Jumat, 12 Juli 2023, Biasa
Hos 14:2-10
Mat 10:16-23
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (Mat 10:16-23)
Cerdik Tapi Tulus
Saudara-saudari terkasih, kita mungkin setuju bila dikatakan bahwa dunia ini sungguh amat kompleks. Karena kompleksitasnya, dunia tidak mudah dipahami. Karena itu juga, tidak selalu mudah bagi kita untuk bersikap atasnya. Terkadang kita berhadapan dengan orang yang sungguh baik dan tulus, terkadang juga kita berhadapan dengan orang yang pura-pura baik namun penuh intrik, dan terkadang kita bertemu dengan orang yang sungguh-sungguh kejam dan jahat yang tampak dalam tampilan wajah dan fisik, dan terkadang kita bertemu dengan orang yang menurut tampilan wajah sangar namun berhati lembut. Singkatnya, dunia ini kompleks; tidak selalu mudah ditebak dan dihadapi.
Sadar akan kompleksitas dunia ini, Yesus berpesan kepada para murid untuk bersikap “cerdik seperti ular, namun tulus seperti merpati”. Sebagai putra-putri Allah dan murid-murid Kristus, kita mesti selalu mengedepankan ketulusan hati. Kita mesti tulus berjuang untuk membangun komunitas Kerajaan Allah di mana kita hadir dan berkarya. Kita mesti membangun hidup dengan jiwa kasih, damai dan keadilan, yang dikonkritkan dengan keramahtamahan, saling menolong, peduli dan saling menghargai. Itu mungkin bisa kita lakukan dari pihak kita.
Namun, kita tidak bisa menjamin bahwa orang lain selalu bersikap baik seperti kita pikirkan dan inginkan. Terkadang kita berpikir dan bermaksud baik seperti dipesankan Yesus, ternyata dari orang lain muncul pikiran buruk dan jahat. Misalnya, kita tulus mau menolong seseorang dengan meminjamkan uang kita, ternyata bisa dari pihak yang kita tolong muncul pikiran untuk menipu dan bahkan menggelapkan hingga tidak mengembalikan uang kita. Atau, kadang kita memelihara atau membantu orang supaya seseorang itu menikmati kasih. Ternyata, terkadang ada juga orang yang justru mencelakakan kita. Karena itulah Yesus bersabda agar kita berlaku cerdik. Kita memang mesti selalu cerdik. Cerdik berarti tahu memahami situasi dan orang yang kita hadapi, agar kita tidak ditipu atau dikorbankannya, terlebih agar visi dan misi kita membangun Komunitas Kerajaan Allah tidak gagal. Memang, kita tetap harus tulus dalam cita-cita membangun Kerajaan Allah. Kita juga harus cerdik dan pandai menemukan cara-cara baru untuk mewartakan Injil sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi, agar kita tidak ketinggalan, dan mudah diterima orang lain. Yuk.. mari berlaku cerdik,, namun tetap tulus.. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!