Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

Hukum Yang Paling Utama


2 Tim 2:8-15
Mrk 12:28b-34

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus. (Mrk 12:28-34)

Hukum Yang Paling Utama

Saudara-saudari terkasih, kita pasti sangat akrab dengan perikop Injil hari ini. Kita akrab karena memang merupakan intisari semua hukum dalam Kitab Suci dan pokok pewartaan Yesus Kristus. Sedemikian akrab dengan tema hukum yang paling utama, hingga kita mungkin menghafalnya. Hukum yang utama tersebut ada dua, yakni pertama ialah mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan; sedangkan yang kedua ialah mengasihi sesame seperti diri sendiri. 
Hukum yang pertama atau kasih total kepada Allah bisa kita ungkapkan dengan selalu mendahulukan Allah dalam seluruh hidup kita, baik dalam perencanaan pun dalam pelaksanaan. Kita serahkan seluruh hidup kita kepadaNya dengan melambungkan doa dan pujian, kita menimba kekuatan dariNya dengan menikmati seluruh kebaikanNya lewat kontemplasi, dan kita mencari kehendakNya sebagai pedoman hidup dengan membaca sabdaNya seperti dalam Kitab Suci dan merenungkannya dengan seksama. Selain itu, kita juga mencari kehendakNya dalam Tradisi dan Kuasa Magisterium Gereja, serta lewat refleksi-refleksi yang diberikan oleh gembala-gembala dan sesama kita.
Sedangkan kasih kepada sesama seperti kepada diri sendiri bisa kita wujudkan dengan giat dan tekun berbuat kepada sesama, sebagaimana kita juga ingin mengalami kebaikan dari Tuhan dan orang lain. Kita juga diminta untuk menjaga diri agar tidak melakukan perbuatan dan tindakan jahat / buruk kepada sesama, seperti kita juga tidak ingin bahwa orang lain melakukan perbuatan buruk dan jahat kepada kita.
Secara teoritis hukum yang utama ini mudah diingat dan dipahami. Namun, dalam pelaksanaan kerap sulit karena kita terbelenggu oleh dosa dan kelemahan, seperti kesombongan dan egoisme. Kendati demikian, bukan tak mungkin. Kita berjuang untuk semakin mengkonkritkannya dalam hidup harian. Dengan mengetahuinya, kita sama seperti Ahli Taurat yang datang kepada Yesus, yang disebut “tidak jauh dari Kerajaan Allah”. Namun, kiranya kita tidak mencukupkan diri ‘tidak jauh’, tetapi harus masuk atau bagian dari Kerajaan Allah. Itu terjadi, bila kita melakukan hukum yang utama. Tuhan memberkati! Pace e bene!

P. Yoseph Sinaga, OFMCap.

Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting