiful
Pesta
Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus
Bacaan
I : 1
Kor 12:31-13:13
Bacaan
Injil : Mat 18:1-5
Ketika saya masih
anak kecil, saya sering merasa dikecilkan oleh orang lain. Hal ini membuat saya ingin diperlakukan
seperti orang dewasa. Barangkali inilah hal yang membuat anak-anak merindukan kedewasaan. Ada hal unik yang sadar atau tidak melekat pada diri
seseorang ketika ia masih anak kecil. Anak kecil itu polos
dan tulus.
Siapa yang disebut anak kecil? Ada anak kecil namun bertubuh besar. Ada anak kecil yang
memang kecil. Namun tak jarang kita jumpai ada juga orang kecil yang tua atau
orang kecil yang sudah dewasa. Pemahaman ini nampaknya kuno. Tetapi sadarlah
bahwa banyak orang yang tidak dapat menerima realitas dirinya yang bertubuh
kecil. Sesungguhnya segala bentuk kebertubuhan itu memiliki keunikan masing-masing.
Barangkali
kita telah pernah mendengar kisah ini. Di sebuah tempat, telah menjadi
kebiasaan untuk mengadakan doa lingkungan pada malam Minggu. Pada masa itu,
sarana transportasi belum ada sehingga mereka harus berjalan kaki bersama.
Suatu ketika, tiba waktunya untuk berangkat doa lingkungan. Pada saat itu cuaca
agak mendung sehingga menantang iman. Antara pergi dan tidak pergi. Ibu Rotua
berencana tidak pergi doa lingkungan. Ia berpesan kepada anaknya jika ada orang
yang mencari, agar mengatakan bahwa ibu tidak di rumah. Awalnya Rotua mengatakan
ya pada ibunya. Namun ketika ibu Horas datang dan memanggil Ibu Rotua, anaknya
secara spontan mengatakan bahwa ibu ada di rumah. “Tunggu ya nantulang, saya panggilkan”!
Mengapa Yesus
menyinggung anak kecil dalam bacaan Injil hari ini? Yesus ingin menekankan agar
orang-orang meniru sifat anak kecil dalam beriman. Tidak ada kebohongan
pada mereka. Pernahkah kita berpikir bahwa di mata Tuhan kecil itu indah,
“small is beautiful”. Yesus dalam
hidupnya selalu berpihak kepada orang-orang kecil, orang-orang terpinggirkan.
Anak-anak yang dipandang kecil oleh kebanyakan orang tetapi bagi Mereka adalah
representasi kehadiran Kerajaan Allah. Anak kecil itu polos dan tulus. Kita
juga diajak untuk beriman dengan tulus karena iman yang tidak tulus itu sama
dengan mati.
Saudara-saudara
terkasih, marilah kita memandang orang-orang kecil sebagai teman seperjalanan
dalam hidup kita. Tidak ada eksploitasi dan penindasan terhadap mereka. Dengan
demikian terciptalah keadilan. Sering sekali kita harus bertindak dan tindakan kita
dipandang sepele dan kecil di hadapan manusia. Kecil di hadapan manusia tetapi
besar di hadapan Allah. kerena semuanya itu, oleh iman kita kepada Yesus
Kristus marilah kita berani bersaksi dengan menjadi kecil di hadapan manusia
tetapi besar di hadapan Allah. Karena Allah tidak memberikan penilaian
sebagaimana manusia menilai, tetapi Ia akan mengganjari kita berdasarkan seberapa
besar tidakan baik yang telah kita perbuat. Marilah melakukan yang baik di hadapan Tuhan. Itulah
perjuangan dan tujuan hidup kita.
Fr. Bonaventura Tamba OFMCap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!