Rabu, 31 Juli 2024, PW St. Ignasius dari Loyola
Yer 15:10.16-21
Mat 13:44-46
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.” (Mat 13:44-46)
Berkorban Demi Mutiara Kerajaan Sorga/Allah Yang Sangat Berharga
Yesus datang ke dunia ini untuk mempromosikan pembangunan Kerajaan Sorga/Allah. Berbagai cara Yesus lakukan untuk menjelaskan penting dan mendesaknya pembangunan Kerajaan Sorga. Berbagai cara pula Yesus lakukan mendorong umat Allah yang diajari dan berjumpa denganNya agar antusias dan bersemangat untuk mengimplementasikan Kerajaan Sorga. Dalam perikop Injil kali ini, pada peringatan St. Ignasius Loyola, dalam pengajaranNya Yesus mengumpamakan Kerajaan Sorga sebagai mutiara yang sangat berharga. Karena sadar akan nilai dan harga mutiara, secara umum orang berlomba untuk memilikinya, entah sekedar investasi atau barang perhiasan untuk dinikmati kecantikannya. Demikian pun seharusnya menurut Yesus tentang Kerajaan Sorga. Karena Kerajaan Sorga merupakan harta yang sangat berharga dan bernilai yang berasal dari Tuhan, seharusnya umat Allah berjuang bahkan hingga berkorban untuk mewujudkannya. Bahkan semestinya, umat Allah rela menjual atau mengorbankan barang berharga yang lain demi Kerajaan Sorga. Bahkan, karena kecintaan akan Pembangunan Kerajaan Sorga, orang pun pasti ada yang rela meninggalkan keluarganya, sekalipun mendapat ancaman nyawa.
Warta Yesus tentang nilai mahal Kerajaan Sorga dan pengorbanan untuk menggapainya nyata dalam diri Nabi Yeremia sebagai penyambung lidah Allah terhadap bangsa Israel. Sebenarnya, hidup sebagai nabi sungguh berat bagi Yeremia, karena mengalami berbagai penolakan baik dari umat Israel maupun dari bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan. Sedemikian berat tugas itu, dengannya sang nabi terus mengalami penderitaan, sehingga nabi Yeremia terkadang ingin melarikan diri dari panggilan itu. Namun, sadar akan luhurnya tugas untuk membangun Kerajaan Sorga/Allah, dan keyakinan bahwa Allah menjadi pelindung dan kubu pertahanan yang kuat, menjadikan nabi Yeremia terus berani menjalankan tugas sebagai nabi.
Dalam kitab suci, ada sejumlah orang yang sungguh mengakui bahwa warta Kerajaan Sorga yang diwartakan Yesus benar-benar bernilai luhur, sehingga mereka berani meninggalkan harta dan keluarganya dan menjadi pengikut Yesus. Mereka berkorban karena nilai luhur Kerajaan Allah. Misalnya, kedua belas rasul. Dalam perjalanan Sejarah Gereja selalu ada juga tokoh yang tampil rela menjual dan meninggalkan segalanya demi pengembangan Kerajaan Sorga. Misalnya, St. Fransiskus Assisi. Dia rela meninggalkan kegemerlapan dunia dan harta kekayaan ayahnya demi pengembangan Kerajaan Sorga lewat gerakan pertobatan dalam semangat kemiskinan dan kedinaan. St. Ignasius Loyola, yang kita pestakan hari ini juga seorang murid Yesus yang rela mengorbankan segala kesenangan, kenikmatan dan harta dunia demi pengembangan Kerajaan Sorga lewat aktivitas misi.
Sekarang bagaimana dengan kita? Apakah kita sungguh sadar dan meyakini bahwa proyek pembangungan dan pengembangan Kerajaan Sorga merupakan suatu harta yang bernilai mahal dan luhur yang mesti kita perjuangkan? Semoga demikian! Sebagai buktinya, kita mesti terus terlibat dalam pengembangan proyek Kerajaan Sorga yang dicanangkan Yesus. Itu bisa kita konkritkan dengan semakin mencintai Sabda Tuhan, agar kita memahami kehendakNya. Kemudian kita semakin berjuang untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Sorga di dalam hidup harian kita, seperti cinta kasih, damai, dan keadilan. Di dalamnya terkandung kerendahan hati, yakni pengakuan akan kelemahan dan keterbatasan, sekaligus kepercayaan akan rahmat Allah. Selain itu, kita juga mesti belajar untuk memberikan belas kasih dalam semangat pengampunan kepada sesama. Dengan kekuatan cinta, damai, dan sikap adil, setan pun akan pergi. Ayo! Mari kita mencari mutiara Kerajaan Sorga, dan berusaha menjadikannya sebagai milik kita. Sekalipun mesti berkorban entah dalam waktu, tenaga, pikiran, pun materi, kita mesti berjuang untuk mewujudkan Kerajaan Sorga di keluarga, KBG, lingkungan, stasi dan komunitas masyarakat kita. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!