Ketika jam kerja telah selesai, semua karyawan sudah pulang, dengan agak takut, wanita itu pergi menghampiri pemuda itu. Sore itu, mereka hanya tinggal berdua di rumah itu. Pemuda itu bertanya “Apakah semua pintu sudah ditutup sayang?” bingung dan takut itulah yang dirasakan wanita berparas cantik itu. Namun dengan gemetaran wanita itu menjawab “Semua pintu telah saya tutup, tinggal satu pintu lagi. Pintu apa itu sayang? Pintu menuju kepada Tuhan. Pintu itu selalu terbuka siang dan malam.”
Allah merindukan anak-anakNya mengalami kehidupan yang bahagia. Namun bagi banyak orang kebahagiaan yang dimaksud cenderung mengarah pada harta duniawi. Padahal harta kerap kali membuat manusia menjadi serakah dan ingin menguasai segalanya. Keserakahan menghambat manusia untuk memperoleh buah-buah rahmat (karunia). Kemanusiaan kita sering membuat kita tidak sadar diri. Kita bagaikan kapal tanpa nahkoda yang diguncang ombak di tengah lautan. Kita tidak tahu arah dan tujuan. Allah harapan yang menunjukkan arah bagi kita. Pintu Allah masih terbuka. Ia masih memberikan kesempatan bagi kita untuk berbalik (bertobat) kepadaNya. Berbalik dari segenap kebiasaan buruk yang pernah kita lakukan: korupsi, menipu, tidak jujur, serakah, iri hati, malas, pendendam, nafsu bejat, dan masih banyak lagi. Marilah melakukan yang baik di hadapan Tuhan. Itulah perjuangan dan tujuan hidup kita.
Fr. Bonaventura Tamba OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!