Ordo Kapusin Kustodi General Sibolga

St. Fransiskus Maria dari Camporosso (1804-1868)



Santo Fransiskus Maria dari Camporosso (Italia : Francesco Maria da Camporosso) lahir pada tanggal 27 Desember 1804 dalam keluarga petani yang sangat bersahaja di Camporosso, Genoa Italia. Ayahnya bernama Anselmo Croese dan ibunya bernama Maria Antonia Garza. Keluarga petani ini adalah pemeluk Katholik yang taat. Giovannino Croese (Yohannes Croese) demikian nama babtisnya, sejak kecil sudah terbiasa untuk bekerja keras membantu ayahnya di ladang.
Pada tahun 1825 Giovannino memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan dan menjadi seorang biarawan. Ia masuk biara Saudara-saudara hina-dina (Fransiskan) dan menjalani novisiat di biara Fransiskan Santo Barnabas di pegunungan Genoa. Setelah menyelesaikan masa novisiatnya, ia mengucapkan kaulnya sebagai seorang bruder dari ordo Fransiskan Kapusin dengan nama biara : Francesco Maria (Fransiskus Maria ).
Tugas Bruder Fransiskus dalam ordo ini sangat sederhana; ia ditugaskan menjadi seorang quaestor atau seorang biarawan yang bertugas meminta derma. Setiap hari bruder Fransiskus harus berkeliling kota Genoa, meminta-minta di jalan atau dirumah keluarga-keluarga Katolik demi kelangsungan hidup biara dan pekerjaan-pekerjaan sosial yang dilaksanakan oleh biara. Tugas ini kelihatannya sederhana namun sungguh sangat berat dan sangat membosankan untuk dijalani. Menjadi seorang quaestor membutuhkan ketabahan hati yang luar biasa, dan bruder Fransiskus dapat menjalaninya dengan sungguh-sungguh.
Kesucian hidupnya dan sikapnya yang penuh welas asih dan rendah hati membuatnya diterima oleh seluruh warga kota. Dalam waktu yang tidak lama Bruder Fransiskus telah dikenal di seluruh kota Genoa sebagai seorang quaestor yang saleh. Bruder Fransiskus selalu bersikap ramah dan sopan. Kesempatan meminta derma di rumah keluarga-keluarga Katolik menjadi kesempatan baik baginya untuk berdoa bersama, memberi bimbingan rohani, dan memberi penghiburan kepada umat yang berkesusahan dan menderita. Ia banyak membuat mujizat dan menyembuhkan banyak orang sakit dalam setiap keluarga yang dikunjunginya Ia juga dikaruniai penglihatan sehingga memiliki kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang rahasia dan kejadian-kejadian yang akan datang.
Umat di kota Genoa sangat mencintai bruder pengemis yang penuh mujizat ini. Mereka memanggilnya : “Padre Santo” yang berarti “bapa yang kudus”. Kunjungannya ke rumah umat untuk meminta derma sangat dinantikan. Banyak orang kemudian datang ke biara untuk meminta pertolongannya.
Sebuah mujizat Bilokasi yang luar biasa tercatat dilakukan oleh Bruder Fransiskus demi menolong seorang janda. Anak tunggal janda ini bekerja di Amerika Serikat. Dan tiap bulan ia selalu mendapat kiriman surat dan uang dari anaknya. Sekali waktu surat- surat tak kunjung datang lagi, dan ibu itu sangat gelisah memikirkan kalau-kalau terjadi sesuatu atas diri anaknya. Ia lalu menulis surat dan membawanya ke biara kepada Bruder Fransiskus untuk diberkati sebelum dikirim. Ia termanggu- manggu ketika bruder saleh itu mengatakan kepadanya bahwa puteranya sehat- sehat saja, dan tidak lama lagi akan berlibur ke Italia. Bruder Fransiskus berjanji akan segera mengirim surat itu sebelum anaknya berangkat. Tak lama kemudian anak itu tiba di Genoa dan bertemu dengan ibunya. Ketika bruder Fransiskus mengunjungi rumah mereka untuk meminta derma, anak itu terperanjat melihatnya dan berkata : Inilah bruder yang memberikan surat ibu pada saya sesaat sebelum saya hendak naik ke kapal. Yang mengherankan ibu itu ialah bahwa surat itu dibawanya kepada bruder tepat pada hari saat puteranya naik kapal untuk kembali ke Italia.
Dalam tahun 1866 Genoa ditimpa wabah kolera yang menewaskan banyak warga kota. Bruder Fransiskus dan para saudara di biaranya segera turun-tangan membantu merawat para korban. Tidak tahan menyaksikan penderitaan umat, Bruder Fransiskus lalu berdoa dan mempersembahkan dirinya menjadi kurban, dan memohon semoga wabah itu segera dilenyapkan. Dan terjadilah seperti yang dimintanya dalam doa. Tidak lama kemudian, pada tanggal 17 September 1868, Bruder Fransiskus meninggal dunia dan wabah kolera yang ganas itu pun lenyap dari kota Genoa.
Sejak hari kematianya ia telah dihormati sebagai pelindung kota Genoa. Satu abad kemudian ia di kanonisasi oleh Paus Santo Yohanes XXIII pada tanggal 9 Desember 1962. Tubuh Bruder Fransiskus yang sampai saat ini masih utuh (incorrupt Corps) kini disemayamkan di Gereja yang dibangun untuk mengenang namanya;  Gereja Santo Fransiskus Maria di Genoa Italia. 


Share this post :

Posting Komentar

Terima kasih atas Partisipasi Anda!

 
Copyright © 2015-2024. Ordo Kapusin Sibolga - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger - Posting