Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Tuhan Allah Kita Sungguh Murah Hati - Rabu, 21 Agustus 2024, PW St. Pius X

Rabu, 21 Agustus 2024, PW St. Pius X
Yeh 34:1-11
Mat 20:1-16a

“Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.” (Mat 20:1-16)


Tuhan Allah Kita Sungguh Murah Hati

Saudara-saudari terkasih, lewat perumpamaan tentang seorang pemilik kebun anggur yang mempekerjakan upahan di kebun anggurnya, Yesus hendak menegaskan kepada para pendengarNya dan kita semua bahwa Tuhan Allah kita, Allah yang diwartakan Yesus Kristus adalah Allah yang sungguh murah hati. Kemurahan hati Allah Bapa nyata dengan sikapNya yang bersedia memberi upah sehari bagi setiap orang yang bekerja di kebun anggurNya, sekalipun mereka hanya bekerja sebentar. Sebenarnya, mereka yang bekerja sebentar saja tidak patut menerima upah yang sangat besar, sama dengan upah sehari seperti upahan lainnya. Namun, karena kemurahan hati Allah Bapa, Ia tetap memberikan upah yang sedemikian besar agar mereka yang bersedia menerima undangan Allah Bapa menikmati sukacita dan kebahagiaan. Sesungguhnya, perumpamaan ini hendak menggambarkan bahwa Allah Bapa akan mengganjari setiap orang yang mau bertobat dan mengikuti panggilanNya dengan ganjaran yang sama, yakni sukacita dan kebahagiaan kekal di surga abadi bersamaNya, orang kudus dan malaikat-malaikatNya. Karena itu, selagi Tuhan memberi waktu, kita mesti bertobat, berbalik kepadaNya dan mau menikmati kemurahanNya di rumahNya yang kudus.
Akan tetapi, sayang bahwa kemurahan hati Allah Bapa disalah mengerti oleh sebagian orang, terutama mereka yang bersikap egois. Mereka, yakni para upahan yang lebih dahulu masuk, justru menuduh Allah tidak adil karena memberi upah yang sama dengan mereka yang bekerja sebentar saja. Karena ketamakan, iri hati, dan egoisme, mereka tidak mampu mensyukuri kemurahan hati Allah Bapa kepada sesamanya. Seharusnya mereka bersyukur atas kebaikan Allah atas orang lain, dan mengajak orang lebih banyak lagi menikmati kebaikan Tuhan itu. Atas egoisme dan kepicikan mereka, Tuhan pun menegur mereka dengan berkata, “.. Iri hatikah engkau karena aku murah hati?”
Dalam bacaan pertama (Yehezkiel), Nabi Yehezkiel menegur para gembala yang diutus Tuhan, namun tidak menjalankan tugas kegembalaannya dengan baik. Para gembala tersebut larut dalam kepentingan mereka tanpa memperhatikan kawanan umat Allah. Maka, Tuhan pun berjanji untuk mencabut jabatan gembala dari mereka bila mereka tidak menunaikan tugas dengan baik, dan bila tidak mengasihi kawanan domba, yakni bangsa Israel dengan sepenuh hati. Sang nabi menegaskan bahwa para gembala utusan Tuhan harus murah hati seperti Tuhan, menjalankan tugas kegembalaan dengan baik, bersedia berkorban dengan penuh cinta. Dengan demikian kawanan gembalaan umat Allah akan hidup bahagia dan penuh sukacita.
Pesan yang sama diberikan kepada kita. Tuhan itu sungguh murah hati bagi kita. Kita telah mengalaminya dalam hidup kita, berupa kesempatan hidup, memperoleh rezeki dan Kesehatan, keluarga dan lain sebagainya. Karena telah mengalami kemurahan dan cinta Tuhan, hendaknya kita pun menjadi orang-orang yang murah hati dan penuh cinta kepada sesama. Kita tidak bisa tinggal larut dalam egoisme pribadi, tetapi bermurah hati dan rela berbagi apa yang ada pada kita. Dengan demikian Kerajaan Allah akan berkembang subur di sekitar kita. Tuhan memberkati! Pace e bene!

Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting