Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Bertobat Seturut Teladan St. Matius Rasul - Sabtu, 21 September 2024, Pesta St. Matius Rasul dan Penulis Injil

Sabtu, 21 September 2024, Pesta St. Matius Rasul dan Penulis Injil
Ef 4:1-7.11-23
Mat 9:9-13

Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:9-13)


Bertobat Seturut Teladan St. Matius Rasul

Saudara-saudari terkasih, St. Matius yang kita pestakan hari ini adalah seorang pemungut cukai yang bernama Lewi, namun kemudian dipanggil Yesus menjadi muridNya. Ia masuk dalam kelompok duabelas rasul, dan kemudian menjadi penulis Injil Tuhan Yesus Kristus sesudah menyaksikan warta dan karya mukzizat Yesus Kristus. Sebagai seorang pemungut cukai, Matius (Lewi) memiliki stigma negatif kuat, yakni sebagai kaki tangan penjajah Roma dan pendosa berat, sekalipun tidak sepenuhnya bisa dibenarkan begitu saja. Mungkin saja sebagai pemungut cukai ia memang melakukan dosa dengan menggelembungkan jumlah tagihan kepada masyarakat demi memperkaya diri sendiri. Karena itu, orang-orang Yahudi tidak suka bergaul dengan mereka, dan bahkan memberikan stigma negatif kepada Lewi dan kaum kelompoknya.

Namun, Yesus memiliki pandangan berbeda dengan kelompok Yahudi lainnya, khususnya orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus sadar bahwa Matius adalah pemungut cukai, yang mungkin berdosa. Namun, Yesus tidak menghakiminya karena ia berdosa, tetapi memberi pengampunan dan belas kasihan, seraya mendekatinya dengan bersedia makan dan minum bersama Matius. Bukan hanya itu, Yesus juga membela Matius ketika orang-orang Farisi berusaha menjatuhkan Yesus atas kedekatanNya dengan kaum pendosa seperti dirinya. Yesus berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. …
Yang kukehendaki ialah belas kasih, dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memenggil orang benar, melainkan orang berdosa”. Jawaban Yesus sungguh menegaskan bahwa dia sangat menghendaki pertobatan kaum pendosa dan mau berbelas kasih kepada mereka. Selain itu tentu, Yesus juga menghendaki agar mereka sadar diri sebagai pendosa, dan kemudian mau bertobat.
Sebagai manusia, kita pun tidak luput dari dosa. Kiranya dengan merenungkan Injil hari ini, semakin membuat kita untuk semakin dekat dengan Yesus, dan semakin mendorong kita untuk lebih bertobat lagi. Yesus tetap menunggu pertobatan kita menuju hidup yang lebih baik lagi. Selain itu, kita juga diingatkan untuk tidak mudah menghakimi sesama sebagai pendosa dan menggangap diri sebagai orang benar. Kita perlu menyadari kekurangan dan dosa kita, seraya tetap membangun komitmen untuk bertobat. Dan kemudian, kita menunjukkan buah pertobatan kita dengan lebih akitf sebagai pewarta Injil. St. Matius Rasul telah menunjukkan itu dengan perubahan hidupnya dari Lewi menjadi Matius Rasul; dengan mengubah arah hidupnya dari pemungkut cukai, menjadi pewarta Injil. Selain itu kita juga patut bersyukur sebab Tuhan selalu memberikan rahmatNya kepada kita dengan menanti pertobatan kita. Selamat merayakan Pesta St. Matius Rwasul! 
Tuhan memberkati! Pace e bene!

Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting