1. Komuni
Dua Rupa
Sebagai
tanda, komuni kudus mempunyai bentuk yang lebih penuh kalau disambut dalam rupa
roti dan anggur, sebab komuni dua rupa itu melambangkan dengan lebih sempurna
perjamuan ekaristis. Juga dinyatakan dengan lebih jelas bahwa perjanjian yang
baru dan kekal diikat dalam Darah Tuhan. Kecuali itu, lewat komuni dua rupa
tampak jelas juga hubungan antara perjamuan ekaristis di dunia dan perjamuan
eskatologis dalam Kerajaan Bapa.
Pada
gembala umat beriman hendaknya berusaha, agar orang-orang beriman yang
menyambut komuni dua rupa atau yang tidak menyambut diingatkan akan ajaran
Katolik tentang komuni kudus, sesuai dengan dokumen Konsili Trente. Terutama,
hendaknya ditekankan, bahwa baik dalam komuni roti maupun dalam komuni-anggur,
seluruh sakramen dan seluruh Kristus disambut seutuhnya. Jadi, orang yang
komuni hanya dalam satu rupa, sama sekali tidak dirugikan karena mengira tidak
mendapat cukup rahmat yang perlu untuk keselamatan.
Kecuali
itu, hendaknya diajarkan, bahwa gereja mempunyai wewenang untuk mengatur cara
merayakan sakramen, asal tidak mengubah hakikat sakramen. Maka, Gereja dapat
menetapkan atau mengubah cara perayaan sakramen, sebagaimana dianggap perlu
karena tuntutan zaman dan keadaan setempat, dengan maksud agar sakramen
dirayakan dengan lebih hormat dan umat beriman menerimanya dengan manfaat lebih
besar. Hendaknya dianjurkan kepada umat beriman yang akan menyambut komuni dua
rupa, agar mereka lebih ingin dan lebih mantap ikut dalam perayaan itu, sebab
dalam perayaan itu dilambangkan dengan lebih sempurna Perjamuan Ekaristi.
Kecuali
dalam hal-hal yang disebut dalam buku-buku rituale, komuni dua rupa diizinkan:
vBagi para imam yang tidak dapat merayakan misa sendiri
atau tidak dapat ikut dalam konselebrasi,
vBagi para diakon dan para pelayan lain, yang menjalankan
tugasnya dalam misa,
vBagi para anggota komunitas biara dalam Misa Konventual
atau dalam apa yang disebut dalam Misa Komunitas; bagi para seminaris dan semua
yang mengikuti retret, pertemuan rohani atau pastoral.
Uskup
setempat dapat menentukan kaidah-kaidah komuni dua rupa untuk keuskupannya.
Kaidah seperti itu harus dipatuhi juga dalam kapel-kapel biara dan dalam
perayaan dengan kelompok kecil. Uskup diosesan juga berwenang memberikan izin
kepada imam yang memimpin misa untuk melaksanakan komuni dua rupa kalau
dianggapnya baik. Ini dapat dilaksanakan asal umat beriman sudah diberi
pengarahan dengan baik dan tidak ada bahaya pencemaran sakramen atau perayaan
menjadi kacau balau karena jumlah umat yang terlalu besar atau karena alasan
lain. Akan tetapi, Konferensi Uskup dapat menentukan kaidah tentang cara komuni
dua rupa untuk umat dan tentang kemungkinan memperluas izin untuk komuni dua
rupa. Kaidah-kaidah ini dapat dimaklumkan sesudah diketahui oleh Takhta
Apostolik.
Kalau
komuni dilaksanakan dalam dua rupa:
vSeturut ketentuan, piala dilayani oleh diakon atau, kalau
tidak
ada diakon, oleh seorang imam. Dapat juga piala dilayani
oleh akolit yang dilantik secara liturgis atau oleh pelayan komuni tak lazim.
Kalau terpaksa, piala juga dapat dilayani oleh anggota jemaat yang diberi tugas
hanya untuk kesempatan yang bersangkutan.
vSeluruh sisa Darah Kristus diminum pada altar oleh imam
atau
diakon atau akolit yang dilantik yang pada waktu itu
melayani piala dan kemudian membersihkan serta mengatur kembali bejana-bejana
kudus seperti biasa.
Komuni
hendaknya dapat diterimakan hanya dalam wujud roti kepada umat beriman yang
barangkali menginginkannya.
Yang harus
dipersiapkan untuk komuni dua rupa ialah:
vKalau komuni-anggur dilaksanakan dengan minum langsung
dari piala, hendaknya disiapkan beberapa piala atau satu
piala yang cukup besar. Tetapi hendaknya diusahakan jangan sampai Darah Kristus
tersisa terlalu banyak.
vKalau komuni-anggur dilaksanakan dengan mencelupkan hosti
ke dalam piala, hendaknya disiapkan hosti-hosti yang
tidak terlalu kecil dan tipis, tetapi lebih tebal dari biasanya, supaya sesudah
dicelupkan masih dapat diberikan dengan mudah kepada orang yang menyambut.
Kalau
Darah Kristus disambut dengan minum dari piala, sesudah menyambut Tubuh
Kristus, orang yang menyambut menghadap petugas yang melayani piala dan berdiri
di depannya. Pelayan berkata: Darah
Kristus, penyambut menjawab: Amin.
Lalu pelayan menyerahkan piala kepada penyambut. Penyambut memegang sendiri
piala itu dan minum darinya, lalu mengembalikan piala kepada pelayan. Kemudian,
penyambut kembali ke tempat duduk dan sementara itu, pelayan membersihkan bibir
piala dengan purifikatorium.
Kalau
komuni dua rupa dilaksanakan dengan mencelupkan hosti ke dalam anggur, tiap
penyambut, sambil memegang patena di bawah dagu, menghadap imam yang memegang
piala. Di samping imam berdiri pelayan yang memegang bejana kudus berisi hosti.
Imam mengambil hosti, mencelupkan sebagian ke dalam piala, memperlihatkannya
kepada penyambut sambil berkata: Tubuh
dan Darah Kristus. Penyambut menjawab: Amin,
lalu menerima hosti dengan mulut dan kemudian kembali ke tempat duduk.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!