Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Menirukan atau mengatakan ulang apa yang telah dikatakan orang lain merupakan perkara yang mudah. Tetapi iman bukan sekadar meniru atau mengatakan ulang apa yang telah didengar dari orang lain. Iman merupakan tanggapan personal akan Allah yang mewahyukan diri-Nya. Iman juga bukanlah hasil usaha manusia, melainkan rahmat Allah. Berkat rahmat Allah, manusia mampu mengiyakan apa yang diyakini dan siap menerima konsekuensi dari imannya. Dan setelah dipanggil dan mengatakan ya atas panggilan Allah, manusia akan menerima tugas perutusan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Pertanyaan Yesus kepada para murid tentang siapa diri-Nya merupakan suatu cara untuk menguji iman dan pengenalan para murid terhadap-Nya. Yesus sesungguhnya telah tahu bagaimana atau sejauh mana mereka mengenal Dia. Tetapi di sini Yesus ingin memberi penegasan bahwa iman yang mereka miliki bukan merupakan hasil usaha mereka, melainkan karena rahmat Allah. Karena itu, Yesus pertama-tama meminta para murid untuk mengatakan siapa Dia menurut orang banyak.
Ternyata orang banyak tidak mengenal siapa Yesus sebenarnya. Mereka masih mengira bahwa Yesus adalah salah seorang dari nabi terdahulu yang sekarang hidup kembali. Dan ketika Yesus meminta pendapat para murid, ternyata mereka sudah mengenal siapa Yesus sebenarnya sebab Allah telah memberi mereka kemampuan sehingga dapat memberi pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Hal ini ditegaskan oleh Yesus dengan berkata: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu melainkan Bapa-Ku yang di surga.” Yesus ingin agar para murid tahu bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan semuanya terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Maka ketika Dia meminta pengakuan dari para murid, sesungguhnya Yesus ingin mengajarkan bahwa Allah-lah yang memanggil dan memilih mereka untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah.
Konsekuensi dari panggilan Allah adalah bersedia diutus untuk menjadi saksi atas iman yang dimiliki. Sekali lagi, iman bukanlah hasil usaha manusia, melainkan karena Allah memberikannya secara cuma-cuma sehingga manusia mampu untuk memberi pengakuan terhadap Allah yang benar. Selekas kita mengakukan iman, saat itu jugalah Allah mengutus dan memberi kita tanggung-jawab untuk mewartakan Kabar Gembira kepada seluruh dunia.
Dan ini ditetapkan oleh Allah pertama-tama kepada Petrus yang merupakan dasar pendirian Gereja semesta. Kepada Petrus, Yesus memberikan kunci Kerajaan Surga dan kuasa untuk mengikat atau melepaskan segala sesuatu di dunia ini dan di surga. Pilihan dan panggilan Allah terhadap Petrus (dan para murid) itu saat ini dapat kita lihat dalam diri para paus dan para uskup. Paus dan para uskup merupakan wakil Kristus yang menghadirkan Kristus secara lebih nyata bagi seluruh umat beriman. Maka, kita harus menghormati dan mentaati ajaran mereka yang berasal dari Kristus sendiri. Merekalah yang mengajari dan membimbing kita untuk semakin dekat dengan Allah.
Kita dipanggil, dipilih dan diutus Allah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, dan dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan peran kita masing-masing. Ada yang menjadi pemimpin dan gembala Gereja, ada yang mengikat diri menjadi anggota lembaga hidup bakti dan ada pula yang hidup di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Pemimpin dan gembala Gereja bertugas untuk membimbing dan menghantar kawanan domba Allah untuk dapat menghayati kehidupan bersama Allah. Mereka menjadi pembagi dan penyalur rahmat Allah sehingga umat beriman semakin dekat kepada Allah. Anggota lembaga hidup bakti mengikat diri dalam suatu tarekat atau ordo untuk menjadi pendoa bagi dunia. Umat awam, hidup dalam keluarga dan masyarakat di dunia sekular dan menjadi saksi hidup atas rahmat dan iman yang mereka terima dari Allah. Mereka berjuang untuk menghayati hidup dan panggilan Allah menurut spiritualitas hidup berkeluarga yang menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia melalui tindakan nyata setiap hari.
Tetapi apapun tugas dan panggilan yang telah diberikan oleh Allah harus senantiasa kita syukuri dan jalankan sesuai dengan kehendak-Nya. Allah telah memilih dan memanggil kita untuk hidup dalam cinta kasih-Nya serta untuk menjadi dasar dan tiang penopang bagi sesama yang mempunyai iman yang lemah dan yang kehilangan pengharapan. Kita diutus untuk memberi pengakuan dan kesaksian iman dalam setiap perjalanan hidup di manapun kita berada. Maka, pertanyaannya adalah siapakah Yesus bagi kita? Sejauh mana kita sudah menghayati iman dan panggilan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita? Bagaimanakah cara kita untuk menunjukkan iman kita kepada Allah yang benar di dalam tugas perutusan kita masing-masing? Apakah kita sudah menghayati dan melaksanakan tugas perutusan kita sesuai dengan kehendak Allah. Mari kita bermenung dalam hati masing-masing. Amin.
AKU DIPILIH DAN DIPANGGIL ALLAH MENJADI PELAYANNYA (Yes 22:19-23; Rm 11:33-36; Mat 16:13-20)
Labels:
Renungan
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!