Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Dalam kehidupan, kita pernah melihat adanya karisma tertentu yang ditemukan dalam diri seseorang sehingga orang lain yang berhadapan dengannya menjadi segan, hormat dan tunduk. Namun, karisma seperti itu semakin sulit dijumpai dewasa ini. Dalam Perjanjian Lama, Musa tampil sebagai pemimpin karismatis di depan bangsa Israel. Ia dapat menenangkan orang banyak yang mulai gelisah dan mengharapkan seorang nabi yang akan membebaskan mereka serta yang akan menjadi penghubung mereka dengan Allah.
Yesus dalam Perjanjian Baru tampil dengan penuh wibawa di hadapan orang-orang yang ada di Bait Allah. Dia tampil sebagai orang yang berkuasa melebihi ahli-ahli Taurat bangsa Yahudi. Yesus tampil dengan kuasa Allah yang dimiliki-Nya sehingga semua orang yang mendengar-Nya menjadi heran dan takjub. Mengapa Yesus dibandingkan dengan para ahli Taurat dalam pengajaran ini? Ahli-ahli Taurat merupakan kelompok yang menguasai Kitab Suci dan hanya merekalah yang dapat memberi tafsiran atasnya. Bagi mereka, otoritas Sabda Allah berada di atas segala-galanya. Hukum yang pertama dan terutama adalah melakukan segala hal yang dituntut oleh Taurat yang tertulis dalam Kitab Suci. Karena itu, tugas mereka adalah menjaga objektivitas Sabda Allah supaya jangan disalahtafsirkan oleh orang-orang yang tak menguasainya. Akan tetapi sering terjadi bahwa ahli-ahli Taurat ini hanya mengajarkan apa yang mereka ketahui dari Kitab Suci tanpa ikut menghidupinya. Bahkan mereka kadangkala membuat orang lain merasa terbebani dengan tuntutan yang mereka buat, terutama bagi mereka yang miskin dan lemah. Tetapi bagi mereka (ahli-ahli Taurat) aturan-aturan tersebut tidak berlaku. Karena itu tak heran bila banyak orang tidak percaya kepada mereka meskipun mereka tetap tuntuk kepada mereka. Dan inilah alasan Yesus yang dalam kesempatan lain mengecam perbuatan ahli-ahli Taurat ini, yang tak menunjukkan keselarasan antara perkataan dengan perbuatan.
Orang banyak merasa takjub dan heran ketika melihat segala tindakan Yesus dalam hal mengajar dan perbuatan ajaib-Nya. Dia mengajar orang dengan penuh kuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat, sekaligus juga melaksanakan apa yang diajarkan-Nya. Ajaran-Nya sekaligus menjadi hidup-Nya. Yesus mengajarkan tentang kedatangan Kerajaan Allah, dan dalam diri-Nyalah terwujud secara nyata pewartaan-Nya itu. Dialah pewarta Sabda Allah dan Dia sendirilah isi Sabda Allah yang diwartakan itu. Karena itulah, orang banyak takjub tatkala mendengar pengajaran Yesus, sebab Dia mengajar dengan otoritas dan kuasa Allah yang ada dalam diri-Nya.
Namun, hal yang lebih menarik lagi adalah bahwa Yesus tidak hanya berkuasa dalam mengajar, tetapi juga berkuasa untuk mengusir roh jahat yang merasuki manusia. Inilah salah satu hal yang menunjukkan kelebihan Yesus dari para ahli-ahli Taurat. Menarik bila dicermati peristiwa pengusiran roh jahat dari orang yang kerasukan itu. Yesus tidak membiarkan roh jahat itu mengatakan apapun tentang diri-Nya, meskipun roh-roh itu tahu siapa Yesus sebenarnya. Mengapa? Karena Yesus tidak ingin orang-orang yang ada di sekitar-Nya mengetahui rahasia keallahan-Nya. Dia masih ingin menyembunyikan identitas-Nya sebagai Mesias, sebelum tiba waktunya untuk mengatakannya. Seandainya Yesus membiarkannya, maka dapat dipastikan bahwa orang banyak akan berbondong-bondong mengikuti Yesus dan tak mau jauh dari-Nya sebab segala sesuatunya akan terpenuhi bila tetap bersama dengan Yesus. Dengan demikian, misi perutusan Yesus untuk menghantar semua orang kepada keselamatan otomatis gagal.
