Yeh 17:22-24
Mzm 92:2-3.13-14.15-16
2 Kor 5:6-10
Mrk 4:26-34
Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. (Mrk 4:26-34)
Bekerja dengan tekun, ulet dan sabar, untuk Membangun Kerajaan Allah
Saudara-saudari terkasih, bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk belajar dari Tuhan Allah yang selalu bekerja dengan tekun, ulet dan sabar dalam menegakkan kerajaanNya di bumi ini. Allah selalu berkarya demi kebaikan, entah disadari atau tidak disadari oleh banyak orang. Dalam Injil, lewat perumpamaan tentang pertumbuhan benih yang di tabur di ladang, Yesus melukiskan tanda bahwa Allah Bapa selalu bekerja demi pertumbuhan kerajaanNya. Dalam karya itu Allah memang melibatkan manusia, yakni kaum pengolah / pembajak tanah dan penabur benih. Sesudah tanah diolah, dan benih itu ditaburkan, pertumbuhan biji benih ada dalam rahasia Tuhan. Perlahan tapi pasti, namun tidak bisa persis diikuti oleh manusia pengolah tanah dan penabur. Hari ini benih masih terkubur di tanah, beberapa hari kemudian sudah tumbuh. Tuhan pula yang memberi air, sehingga benih itu berkembang. Akhirnya benih menjadi pohon, menghasilkan buah, dan masak, lalu kemudian dituai. Sama seperti benih bertumbuh secara perlahan namun pasti dalam perlindungan Tuhan, demikianlah kebaikan bertumbuh dan kemudian menghasilkan kebaikan, bila diberi perhatian dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Dan di mana ada banyak orang yang peduli menaburkan atau menanam benih-benih kebaikan, akan semakin berkembang dan berlimpah pulalah kebaikan.
Dalam bacaan pertama, dari Kitab Yehezkiel, sang nabi juga menggunakan sebuah perumpamaan dari dunia tumbuhan untuk melukiskan perbuatan baik yang dilakukan oleh Tuhan terhadap bangsa Israel. Bangsa Israel dilukiskan sebagai tanaman yang ditanam oleh Tuhan dari bibit pucuk pohon aras yang tinggi, dan kemudian ditanam di atas gunung yang menjulang tinggi. Pohon aras berarti pohon dengan kualitas baik. Demikianlabh bibit bangsa Israel. Akhirnya, pohon itu tumbuh besar, berdaun lebat dan menjadi tempat tinggal segala macam burung dan unggas. Berkat pertumbuhan pohon aras baru (Israel), pohon (bangsa) di sekitar menjadi layu, kering dan mati. Ini hendak mengatakan bahwa Tuhan terus bekerja keras dan tanpa kenal lelah untuk membentuk Israel hingga menjadi sebuah bangsa yang besar, hingga berpengaruh kuat dan besar di antara bangsa sekitar. Bangsa Israel sedemikian besar dan mengagumkan karena karya besar dan ulet Tuhan, sehingga menjadi tangguh di hadapan bangsa sekitar.
Sedangkan dalam bacaan kedua (2 Korintus), Rasul Paulus berbagi tentang perlunya keuletan dan ketabahan dalam menjalankan karya kerasulan. Ada banyak soal dan tantangan yang dihadapi dalam menjalani tugas pewartaan Injil, entah itu dari dalam Gereja ataupun dari luar, namun karena berkat ketekunan dan ketabahan, semua tantangan akan dapat diatasi. Segala kebaikan pasti mendukung dan meneguhkan. Dan semuanya itu membawa Gereja bertumbuh dan berkembang.
Sekarang, kita semua murid Kristus diminta untuk terus berkarya dalam membangun Kerajaan Allah, atau melakukan kebaikan-kebaikan kepada semua orang di mana kita berada. Kita sadar bawa melakukan kebaikan tidak mudah. Kita pasti mendapat tantangan dari diri kita sendiri, dari komunitas, keluarga, dan Gereja sendiri, entah itu berupa sikap kritis dan pendapat. Kita juga akan mendapat tantangan dari luar. Kalau dari dunia pertanian, bisa kita ibaratkan dengan virus, hama, dan gulma. Namun, bila kita terus tekun, setia, ulet dan sabar mengerjakan kebaikan mulai dari hal-hal yang sangat kecil, hasilnya akan tampak juga. Kita tidak tahu kadang kapan kebaikan itu bertumbuh. Namun kalau terus digeluti pasti berhasil. Sekalipun kecil, harus kita mulai dan lakukan. Sebab dari kebaikan-kebaikan kecil akan muncul inspirasi untuk melakukan kebaikan yang besar. Kita mesti belajar dari ketekunan dan kesetiaan Tuhan sendiri dalam membimbing umat Israel dan kita sendiri. Selamat Hari Minggu. Tuhan memberkati. Pace e bene!
Pater Yoseph Sinaga, OFMCap.
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi Anda!