

Dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, Paulus dengan lantang mengatakan bahwa Allah mendatangkan kebaikan dan jaminan keselamatan kepada semua bangsa. Allah yang memanggil, menetukan, Allah berinisiatif untuk karya keselamatan itu. Dalam karya keselamatan itu Maria dibenarkan, Maria berkenan di hati Allah. Maria yang penuh rahmat dipilih oleh Allah menjadi bunda Yesus. Allah membenarkan Maria, menguduskan, menyucikannya dari dosa asal. Sehingga ia layak menjadi bunda putra-Nya. Maria adalah pembantu, penolong, perantara kita kepada Kristus, menjadi mediatrik untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah. Demi kelengkapan sebuah keluargaAllah memilih Yusuf mendampingi Maria untuk mendidik dan melawat Tuhan.
Dalam bacaan injil dikatakan bahwa sebelum beranjak kepelaminan, Maria sudah mengandung, peristiwa ini sungguh mengusik hati Yusuf dan ia berniat menceraikan Maria. Tetapi Yusuf dalam injil dilukiskan sebagai orang yang rendah hati, tulus, tidak mau mencemarkan nama baik calon permaisurinya. Ia bermaksud menceraikan istrinya dengan cara diam-diam. Tatkala ia menimbang-imbang maksud itu, Yusuf mendapat penglihatan dari malaikat Tuhan dalam mimpi. Peristiwa itu mengubah cara berpikir Yusuf dengan tanpa ragu ia mengurung niat itu dan menerima Maria menjadi istrinya. Yang menarik dari sikap Yusuf adalah ia mau mendengar dengungan suara Tuhan dan melaksanakannya. Ia tidak menimbang-nimbang akibat dari tindakannya, ia langsung bertindak dan menyerahkan segalanya kepada penyelenggaraan Allah. Kehadiran Yusuf melengkapi keluarga kecil dari Nazaret. Ia membantu Maria mengurus, mengajari, mendidik Yesus.
Sikap Yusuf dan Maria sesungguhnya sikap Kristen sejati. Sikap seorang Kristen menjadi pelayan, mengandalkan Tuhan dalam hidup harian, ikut ambil bagian dalam karya keselamatan. Orang Kristen itu seyogianya harus bersikap rendah hati. Menjadi pelayan bagi masyarakat, pelayan bagi keluarga, pelayan bagi anak, suami, dan juga orang lain. Suami menjadi pelayan bagi istri, anak dan orang lain. Sikap pelayan itu adalah rendah hati, sabar, memberi diri, tidak pemarah, sebagaimana Maria menjadi pelayan bagi Tuhan. Tentu dasar dari segalanya itu adalah harus berpegang teguh pada kehendak Tuhan. (Fr. Kasimirus Sitompul OFM Cap)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!