Memang Yesus akan menyatakan diri-Nya sebagai Mesias, tetapi dengan cara lain, yakni dengan perkataan dan perbuatan-Nya sebagai pewarta Kerajaan Allah. Dan itu akan dinyatakan-Nya kelak ketika Dia menyerahkan diri-Nya wafat di salib tetapi kemudian bangkit dari antara orang mati. Yesus tidak ingin orang banyak mengikuti-Nya hanya karena mukjizat yang dibuat-Nya selama di dunia ini. Dan setelah Yesus beralih dari dunia ini, akan menjadi apa? Apakah orang banyak masih akan tetap mengikuti-Nya? Inilah hal yang sangat dihindari Yesus sehingga Dia melarang roh jahat itu memberitahukan identitas-Nya sebagai Yang Kudus dari Allah. Yesus ingin agar semua orang melihat secara langsung kehidupan-Nya dan merasakan hidup bersama dengan Dia dengan segala suka dukanya.
Tindakan Yesus mengajar dengan penuh kuasa dan mampu mengusir setan menjadi pertanda bahwa dalam diri-Nya hadirlah Kerajaan Allah yang diwartakan-Nya. Inilah kepenuhan nubuat Musa yang mengatakan bahwa “seorang nabi akan dibangkitkan Allah untuk menyelamatkan bangsa-Nya”. Nabi yang dijanjikan itu adalah Yesus sendiri. Dalam diri-Nyalah Allah akan menaruh Firman-Nya dan karena itu semua orang harus mendengarkan-Nya. Firman yang disampaikan-Nya akan mendatangkan keselamatan dan hidup bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya sebab Dia adalah yang Kudus dari Allah. Dialah wujud nyata dari Allah yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya. Dan kelak Dia akan memeteraikannya melalui penyerahan diri-Nya menjadi kurban pelunas dosa manusia. Dan kurban keselamatan itulah yang kita kenangkan hingga saat ini dalam Perayaan Ekaristi. Dia yang Kudus dari Allah menghadirkan diri dalam santapan Tubuh dan Darah-Nya yang kita santap supaya kita pun menjadi kudus dan dengan demikian berani mengurbankan diri bagi Allah di tengah-tengah dunia.
Dalam kehidupan sehari-hari, roh jahat juga sering merasuki kita. Tentulah roh jahat tidak selalu berarti setan atau hantu yang bergentayangan, yang mengganggu kita setiap saat. Roh jahat itu dapat juga diartikan dengan tindakan manusia yang melanggar keutamaan hidup kristiani, seperti sikap dendam, iri hati, cemburu, bebal, mencuri, memaki, tidak tahu berterimakasih, tidak jujur dan sebagainya. Dan inilah yang perlu kita usir dari diri kita supaya tidak sampai membuat kita mati karenanya. Paulus menasihatkan kita bagaimana caranya mengusir roh jahat yang merasuki diri kita yakni dengan memusatkan perhatian pada perkara Tuhan, pada segala hal yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan.
Ketika kita memusatkan perhatian pada perkara Tuhan, maka otomatis roh jahat tidak akan berani mendekati kita sebab Allah berkuasa mengalahkan kuasa roh jahat. Kuasa Allah jauh lebih hebat daripada kuasa kegelapan yang ada.
Selain itu, kita juga dapat menunjukkannya dengan cara hidup sesuai dengan apa yang kita imani. Dan yang diimani itupun harus diajarkan dan dihidupi supaya orang lain dapat mengikuti jejak kita menuju Allah. Karena itu, mari kita senantiasa berpaut pada perkara Tuhan dan melakukan kehendak-Nya supaya kita juga mampu mengusir dan mengalahkan roh jahat yang ada dalam diri kita masing-masing. Jangan biarkan roh jahat merasuki diri kita sendiri melainkan harus membiarkan Roh Allah berdiam dalam diri kita supay Dialah yang akan membimbing dan menuntun perjalanan hidup kita setiap saat. Semoga. Amin.
MENGUSIR ROH JAHAT DENGAN MEMUSATKAN PERHATIAN PADA PERKARA TUHAN (Ul 18:15-20; 1Kor 7:32-35; Mrk 1:21-28)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!