1. Sekilas Peristiwa di Bumi
Akhir-akhir ini, suasana
bumi sudah berubah. Perubahan itu dapat kita alami dan rasakan lewat cuaca yang
tidak menentu. Bumi ini rasanya semakin panas. Curah hujan pun tidak lagi
sesuai dengan siklusnya. Ditambah lagi asap yang menebal yang diakibatkan oleh
kaum yang tidak bertanggungjawab, baik itu dari perbakaran hutan maupun dari
pabrik-pabrik. Tetapi, penyebab kerusakan bumi ini tidak lain dan tidak bukan
adalah manusia sendiri. Keserakahan manusia membuat alam atau bumi kita ini
menjadi rusak tak karuan. Banyak orang yang membabat hutan demi keuntungan
pribadi. Akibatnya, sekarang ini banyak hutan yang gundul, seperti di
Kalimantan, Pekan Baru dan di tempat lainnya. Populasi binatang di sana pun
turut mengalami gangguan tersebut. Karena mereka harus mencari tempat baru
untuk dihuni. Hal ini sangat gampang dilakukan manusia saat ini dengan bantuan
alat teknologi canggih yang diciptakan manusia sendiri. Sekarang ini juga,
banyak jenis binatang yang semakin langka. Hal ini terjadi karena adanya
pemburuan binatang-binatang liar secara brutal. Semuanya dilakukan manusia
hanya untuk memperkaya dirinya. Manusia tidak menyadari bahwa alam dan
binatang-binatang semuanya sangat berpengaruh dalam kelangsungan hidupnya dan
kerutunannya dalam masa yang akan datang. Apa jadinya apabila alam ini tanpa
pepohonan, pasti manusia akan mati kepanasan. apa jadinya apabila populasi
binatang mengalami kemusnahan, pasti manusia akan saling memakan. Pernyataan
ini sedikit ekstrim memang, namun apapun akan bisa terjadi kalau hal itu
terjadi.
Ada kemungkinan ini
dilakukan manusia tanpa kesadaran yang intuitif. Namun, ada juga kemungkinan
manusia melakukan ini karena konsep bawaan bahwa manusia adalah di atas segala
ciptaan lain. Sehingga ciptaan lain dianggap sesuatu yang dapa diperlakukan
dengan sesuka hati. Seturut ajaran Kristen, manusia, alam (tetumbuhan), dan
hewan seluruhnya harus hidup dengan bergandengan tangan. Sebab, alam atau bumi
dan seluruh ciptaan diberikan Allah untuk dikuasai (Kej.1: 28). Kata menguasai
di sini berarti memelihara bukan merusak. Sebaliknya, manusia juga tinggal dan
melangsungkan hidupnya di bumi. Dengan kata lain, bumi merupakan rumah manusia
sendiri.
Memang manusia memenuhi
kebutuhannya dari hasil bumi. Tetapi, Allah tidak mengatakan bahwa kebutuhan
itu diambil dari bumi dengan cara brutal tanpa ada sifat memelihara. Melainkan
Allah menghendaki bahwa bumi ini tetap dalam keseimbangan. Artinya, manusia
menikmati hasil bumi ini dengan mengambil apa yang diabutuhkan tanpa ada unsur
keserakahan.
2. Solusi Penyelamatan
Untuk menyelamatkan bumi
kita ini dari kerusakan yang terjadi, beberapa hal yang perlu manusia lakukan
adalah sebagai berikut:
Manusia Bersama Alam
Manusia harus menjalin
relasi dan interaksi yang seimbang dengan alam. Manusia perlu menghilangkan
konsep superior dalam dirinya atas segala ciptaan. Manusia ada dalam bumi dan
hidup dari bumi, maka manusia harus melayani bumi sebaik mungkin dan
memeliharanya dengan cinta. Manusia hendaknya memelihara bumi ini sebagaimana
manusia sendiri memelihara rumahnya. Sebab, bumi ini juga rumah kita bersama.
Manusia Bersama Hewan/Binatang
Manusia harus turut dalam
penyuburan dan pemeliharaan keanekaragaman hidup. Sebab, keanekaragaman turut
menjadi penjamin keharmonisan hidup dan kestabilan biologis di bumi ini.
Manusia harus melihat keanekaragaman ini memiliki nilai dalam dirinya sendiri.
Sebab memanglah demikian bahwa semua ciptaan memiliki nilainya sendiri.
Nilai-nilai itu harus dihormati oleh manusia.
Menghargai Makanan
Makanan dan minuman yang
kita konsumsi bukanlah dihasilkan dari dapur. Melainkan semuanya itu adalah
hasil bumi pertiwi yang Tuhan ciptakan. Dia menyuap dan mengasuh kita dengan
berbagai makanan dan minuman yang mengenyangkan. Maka, manusia dituntut untuk
menghargai pemberian Allah itu (makanan) dengan cara “jangan membuang-buangan
makanan.” Membuang-buang makanan berarti kita tidak menghargai apa yang
diberikan Tuhan kepada kita. Di samping itu, apabila satu butir makanan
terbuang dari piring setiap manusia di dunia ini, dapat kita bayangkan berapa
orang yang bisa memperoleh makanan. Padahal, di daerah-daerah tertentu masih
banyak orang yang mati karena kelaparan.
Reboisasi
Mari kita melestarikan
pepohonan yang sudah ada dan menanam pohon-pohon di mana saja. Karena pohon
amat berguna untuk mengambil karbon-dioksida dari udara dan membersihkan udara.
Dengan demikian, kita akan menghirup udara yang sehat. Di samping itu juga,
mari kita membuat taman-taman yang rindang yang menciptakan kesejukan.
Manusia Sebagai Penjaga (Custode) Alam
Dalam kisah penciptaan
dalam kitab Kejadian, Allah menganugerahkan seluruh ciptaan-Nya kepada manusia.
Manusia menjadi pemelihara, penjaga dan penyempurna bumi bukan perusak
(mengeskploitasi). Manusia menjadi teman sekerja Allah untuk menjaga bumi dan
segala isinya. Apabila manusia jatuh pada tindakan perusakan, maka manusia
mengingkari Allah dan menyia-nyiakan anugerah tersebut.
3. Penutup
Dengan demikian, marilah
memberikan sumbangan kita kepada bumi ini lewat tindakan nyata kita. Sebab,
tulisan ini dimuat dengan secercah harapan di baliknya yakni supaya kita mampu
menjadi orang-orang pecinta alam. Apabila kita mencintai alam berarti kita juga
mencintai hidup kita dan keturunan kita di masa yang akan datang. Kita harus
menanamkan dalam hati kita bahwa “Bumi ini adalah rumah kita.”
Fr. Matias Simanullang OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!