Selasa, 27 Agustus 2024, PW St. Monika
Sir 26:1-4.13-16
Luk 7:11-17
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. (Luk 7:11-17)
Doa dan Kasih Seorang Ibu Bagi Keluarga
Bukan tanpa alasan orang memberi ungkapan “Surga di telapak kaki ibu”. Secara umum ibu memiliki kasih yang sangat besar bagi keluarganya, secara khusus bagi anak-anaknya. Pada peringatan St. Monika hari ini, ungkapan “Surga di telapak kaki ibu” kembali hadir dalam batinku terdalam. Mengapa? St. Monika sungguh hadir sebagai pembimbing jalan ke surga bagi St. Agustinus anaknya. Agustinus awalnya hidup jauh dari jalan, dan sungguh tidak mengenal Tuhan. Hidupnya amat memprihatinkan. Namun, berkat Rahmat Tuhan dan doa tak henti-henti St. Monika ibunya, Agustinus akhirnya bertobat dan menjadi pengikut Kristus, bahkan menjadi uskup dan kemudian teolog dan pujangga Gereja kenamaan. Ungkapan “surga di telapak kaki ibu” pasti diamini oleh St. Agustinus, karena kasih dan doanya yang sangat besar bagi keluarga mereka, khususnya bagi St. Agustinus.
Dalam bacaan pertama hari ini, Sirakh menuliskan pujiannya bagi seorang suami dari istri yang baik. Kebahagiaan suami menjadi berlipat ganda karena peranan istri yang baik. Istri yang baik dipandang sebagai harta yang sangat indah, dan selalu menggembirakan suaminya. Begitulah Monika hadir bagi suaminya, Patrisius. Berkat doa dan kasih St. Monika, Patrisius, yang sebelumnya kafir, akhirnya bertobat menjadi pengikut Yesus. Berkat kasih dan doa St. Monika, Agustinus putranya, yang sebelumnya jauh dari Tuhan, akhirnya menjadi murid Tuhan dan pewarta iman akan Tuhan. St. Monika laksana matahari yang sedang terbit menyinari keluarga mereka hingga penuh sukacita, kegembiraan dan pengharapan.
Doa dan kasih seorang Ibu juga dapat kita renungkan lewat kisah tentang seorang janda di Nain, yang kehilangan anaknya karena meninggal muda. Sang ibu berada dalam kesedihan mendalam karena kematian putranya. Namun, ia dengan penuh iman dan kasih mendampingi anaknya. Syukur kepada Tuhan, ternyata belas kasih Tuhan lewat Yesus sang putra turun bagi sang ibu yang penuh kasih dan setia itu. Digerakkan oleh belas kasih, Yesus membangkitkan anak sang janda itu, sehingga bisa bangkit dan menjalani hidup normal kembali bersama dengan ibu dan keluarga lainnya. Sekalipun tidak sama, kisah pembangkitan putra sang janda ini, bisa dibandingkan dengan kisah St. Agustinus, yang seolah-olah sudah mati karena perilaku hidupnya yang buruk di mata Tuhan. Namun, sekali lagi, karena rahmat Tuhan, dan karena kasih dan doa St. Monika, Agustinus pun dibangkitkan untuk menjadi alat Tuhan mewartakan kerajaanNya.
Lalu, pesan apa yang bisa kita petik lewat bacaan hari ini bersama dengan misteri yang kita kenang lewat peringatan St. Monika? Pertama, bagi kaum ibu, agar terus bertekun dalam doa dan kasih setia membimbing keluarga (suami dan anak) sekalipun ada banyak kesulitan dan tantangan. Monika adalah teladan hidup untuk berkanjang menghadapi segala masalah dan tantangan hidup berkeluarga. Ia sungguh penuh iman, sabar dalam kesulitan, dan tekun dalam doa. Kedua, bagi para suami: agar membuka hati terhadap setiap pendidikan iman yang ditanamkan seorang istri. Para suami, dengan perasaan super dan sombongnya, kerap memandang remeh istrinya karena mengajak mereka untuk dekat pada Tuhan. Perlu disadari bahwa doa dan kelembutan para istri/ibu di dalam keluarga menjadi jalan Tuhan menghadirkan keselamatan. Ketiga, bagi para anak, agar membuka diri terhadap nasihat dan doa ibu. Sebab seorang ibu pasti selalu menghendaki kebaikan anaknya. Surga benar di bawah telapak kaki ibu, sebab Ia akan selalu memberi kasih dan doanya untuk anak-anaknya. Mari kita menghormati ibu kita selagi masih hidup, dan memberi yang tebaik baginya. Selamat memperingati St. Monika. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!