Dalam aturan orang Yahudi, hari Sabat merupakan hari di mana orang-orang tidak boleh melakukan aktivitasnya seperti biasanya pada hari-hari lain. Aturan ini harus dilaksanakan. Namun, pada bacaan Injil hari ini, dikisahkan bahwa Yesus melakukan mukjizat penyembuhan kepada orang yang dirasuki roh selama delapan belas tahun. Peristiwa ini membuat si perempuan tersebut menjadi bungkuk. Akibat dari tindakan Yesus ini membuat kepala rumah ibadat gusar. Mengapa Yesus ini melakukan hal itu pada hari Sabat? Inilah yang menjadi pertanyaa bagi kepala rumah ibadat. Padahal Yesus sendiri tahu bagaimana aturan pada hari Sabat. Dan rasanya ini juga merupakan menjadi pertanyaan bagi kita semua.
Bagi Yesus tidak ada aturan yang harus ditepati, melebihi dari hukum cinta. Apa gunanya aturan, kalau aturan itu tidak membawa orang pada keselamatan Allah. Memang benar aturan dibuat untuk mengarahkan manusia pada tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Tetapi adakalanya aturan yang ada itu hanya berupa ideologi-ideologi kosong tanpa alasan yang jelas. Yesus menunjukkan daya epikeianya. Epikeinya yang dimaksud di sini adalah melakukan suatu kegiatan, tindakan, cinta dan sebagainya yang sifatnya positif yang melampaui aturan yang ada. Kata ‘melampaui’ di sini bukan berarti menghilangkan aturan yang disepakati, melainkan maksud dari kata ‘melampaui’ di sini adalah perbuatan cinta. Yesus tidak menghilangkan aturan itu. Tetapi Yesus menyempurnakan aturan itu dengan melakukan hukum utama yaitu hukum cinta.
Cinta melebihi segalanya. Tidak ada perbuatan yang lebih mulai dibandingkan dengan perbuatan yang didasarkan pada cinta. Dalam hidup bermasyarakat pun hal ini maungkin pernah kita alami bahkan sering kita alami. Tetapi sebaliknya juga kita lakukan, yakni hidup tanpa menghargai aturan yang ada. Misalnya, kita bangsa melanggar aturan lalu lintas, yakni tidak berhenti walaupun ada lampu Merah sebagai tanda berhenti. Memang tidak salah melewati lampu merah apabila keadaan darurat. Tetapi, kita sering melanggarnya karena sok-sok darurat. Hal ini bukanlah maksud dari apa yang diajarkan oleh Yesus. Yesus melanggar aturan bukan karena alasan lain, kecuali karena alasan cinta, yakni menyelamatkan orang.
Fr. Matias Simanullang OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!