Yer
31:31-34
Mzm
51:3-4.12-13.14-14
Ibr
5:7-9
Yoh 12:20-33
PERJANJIAN
BARU
Bapa-ibu saudara-saudari
yang terkasih! apa maksud perjanji dalam bacaan pertama yang diambil dari kitab
Yeremia? Perjanjian bisa diartikan dalam dua bentuk tergantung dari konteks.
Pertama, perjanjian menunjuk pada orang yang membuat perjanjian untuk dirinya
sendiri, yang membuat janji bisa memaksakan kehendaknya kepada pihak lain
(teman). Kedua, dari konteks teologis perjanjian itu ialah perjanjian Allah
kepada pihak lain (manusia), perjanjian itu dari diri-Nya. Jadi, perjanjian
yang dimaksud di sini ialah perjanjian Allah kepada umat-Nya. Allah yang
berinisiatif membuat perjanjian.
Apa isi perjanjian Allah
kepada umat Israel? Isi perjanjian itu ialah “Aku akan mengadakan perjanjian
baru dengan kaum Israel dan Yehuda”, Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka
menjadi umat-Ku. Aku akan mengadakan perjanjian (komitmen) baru dengan kaum
Israel. Ada komitmen dari pihak Allah. Perjanjian itu akan disambut oleh kaum
Israel dan Yehuda.
Bapa ibu dan
saudara-saudari yang terkasih! kita tahu bahwa Allah melalui perantaraan Musa
telah menyampaikan isi perjanjian sebelumnya, mulai dari tanah Mesir. Allah
memperbaharui dan menuliskan isi perjanjian itu dalam Hukum Taurat di gunung
Sinai. Tetapi perjanjian dimasa lampau itu tidak dilaksanakan oleh bangsa
Israel dan keturunannya; perjanjian itu telah diingkari. Mereka tidak sanggup
melaksanakannya.
Oleh karena itu,
perjanjian baru akan dibuat Allah dan menulisnya dalam hati umat-Nya. Hati
adalah pusat dari pribadi manusia di dalamnya ada kehendak bebas. Karena Allah
yang langsung menuliskan-Nya, maka orang-orang Israel tidak perlu lagi ajaran
dari para guru (rabbi) untuk memperkenalkan Allah kepada mereka. Jika janji itu
tertulis dalam hati, maka semua orang dari kecil sampai besar, dapat merasakan,
mengalami, mengenal dari dalam diri sendiri kasih Allah itu dan tahu apa yang
mesti mereka lakukan di hadapan Allah. Mereka akan hidup menurut hati Allah dan
digerakkan oleh Allah sendiri.
Bapa ibu dan
saudara-saudari yang terkasih! Allah tidak melupakan janji keselamatan yang
dinyatakan kepada umat-Nya. Perjanjian baru ini adalah perjanjian yang dibangun
kembali terus menerus.
Bagi kita umat kristen,
puncak perjanjian baru itu terpenuhi dalam hati dan hidup Yesus. Allah
menyatakan diri dalam diri Yesus Kristus, supaya semua orang mengenal, melihat,
mengalami secara langsung kasih Allah.
Puncak kasih Allah ialah
mengurban putra-Nya dengan cara penyaliban demi keselamatan semua orang.
Kematian-Nya akan menghasilkan banyak buah, bagaikan butir gandum harus jatuh
ke tanah supaya menghasilkan banyak buah. Kematian-Nya membawa rahmat pengampunan
dosa. Kematian-Nya akan memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Allah ingin
semua orang selamat dan terhimpun bersama Dia di surga.
Bapa Ibu dan
saudara-saudara yang terkasih! Allah setia pada janji-janji-Nya kepada
umat-Nya. Bahkan puncak janji itu mengurbankan putraNya di salib. Apakah kita
juga mau berjanji untuk setia mencintai Allah, mau berkurban melanjutkan tugas:
melayani Allah dan sesama di dunia sampai mengurban diri. Amin
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!