Hari
ini Gereja sedunia merayakan pesta salib suci, yaitu salib Yesus Kristus
sendiri. Bagi orang Yahudi salib adalah penghinaan. Mengapa disebut penghinaan?
Karena bagi orang Yahudi salib adalah tempat penyiksaan bagi orang-orang
berdosa, jahat, dan yang pantas mendapat hukuman mati. Bagi orang Yunani, salib
adalah kebodohan. Disebut kebodohan karena mereka berpikir “masakan seorang
Raja mati di kayu salib”. Sedangkan bagi orang-orang Kristen salib adalah
kemenangan, karena di sanalah Yesus menebus dosa umat manusia. Dia merelakan
diri-Nya secara total: menderita, sengsara, dan wafat. Sekalipun sebagai
seorang Raja, namun Ia mau merendahkan diri sama seperti manusia.
Sebagai
umat Kristiani yang telah diselamatkan, kita juga mempunyai salib
masing-masing. Salib yang dimaksud di sini bukanlah seperti kayu salib yang
dipanggul oleh Yesus pada waktu itu,
melainkan beban hidup yang kita hadapi setiap hari. Salib itu harus kita panggul. Memang berat, namun ketika kita setia memanggulnya, saat itu jugalah kita merasakan kelegaan dan kedamaian bersama-Nya. Yesus telah terlebih dahulu memanggul salib kita, dan sekarang kita juga harus memanggul salib kita masing-masing.
melainkan beban hidup yang kita hadapi setiap hari. Salib itu harus kita panggul. Memang berat, namun ketika kita setia memanggulnya, saat itu jugalah kita merasakan kelegaan dan kedamaian bersama-Nya. Yesus telah terlebih dahulu memanggul salib kita, dan sekarang kita juga harus memanggul salib kita masing-masing.
Pada
awalnya salib itu adalah penghinaan, kebodohan, tetapi kemudian menjadi
kemenangan kekal, yang tak akan pernah terpadamkan.
“
Cinta bukanlah cinta bila tidak melayani
dan tidak berkorban ”
(Fr.
Vinsensius Simbolon OFM Cap)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!