Fr. Michael A. Aritonang OFMCap
Setiap tindakan pasti akan ada akibatnya dan setiap perjalanan kehidupan akan mempunyai tantangan. Tidak ada kehidupan yang terlepas dari tantangan dan persoalan. Kebahagiaan dalam kehidupan tidak dilihat dari seberapa banyak masalah yang bisa kita hadapi, tetapi tentang apa dan siapa yang kita andalkan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada.
Hari ini Yesus mengajak kita semua untuk percaya dan menyerahkan segala aspek kehidupan kita kepada-Nya. Dia berkata: “Jangan takut!” Kata-kata Yesus ini merupakan suatu bentuk peneguhan dan juga pengharapan bahwa Yesus pasti akan menyertai seluruh perjalanan hidup kita, asalkan kita mau berpegang teguh pada perintah-Nya melaksanakannya, serta menyerahkan segala sesuatu hanya kepada-Nya. Yesus ingin meyakinkan kita bahwa tak satupun dari segala bentuk kehidupan di dunia ini yang tidak diketahui oleh Allah. Bahkan hal yang paling gelap dan tersembunyi sekalipun ternyata terbuka secara nyata dan terang benderang di hadapan-Nya. Bagi Allah, kita manusia sangat berharga melebihi segala sesuatu yang ada di bumi ini. Hidup kita sungguh indah di mata Tuhan, sebab kita diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya. Dia adalah Allah yang Mahatahu. Seluruh diri kita tidak tersembunyi di hadapan-Nya dan bahkan rambut di kepala kita pun terhitung semuanya.
Pengharapan yang diberikan oleh Yeus bertujuan untuk menguatkan kita dalam menjalani kehidupan ini. Dalam tugas perutusan kita, yakni menjadi pewarta kabar gembira dan kabar keselamatan Allah, akan banyak persoalan dan bahkan penderitaan. Di dunia ini, banyak yang akan berusaha menjauhkan kita dari Allah dan akan melakukan sejuta cara bagaimana supaya kita meninggalkan tugas perutusan kita. Cara-cara mereka licik dan jahat; ada yang merayu dan membujuk dengan menawarkan hal-hal duniawi, tetapi juga dengan cara kasar, yakni membunuh. Dan Yesus telah terlebih dahulu mengetahui itu semua. Maka, Dia memberi kita suatu keyakinan dan pengharapan supaya: “Jangan takut kepada mereka yang hanya dapat membunuh tubuh, tetapi tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”
Persoalan-persoalan pelik di dunia inilah yang tidak dapat kita hindarkan. Tantangan dan penderitaan yang merupakan konsekuensi dari hidup kita sebagai pengikut Kristus sulit kita hindari. Tetapi tidak jarang juga kita tergiur dengan tawaran-tawaran duniawi yang sifatnya semu dan sementara saja. Kita tidak lagi melihat tantangan dan penderitaan itu sebagai bagian dari rahmat dan penyertaan Allah kepada kita orang yang percaya kepada-Nya. Daya juang kita lemah dan tidak berani untuk menghadapi tantangan yang ada. Semua itu karena kita terlalu mengandalkan diri kita sendiri dan kurang mengandalkan Allah.
Sebagai pengikut Kristus, hidup kita tidak akan pernah terlepas dari penderitaan dan tantangan. Dan setiap hari akan kita alami penderitaan dari mereka yang kurang percaya kepada Allah. Di sekitar kita, banyak orang yang akan berusaha dan bahkan dengan sengaja memberikan tantangan akan iman kita. Mereka akan mengintai setiap saat, kapan kita terlihat lemah dan dengan demikian akan dengan gampang dilumpuhkan. Tetapi nabi Yeremia, dengan berangkat dari pengalamannya sendiri berkata: “Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah. Sebab itu, orang-orang yang mengejar aku akan tersandung, jatuh, dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak akan terlupakan.” Di sini, nabi Yeremia ingin menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun yang akan mampu mengalahkan, menjatuhkan dan mempermalukan kita jika hidup kita sepenuhnya terarah kepada Allah. Sebab Allah tidak akan pernah meninggalkan umat yang percaya kepada-Nya.
Percaya kepada Allah artinya menyerahkan segala hidup kita kepada-Nya. Allah akan senantiasa melindungi, memberkati dan memberikan yang terbaik kepada kita. Dari kita dituntut sikap untuk percaya dan penyerahan diri secara total dan utuh kepada-Nya. Kita juga dituntut untuk mengakui bahwa hanya Dialah satu-satunya Allah yang benar. Yesus berkata: “Setiap orang yang mengakui Aku di hadapan manusia, akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di depan Bapa-Ku di surga.” Inilah tugas perutusan kita yang sesungguhnya, yakni memberi kesaksian tentang Allah di tengah-tengah dunia. Itu artinya, kita harus siap menerima penderitaan dan bahkan pembunuhan seperti para martir yang rela mati demi mempertahankan iman akan Allah. Dan Yesus meyakinkan kita supaya tidak takut kepada mereka yang berusaha membunuh tubuh kita. Tetapi kita harus lebih takut kepada Dia yang berkuasa membunuh tubuh tubuh dan jiwa di neraka. Oleh karena itu, marilah kita lebih percaya kepada Allah yang benar dan hidup serta memberikan kesaksian tentang-Nya di dunia ini meskipun akan banyak tantangan dan penderitaan. Dengan demikian, kita pun akan diakui dan dibela oleh Yesus kelak pada hari penghakiman. Semoga. Amin.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!