Paulus dalam bacaan Pertama menasehati umat di Kolose supaya mereka mencari dan memikirkan perkara-perkara surgawi bukan perkara-perkara duniawi. Ia menghimbau agar mereka bersedia mematikan segala sesuatu yang bersifat duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, keserakahan, dan penyembahan berhala. Karena perbuatan-perbuatan seperti ini akan menjauhkan diri dari Allah. Dan dalam bacaan Injil Yesus mencoba menawarkan cara berpikir baru terhadap apa itu kebahagiaan. Kebahagiaan adalah perasaan batin yang dapat dialami seseorang bukan karena faktor materi saja. Tetapi karena kemampuan untuk menentukan sikap batin yang baik dan positif, saat berhadapan dengan kenyataan hidup yang tengah dialami. Kita diawaskan bahwa kelobaan dan kerakusan akan harta duniawi bisa menjadi ancaman bagi keselamatan jiwa. Sebab di mana hartamu biasanya di situ juga hatimu.
Maka dari itu, konsep atau rasa bahagia itu tergantung bagaimana kita membangun sikap batin yang baik dan teratur dalam menanggapi realitas hidup yang kita jalani. Itu bisa kita raih dan kita nikmati jika kita bersatu secara mesra dan intim dengan Allah, serta mengandalkan Allah dalam hidup keseharian kita. Karena pada Allah ada sukacita dan kebahagiaan sejati.(Fr. Silvinus Tinambunan, OFM Cap)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!