D. Michael A. Aritonang OFMCap
Keselamatan seluruh umat kristiani selalu berasal dari Allah, yang tampak nyata dalam diri Yesus Kristus. Keselamatan menjadi tanda bahwa kita mempunyai Allah yang sedemikian dekat dengan kita. Dia tidak jauh, melainkan ada bersama-sama dengan kita, tinggal bersama kita dan menjadi sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Karena itu, pantaslah kita bergembira dan bersukacita menyambut-Nya. Bila Allah mau tinggal bersama kita, pastilah tidak ada alasan bagi kita untuk bersedih apalagi merasa ditinggalkan.
Penulis kitab Barukh mengajak semua pendengarnya untuk bangkit dan berdiri tegak sebab Allah telah mengingat bangsa-Nya. Semua orang yang termasuk umat Allah mesti menanggalkan pakaian kesedihan dan mengenakan perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya. Apa maksudnya? Mengapa Barukh menyampaikan pesan kegembiraan ini? Barukh sesungguhnya ingin memperkenalkan kepada seluruh umat Israel bahwa telah tiba keselamatan dari Allah. Segala kesedihan dan penderitaan akan berakhir dengan hadirnya Sang Penyelamat. Bukti nyata warta keselamatan itu akan ditampakkan dengan pemberian nama baru yang kekal, yakni Damai Sejahtera-Hasil Kebenaran dan Kemuliaan-Hasil Takwa. Allah memberikan nama baru kepada umat-Nya dengan maksud bahwa umat Israel yang dulu jauh dari-Nya, sekarang sudah dibaharui kembali dan Allah sudah semakin dekat dengan mereka. Bangsa yang sedang berjalan dalam kegelapan akan segera melihat terang dan terang itu akan bersinar laksana fajar cemerlang. Inilah alasan Barukh mengajak semua orang untuk bersukacita dan bergembira menyambut keselamatan yang akan segera datang itu.
Seruan untuk bersukacita karena keselamatan akan segera tiba digambarkan oleh penginjil Lukas dengan kehadiran Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias Penyelamat. Yohanes bagaikan suara yang berseru-seru di padang gurun, yang menyerukan pertobatan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias yang dinanti-nantikan itu. Kehadiran Yohanes sebagai perintis jalan bagi Sang Mesias adalah sangat penting. Dia tampil sebagai nabi yang akan memperkenalkan kepada orang banyak siapa Penyelamat yang sesungguhnya. Yohanes tidak mewartakan diri sebagai penyelamat tetapi menyebut diri sebagai yang tak layak melayani Dia yang akan datang itu. Bahkan membuka tali kasut-Nya pun, dia tidak merasa layak.
Mengapa Yohanes ditampilkan pada Minggu II Adven ini? Yohanes adalah nabi, utusan Allah yang datang mendahului Sang Mesias, Yesus Kristus. Dia diutus oleh Allah mempersiapkan jalan bagi Yesus yang akan hadir sebagai Penyelamat seluruh umat manusia. Allah mempunyai rencana untuk menyelamatkan seluruh umat-Nya dari kebimbangan, penindasan, ketidakadilan dan terutama mendatangkan keselamatan bagi semua orang yang senantiasa berharap kepada-Nya. Untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Raja Agung itulah, Yohanes tampil. Maka, seperti dikatakan oleh nabi Yesaya, Yohanes tampil sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun. Artinya, Yohanes menjadi tokoh yang mencoba menghantar orang kepada permenungan dan persiapan untuk menyambut Raja Mulia dan Agung itu. Dia menyerukan pertobatan supaya setiap orang dapat melihat keselamatan itu. Tanpa pertobatan dan kesiapan hati, kedatangan Sang Mesias rasanya tak akan berdaya guna. Lagi, sia-sialah Kristus datang membawa keselamatan jika seandainya orang toh tidak mau menerima keselamatan itu. Maka, dengan tampilnya Yohanes mendahului Yesus, pastilah akan ada orang yang terbuka dan mau mempersiapkan diri menyambut Dia yang disebut Raja Agung dan Penyelamat.
Sesuai dengan gambaran dirinya sebagai suara yang berseru-seru di padang gurun, Yohanes berkata: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis. Maka Allah akan mengampuni dosamu”. Bagi Yohanes, untuk menyambut Sang Mesias, pertobatan menjadi unsur yang sangat penting. Mesias akan datang untuk mengampuni setiap orang yang mau bertobat dan memberi diri dibaptis. Pertobatan menjadi tanda nyata bahwa kita sedang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias. Dan pertobatan itu diikuti dengan memberi diri dibaptis agar kita layak menerima Dia yang akan datang itu. Baptisan yang diberikan oleh Yohanes merupakan baptisan pertobatan. Tetapi baptisan yang akan diberikan oleh Yesus adalah baptisan penghapusan dosa yang menjadikan kita anak-anak Allah. Itulah sebabnya Yohanes tidak mau menyatakan diri sebagai penyelamat yang dinanti-nantikan itu, melainkan hanya sebagai perintis jalan bagi-Nya.
Tanda kita ikut mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias adalah membersihkan diri dari segala dosa dan kembali ke jalan yang benar. Yohanes tidak meminta hal yang terlalu muluk-muluk atau yang tidak mampu kita lakukan. Dia hanya meminta kita bertobat dan mempersiapkan diri menyambut keselamatan itu. Cara kita untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Juruselamat dalam masa ini, bukan dengan cara membuat dekorasi yang indah dan menakjubkan; atau membuat kue yang enak, dan sebagainya. Tetapi dengan cara meninggalkan kebiasaan lama yang tak teratur dan mencoba untuk hidup dalam kasih dan keadilan. Kita harus mencoba memberikan yang terbaik dari diri kita, yakni perbuatan-perbuatan yang berkenan kepada Allah. Dan kita juga harus menunjukkan tanda pertobatan kita dalam kehidupan nyata setiap hari, melalui perbuatan baik terhadap sesama yang ada di sekitar kita. Mampukah kita mempersiapkan jalan lurus bagi Sang Mesias? Dan mampukah kita menghantar sesama kita kepada pertobatan dan pengenalan akan Allah? Semoga. Amin.
SIAPKANLAH JALAN BAGI TUHAN, LURUSKANLAH JALAN BAGINYA (Bar 5:1-9; Flp 1:4-6.8-11; Luk 3:1-6)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!