Lazimnya, di setiap sekolah-
sekolah pendidikan (SD- SMA) selain mata pelajaran yang biasa kita tahu seperti
Matematika, B.Indonesia, juga tersedia mata pelajaran yang disebut Penjas
(Pendidikan Jasmani). Rata- rata para siswa/i sangat menggemari mata pelajaran
yang satu ini. Adapun mata pelajaran ini memuat ilmu pengetahuan mengenai toeri
dan praktik dalam pengolahan raga dan tidak tidak ketinggaln juga pengolahan
jiwa, karena sejalan dengan ungkapan men
sana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa yang
sehat). dalam mata pelajaran ini siswa/I terlebih dahulu harus dibekali
pengetahuan secara teori akan salah satu topik pelajaran kemudian dilanjutkan
dengan praktek dari teori tersebut (misalnya, harus tahu dulu teori/ cara
menendang bola lalu dipraktekkan). Keberhasilan sebuah praktek tergantung
sejauh mana teori telah dipahami. Jika sudah diketahui teori maka tinggal
mempraktekkannya.
Dalam hidup sehari kadang ada
banyak orang yang pintar berkata- kata tetapi kosong dalam perbuatan. Misalnya,
ketika ada sebuah kumpulan rohani yang didalamnya anggota kelompok membicarakan
tentang saling memberi. Ketika ketua kelompok meminta sharing dari para anggota
kelompok, maka sungguh banyak yang berminat mau bersharing, bercerita panjang
lebar tentang topik tersebut. Tetapi sayangnya ketika ada orang yang minta
pertolongan padanya rupanya sungguh sulit untuk mempraktekkan apa yang ia
ketahui itu. Memang itulah kadang manusia. apa yang telah ia katakan/ affirmasi
belum tentu dapat ia jalankan. Ia hanya tahu secara teoritis namun nilil dalam
praktek (tidak selaras).
Tetapi setiap orang yang
mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang
bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan
datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan
hebatlah kerusakannya (ini adalah kata- kata Yesus sendiri). Bukan setiap orang
yang berseru- seru: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan
dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.
Injil Yesus pada hari ini
mengajak kita, supaya segala sesuatu yang baik, yang rohani, yang membangun
dapat juga kita laksanakan dalam hidup kita. Janganlah kita hanya militan dalam
berkata- kata (secara rohani) dalam teori tetapi nol dalam perbuatan. Sikap
demikian sama dengan sikap munafik. Apa yang kita katakan tidak kita hidupi. Maka
semoga dengan pesan Injil Yesus pada minggu Adven ini (masa penantian ini) kita
mau berubah pelan- pelan agar kerajaan Sorga itu dapat kita cecap dalam hidup
kita. Kita mohon bantuan dari Roh Tuhan agar membantu setiap niat dan usaha
yang mau kita buat. Mari kita berusaha menyeimbangkan antara teori dan praktek,
antara apa yang kita ketahui dengan yang kita lakukan. Semoga Amin.
Fr. Antonius
Sihotang OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!