Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga

Renungan Harian Katolik, 22 November 2025

 1Mak 6:1-13 Mzm 9:2-4.6.16.19 Luk 20:27-40 (Pw St. Sesilia, Perawan dan Martir)

“Hidup untuk Allah, Bukan untuk Dunia” 

Pengantar

Hidup manusia mudah tergoda untuk mengejar kuasa, harta, dan pengakuan duniawi. Namun, hidup yang sejati bukan ditentukan oleh apa yang kita miliki, melainkan oleh kepada siapa kita menyerahkan hidup kita. Bacaan hari ini menantang kita untuk memilih hidup yang berorientasi pada kehendak dan kerajaan Allah, bukan pada keinginan duniawi yang rapuh dan sementara.

1. Inti Bacaan Pertama – 1Mak 6:1-13

Raja Antiokhus, yang dahulu sombong dan menghina Allah serta umat-Nya, akhirnya jatuh dalam kesengsaraan dan menyadari kesalahannya. Ia mengakui bahwa semua penderitaannya adalah akibat kesombongan dan tindakannya yang melawan Tuhan. Pada titik kehancuran, ia akhirnya mengerti bahwa hidup manusia ada dalam tangan Allah, bukan dalam kekuasaan manusia.

Inti pesannya: 1) Kesombongan dan kejahatan membawa kehancuran; 2) Kekuasaan dunia tidak mampu menyelamatkan manusia dari konsekuensi dosa; 3) Pertobatan, meskipun terlambat, adalah pengakuan bahwa hidup bergantung pada Allah.

2. Inti Bacaan Injil – Luk 20:27-40

Yesus menanggapi orang Saduki yang tidak percaya kebangkitan. Ia menegaskan bahwa Allah adalah Allah orang hidup, bukan orang mati. Mereka yang layak menerima hidup kekal menjadi seperti malaikat dan hidup dalam relasi penuh dengan Tuhan. Kebangkitan bukanlah kelanjutan hidup duniawi, tetapi realitas baru di mana Allah menjadi segalanya.

Inti pesannya: 1) Kebangkitan adalah realitas iman, bukan konsep manusiawi; 2) Hidup kekal adalah tanda kasih Allah bagi mereka yang setia; 3) Allah hidup dan menyelamatkan mereka yang berharap kepada-Nya.

3. Korelasi Kedua Bacaan

Kedua bacaan menunjukkan kontras antara hidup yang berorientasi pada dunia dan hidup yang berorientasi pada Allah. Antiokhus menggambarkan hidup yang dikuasai ambisi dan kesombongan, yang akhirnya berakhir dengan kehancuran dan penyesalan; dan Yesus justru mengarahkan kita pada hidup yang berfokus pada keselamatan kekal dan hubungan dengan Allah.

Santa Sesilia, yang kita peringati hari ini, adalah contoh nyata orang yang memilih hidup untuk Allah. Ia mempertahankan imannya meski harus membayar dengan nyawanya. Keberaniannya menunjukkan bahwa martir sejati hidup bukan untuk dunia ini, tetapi untuk Tuhan.

4. Pesan Pastoral

1)     Hidup duniawi hanya sementara; marilah menata hidup dalam perspektif kekekalan.

2)     Kesombongan dan pencarian kuasa akhirnya tidak memberi kehidupan, tetapi kesetiaan kepada Tuhan memberi sukacita yang kekal.

3)     Pertobatan selalu mungkin, tetapi jangan menunggu sampai terlambat.

4)     Hidup yang taat, murni, dan penuh iman seperti Santa Sesilia adalah kesaksian bahwa Allah layak diperjuangkan.

5)     Marilah memilih hidup yang mengarah pada kebangkitan dan kemuliaan Allah, bukan pada kesia-siaan dunia. (psl)

Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2025. Ordo Saudara Dina Kapusin Provinsi St. Fidelis Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting