Senin, 9 September 2024, Biasa
1 Kor 5:1-8
Luk 6:6-11
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasa
n untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. (Luk 6:6-11)
n untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: “Bangunlah dan berdirilah di tengah!” Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?” Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus. (Luk 6:6-11)
Berbuat Baik Tiada Henti
Injil pada hari Sabtu yang lalu berkisah tentang pertanyaan sinis orang-orang Farisi kepada Yesus karena murid-muridNya dibiarkan memetik bulir-bulir gandum pada hari Sabat, dan tanggapan Yesus atas pertanyaan tersebut. Karena kebaikan hati dan kesadaran akan pengutamaan kasih dan kemanusiaan, Yesus membela tindakan para muridNya, dengan membiarkan para murid memetic bulir gandum dan memakanny,a sebab para murid lapar.
Dalam perikop Injil hari ini, Yesus kembali berhadapan dengan polemik Sabat di hadapan orang-orang Farisi. Yesus melihat bahwa ada seorang yang sedang mati sebelah tangannya sedang mengikuti pengajaranNya di rumah ibadat. Saat itu adalah hari Sabat, dan di situ ada orang-orang Farisi yang sedang mengamat-amati Yesus apakah Dia melakukan penyembuhan atau tidak pada hari itu.
Sangat mengagumkan dan menantang! Ternyata Yesus menyembuhkan orang sakit tersebut. Yesus benar-benar Putra Allah dan Mesias. Ia memilih untuk terus berbuat baik, tanpa takut akan dicela dan dicemoohkan atau dianggap sebagai penentang hukum Sabat oleh orang-orang Farisi. Yesus tidak takut bahwa namaNya diburuk-burukkan oleh orang-orang Farisi. Yang penting, Dia melakukan kebaikan, dan mewujudkan kehadiran Kerajaan Allah.
Lewat peristiwa ini, Yesus hendak mengajak kita untuk terus berbuat baik, tanpa henti, sekalipun kadang-kadang muncul hinaan atau mungkin tuduhan palsu atas perbuatan kita. Di kala kita berbuat baik, mungkin saja ada orang yang mencemoohkan kita dan mencipta opini buruk tentang kita. Mungkin juga orang akan menuduh kita sebagai orang yang cari muka atau melanggar aturan tertentu sekalipun tidak benar, karena mereka takut bahwa popularitas kita meningkat dan nama baik mereka semakin tenggelam. Sama seperti sikap Yesus, hendaknya kita tidak pernah takut untuk terus berbuat baik. Kita perlu terus membangun komitmen untuk berbuat baik, sekalipun mungkin ada orang tidak menghendaki perbuatan baik kita, entah karena cemburu atas yang kita tolong, ataupun terhadap diri kita. Yuk.. mari terus berbuat baik. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!