Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata- kata dengan baik. Menurut pemikiran seorang filsuf bahwa tujuan hidup manusia di dunia ini adalah mengalami kebahagiaan. Setiap manusia berlomba- lomba untuk mengejar kebahagiaan hidup. Misalnya, Sebuah kebahagiaan yang diharapkan manusia dalam hidup berkeluarga adalah memiliki keturunan, Kebahagiaan seorang pebisnis adalah tercapainya keinginan untuk meraih untung yang sebesar- besarnya dari usahanya sendiri, kebahagiaan seorang pendidik terletak pada keberhasilan anak didikannya. Namun tidak selalu apa yang kita inginkan itu dapat mendatangkan kebahagiaan tergantung pada usaha yang kita lakukan.
Dalam bacaan Injil pada hari ini ditampakkan bahwa Yesus melakukan suatu karya yang ajaib yang mendatangkan kebahagiaan bagi orang lain. Seorang yang tuli sekaligus bisu mengalami suatu keadaan hidup yang barangkali keadaan itu berada di luar keinginannya. Nampaknya kesempatan untuk menikmati indahnya dunia ini jauh di luar kemampuannya. Berkat bantuan orang sekitar, orang itu akhirnya di bawa kehadapan Yesus untuk meminta pertolongan. Tanpa berpikir panjang, Yesus menolong orang itu karena Yesus iba terhadap keadaan orang itu. Dalam kebersamaannya dengan Yesus, si sakit mengalami sentuhan ramhat Yesus pada saat itu. Yesus mau supaya orang itu sama seperti orang lain keadaannya. Pertolongan Yesus pun terjadi saat itu sehingga orang itu akhirnya dapat melihat indahnya dunia ini dan melalui mulutnya ia mampu berkata- kata dengan baik.
Setiap hari, setiap detik dan setiap saat Yesus bersama kita. Persoalannya adalah apakah kita sanggup melihat Yesus yang sedang bersama kita. Tentu kita tidak akan mampu melihat wajah Yesus yang sebenarnya hanya kita dapat merasakannya. Bagaimana hal itu terjadi? Kehadiran Yesus ketika bersama kita akan mendatangkan kebahagiaan. Yesus adalah kebahagiaan itu sendiri. Agar kebahagiaan itu hadir dalam hidup kita maka hendaknya kita mau berlari dan datang kepada Yesus agar segala ketulian dan kebutaan kita disembuhkannya. Dengan demikian kita tetap peka dan terbuka terhadap sapaan Yesus sehingga kita senantiasa memperoleh bagian yang terindah dalam hidup ini.
(Fr. Antonius Sihotang OFM Cap.)
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!