Injil hari ini mengisahkan bahwa Yesus mengecam perbuatan demikian. Karena bagi Yesus yang terpenting adalah apa yang menjadi sumber bukan hanya apa yang nampak tetapi apa yang tidak kelihatan. Orang Farisi terlalu memerhatikan hal-hal lahiriah sehingga lupa akan hal yang paling penting yakni maknanya. Kecenderungan dalam hidup bermasyarakat di zaman ini dengan Orang Farisi di zaman Yesus tidak ada bedanya, selalu cepat mengambil kesimpulan dengan apa yang dilihatnya. Apa yang dipandangnya tentang kepribadian seseorang yang kurang baik dan dengan mudahnya mengambil kesimpulan bahwa orang itu jelek. Pikiran seperti itu yang dikatakan tidak mempertimbangkan matang-matang apa yang seharusnya di nilai. Jangan menilai dari apa yang dilihat tapi perlu belajar dan pendekatan apabila melihat hal-hal yang menurut pandangan kita kurang baik. Agar tidak dengan seenaknya kita menganggap diri orang lain itu tidak baik.
Kita mungkin sering mendengar lagu yang berjudul kabar untuk kawan dari seorang penyanyi yang tidak asing lagi bagi kita orang Indonesia, yakni Ebit G. Ad. Sepenggal syairnya yang mungkin berkesan bagi kita adalah tengoklah kedalam sebelum bicara. singkirkan debu yang masih melekat. singkirkan debu yang masih melekat. Sepenggal syair ini juga begitu dalam maknanya apabila kita renungkan baik-baik. Lagu ini bukan sebatas lagu saja, tetapi memberikan pesan yang begitu mendalam untuk kita, agar tidak mudah mengatakan orang lain tidak baik. Seharusnya kita juga melihat balik diri kita dan sesuaikan diri dengan apa yang dikatakan. Jangan asal bicara.
“kamu Orang-Orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan”. Kutipan injil ini yang dikatakan Yesus untuk menentang perbuatan Orang Farisi di zaman-Nya. Namun pesan-Nya sampai kepada kita saat ini, untuk tidak hanya menampilkan bagian luarnya saja. Tetapi kita harus bisa menampilkan diri apa adanya. Apa yang ada dalam diri harus kita tunjukkan yang sebenarnya apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan diri. Jangan bertopeng dengan menampilkan diri hanya supaya disenangi oleh orang lain. Orang akan merasa senang apabila kita menampilkan potensi diri yang sesungguhnya bukan yang dibuat-buat hanya untuk mendapat pujian. Amin.
Fr. Romualdus Manur OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!