1. Penghormatan
Altar dan Kitab Injil (Evangeliarum)
Sesuai
dengan tradisi liturgi, altar dan Kitab Injil dihormati dengan mencium. Akan
tetapi, kalau mencium tidak sesuai dengan tradisi atau kekhasan daerah
setempat, Konferensi Uskup berwenang menggantinya dengan cara penghormatan yang
lain, dengan persetujuan Takhta Apostolik.
2. Berlutut
dan membungkuk
Berlutut,
yakni tata gerak yang dilakukan dengan menekuk lutut kanan sampai menyentuh
lantai, merupakan tanda sembah sujud. Oleh karena itu, berlutut dikhususkan
untuk menghormati Sakramen Mahakudus dan Salib Suci yang digunakan dalam
Liturgi Jumat Agung Mengenang Sengsara Tuhan. Salib ini dihormati dengan
berlutut mulai dari penghormatan meriah dalam Liturgi Jumat Agung sampai
sebelum memasuki Misa Malam Paskah.
Dalam
misa, hanya tiga kali imam berlutut, yaitu pada saat konsekrasi sesudah
memperlihatkan hosti dan sesudah menunjukkan piala dan sebelum imam menyambut
Tubuh Kristus. Ketentuan-ketentuan khusus untuk misa konselebrasi dipaparkan
pada tempat yang bersangkutan. Kalau di panti imam ada tabernakel dengan
Sakramen Mahakudus di dalamnya, maka imam, diakon dan pelayan-pelayan lain
selalu berlutut pada saat mereka tiba di depan altar dan pada saat akan
meninggalkan panti imam. Tetapi dalam misa sendiri mereka tidak perlu berlutut.
Di luar Perayaan Ekaristi, setiap kali lewat di depan Sakramen Mahakudus, orang
berlutut, kecuali kalau mereka sedang dalam perarakan. Para pelayan yang
membawa salib perarakan atau lilin menundukkan kepala sebagai ganti berlutut.
Di
samping berlutut, ada juga tata gerak membungkuk dan menundukkan kepala.
Keduanya merupakan tanda penghormatan kepada orang atau barang yang merupakan
representasi pribadi tertentu.
a.
Menundukkan kepala dilakukan waktu mengucapkan nama Tritunggal Mahakudus,
nama Yesus, nama Santa Perawan Maria, dan nama santo-santa yang diperingati
dalam misa yang bersangkutan.
b. Membungkukkan
badan atau membungkuk khidmat dilakukan waktu:
vMenghormati altar,
vSebelum memaklumkan Injil, waktu mengucapkan doa
sucikanlah hati dan budiku, Ya Allah yang Mahakuasa…,
vDalam Syahadat, waktu mengucapkan kata-kata Ia dikandung
dari Roh Kudus … dan menjadi manusia,
vDalam persiapan persembahan, waktu mengucapkan doa
Dengan rendah hati dan tulus,
vDalam Kanon Romawi pada kata-kata Allah yang Mahakuasa,
utuslah
malaikat-Mu… Membungkuk juga
dilakukan oleh diakon waktu minta berkat kepada imam sebelum mewartakan Injil.
Kecuali itu, imam juga membungkuk sedikit waktu mengucapkan kata-kata Tuhan
pada saat konsekrasi: Terimalah…
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!