
Pengalaman manusiawi kita
menyatakan bahwa kadang kala kita tidak senang atau tidak suka dengan kelebihan
prestasi atau kesuksesan orang lain. Kita kadang mudah terbawa oleh rasa
cemburu dan iri hati terhadap keahlian seseorang. Begitulah kisah Yesus yang
kita dengarkan dalam Injil pada hari ini. Memang dari sebagian banyak orang
terpesona menyaksikan Yesus yang melakukan mukjizat dan juga keberhasilan Yesus
dalam mengusir raja setan yang disebut Beelzebul itu. Namun sebagian orang lagi
yang ada disekitar Yesus merasa jengkel dengan perbuatan mukjizat itu. Mereka tidak suka atau tidak senang melihat Yesus. Hasil dari kebaikan dan
keberhasilan Yesus memberi tuduhan dari orang banyak bahwa Yesus bersahabat
dengan setan, dan seolah-olah yang dilakukan Yesus adalah kejahatan. Namun
Yesus manjawab tuduhan dan mengatakan bahwa Dia mengalahkan kuasa
setan itu dengan kuasa Allah. Melihat keterangan yang diberikan orang banyak timbul pertanyaan apakah Yesus mungkin melakukan itu?
Padahal dari semua yang dilakukan Yesus tujuannya supaya kita
bertobat, dan melakukan hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Hendaknya
kita melakukan kebaikan dari pada kita mendukung kejahatan. Sebenarnya mengapa
orang tadi bisa dirasuki setan? Intinya hanya satu, disaat hati seseorang itu kosong dan hampa, akan mudah dimasuki
kejahatan. Hati yang kosong dari orang yang disembuhkan tadi dimasuki oleh setan
dan merusak jiwa orang tersebut. Oleh sebab itu, jangan kita biarkan hati kita
kosong dan tandus, kita hendaknya senantiasa mengisi hati kita dengan doa.
Dengan doa kehadiran kuasa Allah bekerja di dalam hati kita.
Fr. Yosafat Habeahan OFM Cap
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!