Pada zaman modern ini, teknologi berkembang
dengan pesat. Semua hal dilakukan dengan sistem cepat dan instan, sehingga
manusia sibuk dengan dirinya sendiri. Dan tak jarang kita saksikan bahwa banyak
orang yang pada akhirnya jatuh pada egoisme pribadi. Hal-hal duniawi rasanya
lebih menarik dari pada hal-hal rohani, sehingga barang-barang elektronik
menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sedangkan barang-barang rohani
dianggap kuno, dan kurang mendapat perhatian. Manusia hanya melakukan apa yang
ia kehendaki, bukan apa yang dikehendaki Allah.
Dalam
Injil hari ini, dilukiskan bahwa Yohanes pembaptis datang dengan kesederhanaan.
Makanannya ialah belalang dan madu hutan, dan pakaiannya kasar, yang terbuat
dari bulu unta. Namun ia menjadi sasaran kritik orang-orang karena hidupnya
terlalu keras. Sedangkan Yesus, dikecam karena mau makan dan minum bersama
pemungut cukai dan orang berdosa.
Sebagai
manusia lemah, kita sering mempersalahkan kebaikan yang ada dalam diri orang
lain, dan menjadikan diri kita sendiri sebagai tolok ukur kebenaran dan
kebaikan. Kita juga rentan tidak terbuka akan kebenaran dan kebaikan yang ada
dalam diri orang lain, karena kita tidak mau dikatakan kalah. Pada masa Adven
ini, kita diajak untuk terbuka akan kebaikan-kebaikan dan kebenaran-kebenaran
yang ada dalam diri orang lain, dan berusaha menerimanya apa adanya.
Fr. Vinsensius Simbolon OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!