Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

HIDUP BARU (13 Maret 2016)

Sebuah legenda dari abad pertengahan mengisahkan seorang suster yang menyampaikan berita bahwa Kristus menampakkan diri kepadanya. Uskup bertanya kepada suster tersebut, “suster apakah engkau berbicara dengan Yesus?” suster itu mengatakan, “ya, Bapak uskup.” Uskup itu melanjutkan, jika engkau mengalami penampakan lagi, ajukan pertanyaan ini kepada Yesus, manakah dosa paling besar dari uskup sebelum dia menjadi uskup?” Uskup itu tahu bahwa hanya Tuhan dan bapak pengakuannya yang tahu tentang dosanya. Kira-kira tiga bulan kemudian, suster itu datang bertemu dengan uskup. Ketika suster itu masuk, uskup langsung bertanya, “apakah engkau mengalami penampakan lagi, apakah engkau bertanya kepada Yesus tentang dosa saya?” “Ya, saya tanya” uskup bertanya lagi, “dan apa jawab-Nya?” Sambil tersenyum suster itu menjawab “Tuhan mengatakan ‘Saya tidak ingat lagi’.”
Saudara-saudari yang terkasih, cerita di atas mau mengetengahkan kepada kita bahwa Allah itu penuh kasih dan mahapengampun. Dia tidak suka mengingat-ingat kesalahan umatNya. Dalam bacaan pertama yang dikutip dari kitab Yesaya, diperdengarkan kepada kita dalam minggu Prapaskah yang kelima ini, dengan jelas dikatakan bawaha Allah sendiri berfirman agar kita jangan mengingat kesalahan-kesalahan masa lalu, melainkan memandang ke masa depan dengan penuh harapan akan Iman. Injil pada hari ini juga dengan jelas menggambarkan kepada kita bagaimana kita harus mampu mengampuni orang yang berdosa dan bukan malah mengahakiminya.
Kita lebih sering menghakimi orang lain, dari pada menghakimi diri kita sendiri. Kita sering menilai sesama kita dengan ukuran-ukuran yang kita anggap layak untuk orang itu. Dengan ukuran tersebut, kita sering menceritakan keburukan-keburukan orang. Tapi kita sendiri tidak mau bersadar diri terlebih dahulu. Sering sekali kita merasa lebih bersih dari orang lain, karena kita tidak mampu melihat diri kita dengan jujur. Akhirnya kita mulai mencari-cari dan menghakimi kesalahan orang lain. Dalam kisah pelacur yang dihadapkan kepada Yesus, yang kita dengarkan dalam Injil hari ini, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa ‘orang yang merasa diri tidak berdosa hendaknya dia yang terlebih dahulu menghukum wanita itu’. Karena perkataan Yesus itu maka para ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjadi malu sendiri dan perlahan-lahan pergi meninggalkan Yesus.
Setelah semua orang pergi, Yesus berkata kepada wanita tersebut “jika mereka tidak menghukummu maka Aku pun tidak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai sekarang”. Bagi saya sendiri perkataan Yesus ini memiliki dua makna yang saling mendukung. Pertama, Yesus juga tidak menghukum, di sini saya melihat bahwa Yesus bukanlah orang berdosa yang tidak layak menghukum wanita berdosa itu, tetapi Yesus tidak mau merasa diri lebih dari yang lain, meskipun Dia memang melebihi yang lain. Kedua, Yesus tidak pernah ingin manusia mati dalam dosanya melainkan menjadi selamat dengan menyadari dosa dan bertobat dengan tidak berbuat dosa lagi. Yesus sadar tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, tetapi dengan kesalahan itu hendaknya manusia sadar dan memulai hidup baru dalam semangat pertobatan.
Para saudara yang terkasih, dalam masa Prapaskah ini, atau yang bagi umat Katolik dikenal sebagai masa ret-ret agung, kita diajak untuk mampu melihat dengan jujur kesalahan kita dan menyesalinya. Dengan penyesalan tersebut tentu kita juga dituntut untuk tidak tinggal dalam kesalahan tersebut, melainkan mencoba untuk berubah dan tidak jatuh dalam kesalahan yang sama atau bahkan kesalahan yang lebih parah. Setelah kita mampu menyadari kesalahan-kesalahan kita dan menyesalinya dengan pertobatan, kita juga dituntut untuk tidak menghakimi orang yang bersalah kepada kita melainkan memaafkannya dan mendoakan orang tersebut. Mungkin tidaklah gampang melakukan semuanya itu tetapi bukan pula menjadi hal yang mustahil untuk dilakukan. Kita akan mampu melakukan semuanya itu jika dibarengi dengan niat yang tulus dan penyerahan kepada Allah dalam doa yang tulus. Dengan mampu melakukan semua ini, kita akan dapat mengalami paskah dan merasakan Kristus bangkit di hati kita. Sebagaimana Kristus bangkit dari kuasa maut, demikian juga kita hendaknya bangkit dari dosa-dosa kita, dan membentuk hidup baru dalam semangat iman. Amin. (Fr. Pedro Ramses Joel Lumban Gaol OFM Cap)



Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting