Saudara-saudari terkasih, dalam Injil hari
ini kita akan mendengar tiga pribadi dan kepribadian, yakni seorang bapa yang berbelas
kasih, anak bungsu yang menyadari kesalahannya dan anak sulung yang iri hati.
Ketiga pribadi dan kepribadian ini menjadi pelajaran yang berharga untuk kita
sebagai orang kristen khususnya di masa prapaska ini. Apa yang dapat kita
pelajari?
Bapa yang berbelas kasih adalah gambaran
Tuhan yang senantiasa berbelas kasih kepada umat-Nya. Ia tidak mengingat-ingat
kesalahan umat-Nya. Cinta-Nya tidak pernah pudar karena dosa-dosa kita. Ia
malah berlari dan bersuka cita melihat umat-Nya yang mau menyesali kesalahan
dan berbalik kepada Dia.
Anak bungsu yang menyesali dosa-dosanya
adalah gambaran manusia yang rapuh dan yang mau memperbaharui diri. Dosa
identik dengan manusia tetapi bukan berarti harus berdosa. Apabila kita sudah
berdosa janganlah mengulangi hal yang sama dan mari menyesali dan memperbaharui
diri terus-menerus. Itulah tugas kita sebagai orang Kristen. Bapa yang
berbelaskasih selalu membuka tangan untuk kita yang mau bertobat.
Sementara anak sulung yang iri hati adalah
gambaran manusia yang selalu iri hati kalau melihat ada orang yang berbalik
dari dosa-dosanya. Sering terjadi, mungkin tidak kita sadari, kita menjadi
penghalang bagi orang yang mau bertobat. Terlalu gampang kita memberi “cap”
kepada seseorang yang akhirnya menyurutkan semangat dari orang tersebut.
Saudara-saudari terkasih, marilah kita
berlaku seperti Bapa yang berbelas kasih dalam hidup kita khususnya dalam
berelasi di dalam keluarga, sesama dan semua manusia, sebab Bapa juga berbelas
kasih kepada kita. Marilah kita juga berlaku seperti anak bungsu yang mau
menyesali dosa dan bertobat. Janganlah kita iri hati kepada sesama kita yang
mau bertobat tetapi marilah kita saling membantu agar semua orang mengalami
belas kasih dan cinta Allah.
Fr. John Donald S OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!