Selasa, 18 Juni 2024
1 Raj 21:17-29
Mat 5:43-48
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:43-48)
Mengasihi dan Mendoakan Musuh
Saudara-saudari terkasih, Yesus telah mengatakan bahwa Ia datang ke bumi ini bukan untuk menghapus Hukum Taurat, melainkan untuk menggenapinya. Dengan kata lain, Yesus datang untuk melengkapi nubuat dalam Kitab Suci /Taurat dan menyempurnakan Hukum Taurat.
Misi Yesus untuk menyempurnakan Hukum Taurat tampak nyata dalam perikop Injil hari ini. Ia meminta para murid dan pendengarNya untuk hidup sempurna seperti Allah Bapa di sorga sempurna. Kesempurnaan itu ditunjukkan dengan pemberian ajaran yang melampaui hukum-hukum manusiawi biasa seperti sekedar mengasihi sesama dan membenci musuh, dan menggantikannya dengan ajakan untuk mengasihi musuh, dan mendoakan orang yang menganiaya kita. Sesungguhnya, ajaran Yesus ini tidak mudah. Namun, bukan tidak mungkin. Dengan bantuan rahmat Allah, dan tekad untuk menghidupkan Kerajaan Surga, mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya kita bisa terwujud. Dan, Yesus sudah tunjukkan hal tersebut saat Ia tergantung di salib, di mana Ia mengampuni orang-orang yang menyalibkanNya. Banyak juga orang kudus yang telah menghidupinya. Sungguh mengagumkan! Benar-benar melewati segala aturan hukum Perjanjian Lama. Murid-murid Yesus harus memiliki kualifikasi yang lebih dalam hal mengasihi dibandingkan dengan orang-orang sekitar yang tidak mengenal Yesus.
Kini, pesan yang sama diberikan kepada kita. Kita harus memiliki nilai-nilai dan semangat kasih yang besar dan bergelora baik dalam perkataan maupun perbuatan. Nilai-nilai kasih tersebut kita kembangkan dengan memupuk hidup yang bebas dari sifat balas dendam dan kebencian, sehingga hidup kita dan dunia menjadi penuh sukacita, kehangatan dan damai. Yuk...kita mulai lagi. Tuhan memberkati! Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!