Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

BEBERAPA KAIDAH UMUM UNTUK SEMUA BENTUK MISA (PUMR 273-287) (Bagian 1)


Hasil gambar untuk gerak liturgis-image         

1.  Penghormatan Altar dan Kitab Injil (Evangeliarum)
Sesuai dengan tradisi liturgi, altar dan Kitab Injil dihormati dengan mencium. Akan tetapi, kalau mencium tidak sesuai dengan tradisi atau kekhasan daerah setempat, Konferensi Uskup berwenang menggantinya dengan cara penghormatan yang lain, dengan persetujuan Takhta Apostolik.

2.  Berlutut dan membungkuk
Berlutut, yakni tata gerak yang dilakukan dengan menekuk lutut kanan sampai menyentuh lantai, merupakan tanda sembah sujud. Oleh karena itu, berlutut dikhususkan untuk menghormati Sakramen Mahakudus dan Salib Suci yang digunakan dalam Liturgi Jumat Agung Mengenang Sengsara Tuhan. Salib ini dihormati dengan berlutut mulai dari penghormatan meriah dalam Liturgi Jumat Agung sampai sebelum memasuki Misa Malam Paskah.
Dalam misa, hanya tiga kali imam berlutut, yaitu pada saat konsekrasi sesudah memperlihatkan hosti dan sesudah menunjukkan piala dan sebelum imam menyambut Tubuh Kristus. Ketentuan-ketentuan khusus untuk misa konselebrasi dipaparkan pada tempat yang bersangkutan. Kalau di panti imam ada tabernakel dengan Sakramen Mahakudus di dalamnya, maka imam, diakon dan pelayan-pelayan lain selalu berlutut pada saat mereka tiba di depan altar dan pada saat akan meninggalkan panti imam. Tetapi dalam misa sendiri mereka tidak perlu berlutut. Di luar Perayaan Ekaristi, setiap kali lewat di depan Sakramen Mahakudus, orang berlutut, kecuali kalau mereka sedang dalam perarakan. Para pelayan yang membawa salib perarakan atau lilin menundukkan kepala sebagai ganti berlutut.
Di samping berlutut, ada juga tata gerak membungkuk dan menundukkan kepala. Keduanya merupakan tanda penghormatan kepada orang atau barang yang merupakan representasi pribadi tertentu.
a.   Menundukkan kepala dilakukan waktu mengucapkan nama Tritunggal Mahakudus, nama Yesus, nama Santa Perawan Maria, dan nama santo-santa yang diperingati dalam misa yang bersangkutan.
b.  Membungkukkan badan atau membungkuk khidmat dilakukan waktu:
vMenghormati altar,
vSebelum memaklumkan Injil, waktu mengucapkan doa
sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang Mahakuasa…,
vDalam Syahadat, waktu mengucapkan kata-kata Ia dikandung
dari Roh Kudus … dan menjadi manusia,
vDalam persiapan persembahan, waktu mengucapkan doa
Dengan rendah hati dan tulus,
vDalam Kanon Romawi pada kata-kata Allah yang Mahakuasa,

utuslah malaikat-Mu… Membungkuk juga dilakukan oleh diakon waktu minta berkat kepada imam sebelum mewartakan Injil. Kecuali itu, imam juga membungkuk sedikit waktu mengucapkan kata-kata Tuhan pada saat konsekrasi: Terimalah
Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting