Saudara-saudari
terkasih, kita pasti mengenal dan membutuhkan uang bahkan bekerja keras untuk
mencarinya demi pemenuhan kebutuhan hidup. Uang baik adanya kalau dipergunakan
dengan baik. Akan tetapi banyak juga orang yang telah disesatkan oleh uang (marrara do simalolong ni jolma mamereng
hepeng). Orang yang paling sering berhubungan dengan uang adalah para
bendahara atau ekonom. Hari ini, dalam bacaan Injil, kita akan mendengar
pengajaran Yesus melalui suatu perumpamaan, yakni perumpamaan tentang bendahara
yang tidak jujur (Luk 16:1-13).
Saudara-saudari terkasih, melalui
perumpamaan bendahara yang tidak jujur ini, Yesus mau mengajarkan para
murid-Nya akan tiga hal yakni, bijaksana dalam menggunakan harta kekayaan,
setia dalam hal-hal yang kecil dan menaruh loyalitas kepada Yesus sendiri. Sikap
bijaksana atau cerdik sangat ditutuntut oleh Yesus dari para murid-Nya dalam
mengelola harta kekayaan. Para murid harus mengikat persahabatan dengan mamon
yang tidak jujur. Artinya, harta duniawi itu penting asal dipergunakan dengan
baik dan bijaksana. Tuntutan Yesus ini bisa juga dihubungkan dengan perintah
Yesus kepada para murid agar mereka bersikap cerdik seperti ular dan tulus
seperti merpati (Mat 10:16). Yesus memuji bendahara yang tidak jujur karena
bendahara itu telah meniadakan upahnya agar ia bisa diterima oleh orang lain
ketika tuannya akan memecatnya. Bendahara itu mencari solusi akan krisis di
masa depan. Ia tidak putus asa tetapi mencari solusi yang tepat dengan
menggunakan akal budinya. Sikap setia juga sangat dituntut oleh Yesus dari para
murid-Nya, sebab siapa yang setia dalam hal atau urusan kecil ia juga setia
dalam hal-hal besar. Jika para murid tidak setia dan benar dalam mengelola
harta duniawi, mereka tidak dipercayakan akan harta yang sesungguhnya.
Selanjutnya, para murid juga diminta supaya menaruh loyalitas kepada Yesus,
sebab seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Jika para murid
menempatkan mamon dalam tempat yang pertama otomatis Tuhan ditempatkan dalam
posisi yang kedua. Para murid harus mengabdi kepada Tuhan dan menempatkan-Nya
pada posisi pertama.
Saudara-saudari terkasih, sebagai
pengikut Yesus, sikap bijaksana dan tulus sangat dituntut dari kita, khususnya
dalam mengelola harta benda atau kekayaan kita sebagaimana juga diungkapkan
dalam bacan pertama (Ams 8:4-7). Dengan mempunyai kebijaksanaan, kita akan
mampu mengerti perkara-perkara surgawi. Harta kekayaan tidak boleh kita jadikan
sebagai sarana untuk menindas orang yang lemah. Harta kekayaan juga tidak boleh
kita jadikan sebagai tuan dalam hidup kita tetapi kitalah yang menjadi tuan
atas harta yang kita miliki. Selain itu, kita juga dipanggil untuk aktif
mencari solusi dikala kita menghadapi masalah atau krisis dalam hidup kita,
sebab kita dianugerahi akal budi, hati, kemampuan untuk bertindak dan juga
pengetahuan akan kebenaran (1Tim 2:4). Salah satu ciri pengikut Yesus adalah
tidak gampang menyerah. Mari bangkit mancari solusi dan menaruh keyakinan kita
kepada Allah bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita tetapi akan dengan
rela hati membantu kita dengan berbagai cara ketika mengalami krisis dalam
hidup, iman, keluarga, karya dan lain-lain. (JD)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!