Menirukan atau mengatakan ulang apa yang telah dikatakan orang lain merupakan perkara yang mudah. Tetapi iman bukan sekadar meniru atau mengatakan ulang apa yang telah didengar dari orang lain. Iman merupakan tanggapan personal akan Allah yang mewahyukan diri-Nya. Iman juga bukanlah hasil usaha manusia, melainkan rahmat Allah. Berkat rahmat Allah, manusia mampu mengiyakan apa yang diyakini dan siap menerima konsekuensi dari imannya. Dan setelah dipanggil dan mengatakan ya atas panggilan Allah, manusia akan menerima tugas perutusan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing.
Pertanyaan Yesus kepada para murid tentang siapa diri-Nya merupakan suatu cara untuk menguji iman dan pengenalan para murid terhadap-Nya. Yesus sesungguhnya telah tahu bagaimana atau sejauh mana mereka mengenal Dia. Tetapi di sini Yesus ingin memberi penegasan bahwa iman yang mereka miliki bukan merupakan hasil usaha mereka, melainkan karena rahmat Allah. Karena itu, Yesus pertama-tama meminta para murid untuk mengatakan siapa Dia menurut orang banyak.

Konsekuensi dari panggilan Allah adalah bersedia diutus untuk menjadi saksi atas iman yang dimiliki. Sekali lagi, iman bukanlah hasil usaha manusia, melainkan karena Allah memberikannya secara cuma-cuma sehingga manusia mampu untuk memberi pengakuan terhadap Allah yang benar. Selekas kita mengakukan iman, saat itu jugalah Allah mengutus dan memberi kita tanggung-jawab untuk mewartakan Kabar Gembira kepada seluruh dunia.

Kita dipanggil, dipilih dan diutus Allah sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, dan dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan peran kita masing-masing. Ada yang menjadi pemimpin dan gembala Gereja, ada yang mengikat diri menjadi anggota lembaga hidup bakti dan ada pula yang hidup di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Pemimpin dan gembala Gereja bertugas untuk membimbing dan menghantar kawanan domba Allah untuk dapat menghayati kehidupan bersama Allah. Mereka menjadi pembagi dan penyalur rahmat Allah sehingga umat beriman semakin dekat kepada Allah. Anggota lembaga hidup bakti mengikat diri dalam suatu tarekat atau ordo untuk menjadi pendoa bagi dunia. Umat awam, hidup dalam keluarga dan masyarakat di dunia sekular dan menjadi saksi hidup atas rahmat dan iman yang mereka terima dari Allah. Mereka berjuang untuk menghayati hidup dan panggilan Allah menurut spiritualitas hidup berkeluarga yang menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia melalui tindakan nyata setiap hari.

Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!