
Dalam Injil sudah sangat jelas dikisahkan
bagaimana para murid memberi pengaduan
atau menyampaikan keberatannya kepada Yesus karena ada orang asing yang bukan
bagian dari mereka melakukan suatu perbuatan “mengusir setan”, tidak
tanggung-tanggung orang asing ini pun berbuat demi nama Yesus. tentunya hal ini
membuat para murid merasa semakin terganggu hatinya.
Para murid berpikir bahwa dengan laporan ini mereka akan mendapat dukungan
penuh dari Yesus, tetapi tidaklah demikian yang terjadi, sungguh di luar dugaan
apa yang mereka dapatkan. Yesus justru menegur dan mengingatkan para murid. Sesunggunya melalui
teguran ini Yesus bermaksud agar para
murid mengetahui dan jangan menghalangi setiap orang yang bersikap baik atas
nama-Nya. Tuhan tidak hanya berkarya hanya melalui orang-orang Kristen saja,
tetapi juga melalui setiap orang yang terbuka hatinya untuk melakukan perbuatan
baik seperti yang dilakukan Yesus sendiri.
Dalam hidup sehari-hari, kita sering
terjebak dengan suasana diri dan status
kita. Status
yang kita miliki sering kali membuat kita merasa nyaman. Banyak yang berpikir
dan beranggapan bahwa dengan menjadi orang Kristen, dengan sendirinya dia akan
bisa berbuat segala sesuatu, dan atas dirinyalah Yesus berkarya. Bahaya
“eksklusivisme” ini sangat penting untuk dihilangkan dari hidup kita. Melalui injil hari ini, Yesus membuka
hati dan pikiran kita, supaya sadar bahwa nilai sebuah perbuatan baik tidak
dapat dilihat atau di ukur hanya dari status seseorang. Tuhan itu berkarya
melalui berbagai macam cara, Dia tidak hanya berkarya melalui orang-orang
Kristen saja, tetapi siapa saja yang terbuka hatinya. Sebagai orang Kristen,
kita harus berani membuka diri terhadap orang lain dan mau menjalin
relasi/kerja sama dengannya. Mari kita
bersama-sama mencabut akar kejahatan, ambisi, dan iri hati dari hidup kita. Dengan demikian kita layak disebut sebagai orang-orang
kristiani. Amin. (Fr. Anselmus Metmet Hutauruk OFM Cap)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!